![]() ![]() ![]() ![]() /> |
[Fan Fiction] Please, Remember Me part 10
2012년 1월 29일 | 9:13 오전 | 0 star
Young Hee POV “ Kau duduk didekat jendela ya.” Pinta Yesung setelah kita masuk ke kereta. “ Ah, wae?” tanyaku. “ Sudahlah, duduk saja disana. Agar aku bisa menjagamu.” Serunya. Aku bisa rasakan kalau mukaku memanas waktu itu. Meskipun itu bukan pertama kalinya, namun tetap saja mukaku memanas saat dia bicara seperti itu. “ Kau lapar?” tanya Yesung. “ Kau sendiri?” tanyaku balik “ Sedikit.” Jawabnya. “ Kalau tidak salah, di gerbong paling belakang ada mini market. Coba kita kesana.” Seruku. “ Kau kuat jalan kesana?” “ Yesung sayaang. Yang sakit itu tangan kananku, bukan kakiku. Arasseo?” “ Aku tahu, tapi-“ “ Sudahlah, kita kesana berdua.” Potongku. Di mini market... “ Selamat datang.” Ujar penjaga kasir. “ Kau mau beli apa?” tanya Yesung. “ Emm, aku mau choco pie 4 buah dan susu rasa pisang.” “ Kalau begitu, kami beli 6 buah choco pie dan 2 susu pisang.” Seru Yesung pada penjaga kasir. “ Baiklah, totalnya 20ribu won.” Ujar penjaga kasir. Yesung pun langsung memberikan uangnya. “ Gamsahamnida.” Seru penjaga kasir itu. “ Ne.” Seru kami berdua. Setelah itu, kami langsung kembali ketempat duduk kami.” “ Ah keundae, tangan kananmu di gips. Kau tidak mungkin makan pakai tangan kiri bukan?” tanya Yesung khawatir. “ Aku tidak akan memakai tangan kiri untuk makan.” Seruku. “ Lalu?” tanya Yesung makin khawatir. “ Kau harus menyuapiku.” Seruku riang. “ Mwo?” “ Wae? Kau tidak mau?” “ Bukan begitu-“ “ Yasudah, kusuruh Dong Joon menyuapiku saja.” Potongku. “ Aissh, baiklah.” Mendengar jawaban Yesung yang terpaksa, aku hanya bisa tertawa kecil. “ Ja A~~” seru Yesung setelah membuka bungkusan choco pie. “ Aigoo, kau terlihat sangat terpaksa. Sini, kumakan sendiri.” Seruku sambil merebut choco pie darinya. “ Aniyo, gwenchana. Biar aku suapi.” “ Tidak, aku makan sendiri saja.” “ Kau bisa makan dengan tangan kiri?” “ Ah, gampang. Daripada kau terpaksa menyuapiku?” “ Bukannya terpaksa, hanya sajaa, ah bagaimana menjelaskannya.” “ Baiklah, jangan dibahas lagi.” Jawabku sambil memakan choco pie-ku. “ Ah, changkaman. Yeoboseyo?” seru Yesung sambil mengangkat telepon. “ Ah, benar saya yesung... Geurayeo? Jadi, benar dia pelakunya?... Ah, ne algesseumnida, gamsahamnida.” Seru Yesung lalu menutup teleponnya. “ Siapa yang telepon?” tanyaku. “ Polisi yang tadi.” Jawab Yesung sambil membelai rambutku. “ Polisi yang mana?” tanyaku. “ Ah, benar. Saat itu kau belum siuman. Tadi, ada polisi yang datang untuk menyelidiki kecelakaanmu.” “ Ah, begitu. Kau tidak makan?” “ Ini aku mau makan. Kau tidak mengantuk?” tanyanya sambil membuka bungkusan choco pie. “ Yaa, aku baru saja siuman. Secepat itukah aku mengantuk?” seruku sambil tertawa kecil. “ Kau, mengantuk?” tanyaku. “ Sedikit.” Serunya sambil tersenyum. “ Kalau begitu, kau tidur saja.” Seruku sambil tersenyum. “ Gwenchanayeo, aku tidak perlu tidur.” Jawabnya sambil memakan choco pie “ Tidak apa-apa, kau tidur saja oppa.” Paksaku. “ Benarkah?” tanya Yesung ragu. Akupun mengangguk. “ Kau tidur saja.” Seruku sambil membuka bungkus choco pie. “ Baiklah, aku tidur sebentar ya.” 5 menit kemudian, aku mulai merasa bosan. Choco pie-ku sudah habis, tinggal susu pisangku. Dengan susah payah aku membukanya, tetap saja aku tidak bisa. Aku berniat ingin meminta tolong Dong Joo, tapi dia juga sedang tidur. Terpaksa, aku mencobanya sekali lagi. Dengan susah payah, akhirnya aku bisa membukanya ^^. Aku meminum susu pisang-ku sambil memandang wajah Yesung. Tiba tiba saja, Yesung membuka matanya. “ Aissh, kau mengagetkanku.” Seruku. “ Aku tidak bisa tidur.” Jawabnya dengan nada manja. “ Kenapa?” “ Mollaseo. Yaa, kau menghabiskan semua choco pie-mu?” “ Hemm, wae?” “ Kau bisa membukanya sendiri?” “ Aniyo, tadi ada seorang Ahjumma membantuku untuk membukanya.” “ Jjinja?” “ Hemm.” Seruku sambil meminum susu pisang-ku. “ Perjalanan masih kurang 1 jam lagi.” Seru Yesung. “ Hemm, pasti membosankan.” “ Kau benar. Aku akan mencoba tidur.” “ Na do.” Seruku sambil memasukkan botol susu pisang-ku kedalam plastik sampah. “ Chagiyaa.” Serunya sambil menyuruhku untuk tidur di bahunya. Akupun langsung meletakkan kepalaku di bahunya. “ Goooood niiiighht.” Serunya. ............... 2 bulan kemudian... “ Mwo? Ke Handel and Greetel? Untuk apa?” tanyaku pada namja yang meneleponku. “ Arraseo. Ne? Tanganku sudah sembuh total kok. Baiklah, kutunggu disana yaa.” Seruku sambil mengakhiri teleponnya. Sekarang, sudah tidak akan ada yang menganggu hubunganku dan Yesung lagi. Si pengganggu hubungan, Park Hye Ri, sudah dimasukkan ke penjara Seoul. Awalnya dia ditahan di penjara Busan, namun dia dipindahkan. Kudengar, dia dihukum 2 tahun karena perbuatannya. Berarti, 2 tahun kedepan tidak ada yang mengganggu hubunganku dan Yesung lagi ^^. Aku sengaja duduk di teras cafe agar Yesung bisa melihatku. Kulihat mobil berwarna hitam parkir didekat cafe, sepertinya itu mobil Yesung. “ Oppa.” Seruku sambil melambaikan tanganku saat dia keluar dari mobilnya. Dia langsung berlari kecil kearahku. “ Kau sudah lama disini?” “ Sekitar 10 menit.” “ Ah, aku minta minummu.” Serunya sambil mengambil coffee blend yang tadi kupesan. “ Yaa.” Bentakku. “ Aku haus sekali. Mereka terus menerus menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang pembuatan iklan di Busan dan perkembangan-“ “ Arraseo arraseo, tidak usah dilanjutkan.” Potongku. “ Hahaha, aku lupa kalau kau benci dengan hal hal yang berurusan dengan bisnis. Keundae, bukannya kau punya sebuah butik?” “ Itu bukan milikku, itu milik eonni-ku. Aku hanya mendesain baju dan menaruhnya di butik eonni-ku. Lalu, eonni-ku dan partnernya yang mengurus masalah keuangan dan pemasaran.” “ Jadi, kau hanya menaruh desainmu dan menerima uang hasil penjualan?” “ Hemm.” “ Sampai kapan kau akan seperti ini?” “ Mollaseo. Mungkin, sampai aku punya anak.” Seruku sambil tersenyum. “ Ah iya, aku baru ingat. Nanti malam, kau makan malam dirumah kami ya.” “ Mwo? Tapi eomma-mu masih membenciku.” “ Gwenchana, aku sudah bilang padanya.” “ Jjinja?” “ Ne.” ............ Author POV Mereka sudah berada didepan rumah keluarga Yesung. Young Hee sempat ragu untuk masuk, namun Yesung meyakinkannya. Akhirnya, Young Hee pun mau. Setelah memasukkan password rumah, Yesung langsung membuka pintu rumahnya. “ Aku pulang.” Seru Yesung. “ Waah, uri Yesung sudah pulang. Mana teman yang kau bicarakan kemarin.” Sambut ibu Yesung dengan hangat. “ Annyeong haseyo, omonim.” Seru Young Hee. Saat itu juga, raut muka ibu Yesung langsung berubah masam. “ Yaa, untuk apa kau kesini.” Bentak ibu Yesung. “ Eomma, aku yang membawanya kemari.” Bela Yesung. Mendengar ada keributan, ayah Yesung dan adiknya, Jong Jin, langsung berlari dan melihat apa yang sedang terjadi. “ Tapi kenapa harus dia Yesung? Kau tahu, dia yang menyebabkan kau mengalami kecelakaan.” Seru ibu Yesung. Tiba tiba saja, Young Hee sedikit syok mendengar kata-kata ibu Yesung. “ Apa tidak boleh, aku membawa yeoja yang kucintai kerumahku sendiri?” seru Yesung. “ Oppa, gwenchana. Aku akan pulang sekarang.” Seru Young Hee sambil memegang tangan Yesung. “ Aniyo Young Hee. Karena kau sudah ada disini, kau harus makan malam dengan kami.” Seru ayah Yesung hangat. “ Yeobo.” Bentak ibu Yesung pada suaminya. “ Kita bahas ini nanti. Young Hee, lepas sepatumu dan pakai sandal rumah kami.” Seru ayah Yesung. “ Ne, algesseo.” Jawab Young Hee sambil melepas sepatunya. .......... “ Gamsahamnida, karena sudah mengijinkanku untuk makan malam disini.” Seru Young Hee sambil membungkuk. “ Young Hee-ah, jangan pulang dulu. Appa, Eomma, ada yang ingin kukatakan pada kalian.” “ Baiklah, mari kita bicarakan di ruang tamu.” Ajak ayah Yesung. Setelah sampai di ruang tamu, mereka langsung duduk dan mendengarkan apa yang ingin dibicarakan oleh Yesung. “ Appa, Eomma.” Seru Yesung sambil mendekat ke ayah dan ibunya. Tiba tiba saja, Yesung langsung berlutut didepan orang tuanya. “ Ijinkan aku menikah dengan yeoja yang kucintai.” Seru Yesung. To Be Continue...... 라벨: Fan Fiction, Romance, Super Junior, Yesung [Fan Fiction] Please, Remember Me part 9
2012년 1월 16일 | 5:30 오후 | 0 star
Yesung POV “ Chagiya, mianhae.” Seruku sambil terus mengejarnya. Namun dia tidak mendengarkanku dan terus berjalan, dia berjalan kearah mobilku. Aku terus memanggilnya, namun dia tetap menghiraukanku. Saat dia menyeberang, entah mengapa aku hanya berdiri ditepi jalan dan terus memanggilnya, bukannya menyusul Young Hee. Aku berhenti memanggilnya setelah aku melihat sebuah mobil melaju sangat kencang kearah Young Hee, dan mobil itu menabraknya hingga dia terjatuh. “ ANDWAEE~” Seruku. Aku langsung berlari kearah Young Hee. Entah mengapa, aku tiba-tiba mengambil Hp-ku dan mengambil foto mobil yang tadi menabrak Young Hee. Meski aku mengambil foto dari belakang, hasilnya sangat jelas bahkan nomor polisi mobil itu bisa terlihat. “ Young Hee-ah, gwenchana. Young Hee-ah ireonara, jebal. Young Hee-ah.” Seruku sambil memangku kepalanya, tanpa kusadari air mataku menetes. Lalu, tiba-tiba saja dia membuka matanya. “ Oppaa.” Serunya lirih sambil tersenyum. Namun, senyuman itu lama-lama memudar dan matanya kembali menutup perlahan. “ Young Hee-ah, andwae. Ireonara, Young Hee-ah, Jebal.” Tangisanku makin menjadi karena Young Hee tidak mau bangun. “ Tuan, ada apa ini?” tanya seorang namja padaku. Sepertinya, dia warga sekitar. “ Kekasihku, seseorang menabraknya dengan mobil tadi.” Jawabku. “ Aku akan telepon ambulans dan polisi.” Seru namja itu. Sekitar 10 menit setelah namja itu menelepon ambulans dan polisi, mereka datang ke tempat kejadian. 4 namja dari rumah sakit langsung turun dari ambulans dan mengeluarkan kasur lipat mereka untuk membaringkan Young Hee dan membawanya kerumah sakit. Setelah meminta bantuan ke polisi dan memberi mereka nomor teleponku, aku langsung masuk ke ambulans dan duduk disamping Young Hee. “ Young Hee-ah, bertahanlah. Kumohon bertahanlah.” Seruku sambil terus memegang tangannya. ............... “ Tangan kanannya hanya sedikit retak, dan luka dikepalanya tidak terlalu serius. Hanya saja, dia belum siuman sekarang. Bersabarlah.” Kata dokter padaku. “ Ne, gamsahamnida.” Seruku. Lalu, aku duduk dikursi yang ada disebelah kanan kasur Young Hee. Aku memandang Young Hee yang terbaring lemah dikasur. Tangan kanannya yang retak, sudah dipasang gips. Luka dikepalanya juga sudah diperban. Aku hanya perlu menunggunya siuman. “ Hyung, siapa yang kecelakaan.” Seru seorang namja dengan nada ketakutan. “ Ah, Dong Joon-ah, bagaimana kau tahu?” tanyaku. “ Aku melihatnya di televisi, ah apa temanmu yang kecelakaan?” tanya Dong Joon sambil menunjuk kearah Young Hee. “ Dia kekasihku.” Jawabku. “ Mwo? Lalu, bagaimana dengan Hye Ri?” “ Hye Ri?” “ Bukannya kau berpacaran dengannya.” “ Siapa yang menyebarkan gosip seperti itu?” “ Itu bukan gosip, Hye Ri yang memberitahuku. Ah, bukan hanya aku, semua karyawan di tim pemasaran sudah tahu kalau kau kekasihnya.” “ Aissh, gie yeoja. Dong Joon-ah, kuberitahu. Dia adalah kekasihku yang sebenarnya.” “ Tapi kenapa kau tidak pernah cerita padaku?” tanya Dong Joon. “Aku, baru mengingatnya kemarin.” “ Bagaimana bisa? Ah, jangan-jangan karena kecelakaanmu waktu itu.” “ Sepertinya iya.” “ Tapi, kalau dia kekasihmu, kenapa kau tidak mengingatnya? Sepertinya, saat kau gegar otak dulu, dia tidak menjengukmu sehingga kau tidak mengingatnya.” “ Mungkin.” “ Aigoo, kekasih macam apa itu? Meninggalkan kekasihnya dirumah sakit.” “ Alasan dia tidak menjengukku mungkin karena orang tuaku memindahkanku kerumah sakit yang ada di Cheonan.” Jawabku. “ Ah, mungkin saja. Tapi lebih baik setelah dia sadar, coba kau tanya alasannya.” Pinta Dong Joon. “ Arasseo, aku akan tanyakan dia nanti.” Seruku. Tiba-tiba saja, ada 2 orang polisi datang kearahku. “ Apa benar anda Yesung sshi?” tanya salah satu polisi. “ Ne, ada yang bisa saya bantu?” tanyaku. “ Bisa beritahu kami ciri-ciri mobil yang menabrak teman anda?” “ Ah, aku sempat mengambil fotonya tadi.” Akupun langsung mencari fotonya di folder foto yang ada di Hp-ku dan menunjukkannya pada polisi itu. “ Cogiyo, boleh aku melihat fotonya?” tanya Dong Joon. Tiba-tiba dia syok melihat fotonya. “ Dong Joon-ah, waeyo?” tanyaku. “ Bukannya, ini mobil kantor yang kupinjamkan ke Hye Ri?” “ maksudmu Park Hye Ri bagian pemasaran?” tanyaku memastikan. “ Tentu saja. Pagi ini, dia pergi ke kantor untuk meminjam mobil. Kebetulan, aku sempat mengingat plat nomor mobil yang dipinjamnya.” “ Kau tidak berbohong kan?” tanyaku. “ Untuk apa aku berbohong disaat genting seperti ini, hyung?” “ Baiklah, kami akan menyelidiki dia. Apa salah satu dari kalian ada yang punya nomor teleponnya?” tanya polisi itu. Lalu, Dong Joon langsung memberikan nomor telepon Hye Ri pada polisi. “ Gamsahamnida. Kami akan menyelidik yeoja bernama Park Hye Ri itu. Terima kasih atas kerja sama kalian.” Seru polisi itu sambil membungkuk. Aku dan Dong Joon langsung membalas bungkukkan mereka. Lalu, aku kembali duduk dikursi. “ Dong Joon-ah, gomawo.” “ Kau memang harus berterima kasih padaku. Tapi, kau harus mentraktirku minum kalau aku sudah kembali ke Seoul sebagai tanda terima kasih.” “ Aku akan mentraktirmu 1 botol soju nanti.” Seruku sambil tersenyum. “ Yaa, hyung! Sifat pelitmu tidak berubah.” “ Aku hanya bercanda, aku akan mentraktirmu sampai kau mabuk nanti.” “ Kupegang janjimu hyung. Keundae, kemarin kau menyuruhku pergi untuk membeli baju untuk yeoja ini?” tanya Dong Joon. “ Tentu saja, tidak mungkin aku yang memakainya.” “ Kupikir, kau mau memakainya. Aku bahkan sudah berpikir bagaimana kalau kau yang memakainya, hyung.” “ Yaa, tidak mungkin aku yang memakainya.” “ Hahaha, aku hanya bercanda hyung. Kau tahu, aku susah payah mencari gaun ini. Tapi sekarang, gaun ini kotor terkena bercak-bercak darah.” “ Kau benar. Tapi, bukankan dia terlihat manis sekali memakai gaun ini?” “ Ne. Dia manis dan cantik sekali, dia tidak cocok untukmu hyung.” “ Yaa, cari yeoja-mu sendiri.” “ Hyuung, aku hanya bercandaa.” Seru Dong Joon dengan nada manja. “ Ah, hyung, bukannya keretamu berangkat jam 11? Ini sudah jam 1.” “ Ah, kau benar. Bagaimana ini? Apa kami harus pulang besok?” tanyaku sambil memikirkan bagaimana aku dan Young Hee kembali ke Seoul. “ Hyung, kebetulan. Sebenarnya hari ini aku, Gi Kwang, dan Jae Joong akan kembali ke Seoul hari ini. Hajiman, Gi Kwang dan Jae Joong tidak bisa pulang karena ada yang harus dikerjakan. Kau dan kekasihmu bisa mengambil tiket mereka.” “ Jjinja? Aku boleh mengambilnya?” “ Tentu, daripada mereka harus membuang tiketnya. Tapi, keretanya jam 5 sore. Kau mau?” “ Gwenchana, yang penting aku dan Young Hee bisa kembali ke Seoul.” “ Baiklah. Biar kutelepon mereka dulu ya.” “ Ne, gomawo Dong Joon-ah.” “ Aku kan temanmu yang sangat baik hati.” Serunya sambil mencari kontak di Hp-nya. “ Yaa, rasa percaya dirimu makin lama makin besar saja.” “ Harus itu.” Seru Dong Joon tersenyum. Sambil menunggu Dong Joon yang sedang menelepon, aku memandang kearah Young Hee, cukup lama aku memandang kekasihku yang sedang terbaring. Air mataku hampir jatuh karena melihatnya terbaring tak sadarkan diri, tapi aku bisa menahannya. “ Chagiyaa, ireonara. Jebal.” Seruku pelan. Dan tiba-tiba saja, Young Hee membuka matanya. “ Ah, chagiya. Untunglah kau siuman.” “ Oppa.” Serunya lirih. “ Ne.” “ Aku haus.” “ Mwo?” seruku sedikit syok. “ Ah, kau haus?” aku bingung, kemana aku harus membeli minuman. Tapi, tiba-tiba saja mataku tertuju pada botol minuman dimeja sebelah kiri kasur Young Hee. Aku langsung mengambilnya dan membantu Young Hee untuk meminumnya. “ Ahh, rasanya aku hidup kembali.” Serunya. “ Tapi, kenapa kau tiba-tiba bangun saat aku memanggilmu?” tanyaku. “ Sebelumnya aku bermimpi aneh, tapi aku tidak bisa mengingatnya. Lalu aku mendengar seseorang memanggilku, dan aku berjalan menuju arah suara itu. Dan ternyata, sumber suara itu berasal dari sebuah pintu. Tiba-tiba saja, pintu itu terbuka dan kau ada disana. Kau tersenyum padaku dan menyuruhku untuk bangun, dan akupun mengangguk. Saat itu juga, sinar yang ada dibelakangmu makin lama makin menyilaukan dan tiba-tiba saja aku terbangun. Aneh bukan.?” Tanyanya sambil berusaha untuk duduk “ Ya, memang aneh. Tapi untunglah kau sudah sadar.” Seruku riang sambil membantunya untuk duduk. “ Hyung, mereka mau memberikan tiketnya padamu.” Seru Dong Joon setelah dia memutus teleponnya. “ Ah, untunglah. Gomawo.” Seruku lega. “ Ah, kau sudah bangun. Annyeong haseyo, namaku Kang Dong Joon.” Seru Dong Joon sambil membungkuk “ Ah, annyeong haseyo. Namaku Kang Young Hee.” Jawabnya sambil membungkuk. “ Young Hee-ah, dia temanku. Dia yang sudah membantuku membelikan baju untukmu. “ Ah, jeongsohamnida, baju ini jadi kotor. Padahal kau sudah susah payah membelikannya.” Serunya dengan nada menyesal. “ Ah, gwencahanayeo. Lagipula, kau bisa menghilangkan bercak nodanya dengan membawanya ke laundry.” Kata Dong Joon. “ Geuraeyeo?” tanya Young Hee. “ Tentu saja. Meskipun nanti tidak bersih sempurnya, tapi bekasnya tidak terlalu jelas nantinya.” “ Ah, gomapseumnida.” Seru Young Hee lagi sambil membungkuk. “ Yaa yaa yaa, kalian berbicara seperti itu seakan-akan aku tidak ada disini.” Ketusku. “ Oppa, tentu saja aku menganggapmu ada.” Kata Young Hee. “ Ah, hyung. Sekarang hampir jam 3, kau tidak siap-siap?” tanya Dong Joon. “ Ah, eotteokhe? Barang-barang kami ada dimobil, sedangkan mobilnya tadi tidak kubawa kesini.” “ Hyung, kau harus berterima kasih lagi padaku. Tadi aku kesini membawa mobilmu.” “ Bagaimana bisa?” “ Kebetulan, aku tahu berita tentang kecelakaannya saat aku di supermarket dekat Busan Tower. Akupun langsung ke tempat kejadian dan kulihat mobilmu ada disana. Jadi kuputuskan untuk membawanya kesini menggunakan kunci gandamu.” “ Kau mencuri kunci gandaku?” “ Bukannya kau yang menyuruhku untuk menyimpan kunci gandamu?” “ Ah, benar juga. Bagaimana bisa aku melupakannya?” “ Mungkin karena faktor umurmu, hyung.” Goda Dong Joon. “ Yaa, kheumanhae. Hajiman, Young Hee baru saja siuman. Apa dia kuat kalau kita pulang sekarang.” Seruku sambil memandangnya. “ Gwenchanayeo oppa, aku sudah baikan?” “ Kau yakin?” tanyaku untuk memastikannya. “ Tentu saja.” To Be Continue...... 라벨: Fan Fiction, Romance, Super Junior, Yesung [Fan Fiction] Please, Remember Me part 8
2012년 1월 13일 | 6:34 오후 | 0 star
Yesung POV Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Aku ingat, direktur Lee kemarin menyuruhku mengambil data dikantor cabang dan memberikan kepadanya saat aku kembali ke Seoul –tapi aku lupa mengambilnya kemarin. Tapi ini masih jam 6, kuputuskan untuk pergi ke kantor cabang sekitar jam 7. Setelah nyawaku kembali 100%, aku berjalan menuju kamar mandi untuk segera mandi. Keluar dari kamar mandi, kulihat Young Hee masih tertidur pulas dikasur. Tidak kusangka, dia lebih cantik jika sedang tidur ^^. Aku ingat, Young Hee pernah bilang kalau dia tidak suka minum air putih setelah bangun tidur –dia bilang, mulutnya terasa aneh kalau minum air putih setelah bangun tidur. Jadi, kuputuskan untuk membuatkannya teh pagi ini. Setelah kumasukkan air kedalam pemanas air yang tersedia, aku mulai menuangkan 1 bungkus gula dan membuka kemasan teh celup. Setelah airnya sudah mendidih, kutuangkan air panas kedalam gelas dan mengaduknya. Hampir 7.30, kuputuskan untuk membangunkannya. Sebenarnya aku tidak tega membangunkannya sekarang, tapi aku juga tidak tega meninggalkannya saat dia tidur. Lebih baik, aku membangunkannya. Kubawa teh yang sudah kubuat menuju kasur tempat Young Hee tidur. Kuletakkan tehnya dimeja sebelah kasurnya, lalu kubelai pipinya. “ Chagiya, ayo bangun.” Seruku pelan. Dia mulai membuka matanya perlahan, dan mulai tersenyum melihatku. “ Ayo, minum teh dulu.” Pintaku. Dia langsung mengangguk dan mencoba untuk duduk. Setelah dia duduk, kuberikan teh padanya. “ Hati hati, panas.” Seruku. Namun, dia hanya tertawa mendengar ucapanku. “ Jam 7, aku harus kembali kekantor. Aku lupa mengambilnya kemarin. Setelah ini, aku akan mengambilnya.” “ Kau sudah mandi?” tanyanya. “ Tentu saja. Begitu aku kembali, kau harus sudah mandi.” Jawabku. “ Sudah sarapan?” tanyanya lagi. “ Kita akan sarapan bersama nanti.” Tanpa bilang apapun, Young Hee menaruh tehnya dan turun dari kasur untuk mencari tasnya. Setelah dia tahu tasnya dimana, dia mengambil sesuatu dan memberikannya padaku. “ Makan ini. Setidaknya ini bisa menahan laparmu.” Seru Young Hee dengan raut muka polos sambil memberiku 2 biskuit kemasan. Aku langsung menerimanya dan berdiri dihadapannya. “ Gomawo.” Seruku. “ Ayo cepat pergi. Saat kau kembali, kau akan melihatku menjadi gadis yang cantik.” Pintanya riang. Sepertinya nyawanya sudah 100% kembali padanya ^^. “ Oya, aku sudah siapkan baju dilemari. Kau pakai ya.” Pintaku. “ Arasseo arasseo. Cepat pergi.” Serunya. “ Yaa, kau mengusirku?” tanyaku dengan nada bercanda. “ Ne, aku mengusirmu. Cepatlah.” “ Baiklah, Kanda!” seruku. .................... Young Hee POV “ Baiklah, Kanda!” serunya sebelum pergi meninggalkanku. Begitu dia pergi, aku langsung menghabiskan tehku dan mengambil baju yang dimaksud Yesung. “ Omo, ada surat diatasnya.” Chagiyaa.. Dress ini manis bukan? Sengaja kupilih warna soft pink karena aku yakin, kau pasti cantik sekali kalau memakainya. Tapi, aku tidak tahu apa kau suka dengan modelnya. Karena bukan aku yang memilihnya, hihi. Dibawah juga ada sepatu yang kupilih untukmu. Coba lihat kebawah ^^ Akupun langsung melihat kebawah.. Chagiyaa ^^ Aku memilihkanmu stileto yang senada dengan dressnya, soft purple! Semoga kau menyukainya ^^. Kiss and Hug Yesung ^o^ “ Oppa, gomawo. Keundae, kapan dia membelinya?” tanyaku pada diriku sendiri. Setelah kuambil baju itu, aku pergi kekamar mandi untuk mandi. Sekitar 20 menit aku mandi, lalu kukenakan dress pemberian Yesung. Dia benar, aku terlihat cantik sekali ^^. “ Ini sudah jam 7.30, apa dia masih lama?” tanyaku. Setelah itu tiba-tiba Hp-ku berbunyi. “ Yeoboseyo, ahh Yesung oppa.. kau sudah ada didepan lobby.. baiklah, aku kesana. Teleponnya kututup ya.” Setelah itu, aku langsung mengenakan stileto dari Yesung dan pergi menuju lobby. ............. Yesung POV “ Oppa!” teriak seorang yeoja. Spontan, aku langsung menoleh kearah suara. Young Hee rupanya. Sudah kuduga, dia pasti cantik sekali memakai baju itu ^^. “ Kenapa kau menyuruhku kesini?” tanyanya. “ Sekarang hampir jam 8, sedangkan kereta kita berangkat jam 11. Bagaimana kalau kita keliling kota Busan.” “ Aah, mauu. Sudah lama aku tidak jalan-jalan. Jadi, kau menyuruhku kesini untuk mengajakku jalan-jalan?” “ Tentu saja. Tapi sebelumnya, kita makan dulu. Katanya disekitar sini ada restoran yang khas. Kita makan disana ya.” “ Apa jam segini sudah buka?” tanyanya. “ Tadi aku tanya ke temanku. Katanya, jam 7 sudah buka kok.” Jawabku. “ Kalau begitu, ayo sekarang kita kesana.” Ajaknya sambil menarikku. ............. Young Hee POV “ Ahh, kenyang sekali.” Seruku setelah kami kembali kemobil. “ Sekarang kita mau kemana?” tanya Yesung. “ Busan Tower, bagaimana?” tawarku. “ Baiklah.” Serunya sambil menyalakan mesin mobilnya. ............... “ Ah, itu dia. Busan Tower.” Seru Yesung sambil tetap menyetir. “ Ah, benar.” Seruku riang. “ Tapi, Busan Tower ada dikanan jalan. Kita parkir disini saja.” “ Parkir disana saja. Biar nanti kita tidak usah menyeberang lagi.” Pintaku. “ Tapi jalannya terlalu ramai. Sudahlah, kita parkir disini saja.” Seru Yesung. “ Baiklah.” Seruku kecewa. Akhirnya aku dan Yesung keluar mobil lalu menyeberang ke kanan jalan untuk melihat Busan Tower. “ Huwaa, indah sekali disini.” Seruku. Aku baru sadar kalau Yesung pergi dariku. Kau dimana oppa? Baru saja aku ingin mengambil Hp-ku untuk meneleponnya, ada gelembung-gelembung sabun datang kearahku. Kulihat orang yang meniupkan gelembung sabun kearahku. Yesung oppa?! “ Oppa, kau tadi kemana?” tanyaku. “ Tadi aku membeli ini. Aku tahu kalau kau suka gelembung sabun, kau mau coba?” tawar Yesung. “ Sini, biar aku yang meniupnya.” “ Kau meniupnya sambil duduk disana saja.” Pintanya sambil menunjuk salah satu bangku yang ada disana. Akhirnya kami berdua duduk disana. “ Aku senang sekali melihatmu meniupkan gelembung.” Serunya. “ Wae?” tanyaku sambil meniup gelembung. “ Kau terlihat gembira sekali kalau sedang meniup gelembung. Melihatmu gembira, aku juga ikut gembira.” “ Berarti, kalau aku tidak meniup gelembung, aku tidak terlihat gembira?” tanyaku dengan nada sedikit membentak. “ A-ani. Bukan begitu maksudku.” Tanpa mendengar penjelasan Yesung, akupun langsung meletakkan botol gelembung sabun dan pergi meninggalkannya. Karena aku bingung kemana aku harus pergi, kuputuskan untuk kembali ketempat kami memarkir mobil. Setelah aku melihat kekanan dan kekiri untuk memastikan jalanan sepi, aku langsung menyeberang. Yesung sempat memanggilku, tapi aku pura-pura tidak mendengarnya dan terus berjalan. Saat aku berada ditengah jalan, kulihat sebuah mobil putih melaju kencang kearahku. Belum sempat aku menghindar, mobil itu sudah menabrakku dan membuatku terjatuh ketepi jalan. To Be Continue.... 라벨: Fan Fiction, Romance, Super Junior, Yesung [Fan Fiction] Please, Remember Me part 7
2012년 1월 12일 | 6:28 오후 | 0 star
“ Nuguyeo?” tanyaku pada yeoja itu. “ Ah, Park Hye Ri imnida. Aku kekasihnya Yesung oppa.” Aku syok sekali mendengar ucapan yeoja itu. Park Hye Ri? Bukannya dia yeoja yang dibicarakan Yesung dimimpiku? “ Kau siapa?” tanya Hye Ri. “ Kang Young Hee. Aku temannya Yesung sshi.” Jawabku bohong. Yesung sangat syok mendengar jawabanku. “ Ahh, jadi kau yang bernama Kang Young Hee.” ‘ kenapa dia bisa tahu namaku?’ pikirku dalam hati. “ Hye Ri, cepat kembali.” Pinta Yesung “ Oppa.” Seru Hye Ri manja. “ CEPAT KEMBALI.” Kali ini, Yesung benar-benar marah. Akhirnya, Hye Ri pergi dengan terpaksa dan memandangku sinis. “ Chagiya, kenapa kau berbohong?” “ Berhenti memanggilku chagiya. Lagipula, kalau aku juga mengaku sebagai kekasihmu, masalahnya akan semakin besar.” “ Kau percaya dia adalah kekasihku? Dia hanya Hoobae-ku, tidak lebih. Dia saja yang menganggap ini berlebihan.” “ Lalu? Kenapa kau tidak kenalkan aku padanya? Kau malah menyuruhnya pergi.” Yesung hanya termenung dan tidak menjawab apapun. Karena aku kecewa dengannya, aku langsung meninggalkannya. Tapi, tangannya memegangku dan berharap aku tetap disini. “ Kita akan jelaskan semuanya nanti malam padanya. Sekarang, kita ganti baju dulu.” Jawabnya. Dia langsung mengajakku kehotel tempat dia menginap. “ Kau tidak jadi mengembalikan ini semua kan?” tanyanya dengan nada bercanda sambil mengarahkan box itu padaku. Tapi aku tidak menjawabnya. Rasanya aku ingin menangis dan memukulinya, tapi aku harus menahannya sekarang. Young Hee-ah be strong! ............... Aku dan Yesung menunggu Hye Ri di salah satu cafe yang ada di hotel itu. Semoga saja Yesung tidak bohong, semoga saja mereka hanya sebatas teman. “ Ah, mianhae oppa karena aku terlambat. Oh, Young Hee sshi.” Seru Hye Ri setelah mengetahui keberadaanku, dan dia masih memandangku sinis. “ Annyeong haseyo.” Jawabku. “ Oppa, kenapa kau mengajakku bertemu?” tanya Hye Ri riang. “ Hye Ri, aku ingin mengenalkan dia.” Seru Yesung sambil merangkul pundakku. “ Aku sudah tahu dia. Namanya Young Hee, dia temanmu. Berhentilah merangkulnya!” pinta Hye Ri. “ Apa aku tidak boleh merangkul kekasihku sendiri.” “ Oppa, tapi aku kekasihmu!” seru Hye Ri. “ Kapan aku memintamu menjadi kekasihku?” tanya Yesung “ Jadi oppa, selama ini kau mengajakku makan bersama, jalan jalan-“ “ Kita pergi karena membicarakan masalah pekerjaan.” “ Tapi kamu juga sangat memperhatikanku. Ingat saat ada seseorang yang hampir menabrakku?” “ Aku hanya mencoba melindungi Hoobae-ku, apa itu salah?” “ Oppa..” Aku hanya terdiam melihat mereka saling adu mulut. Sebenarnya aku senang Yesung membelaku, namun aku juga kasihan pada Hye Ri. “ Apa karena yeoja ini, makanya kau bicara seperti itu?” tanya Hye Ri sambil melihatku. “ Ini tidak ada hubungannya dengan Young Hee.” Jawab Yesung. “ Kalau memang dia kekasihmu, mengapa dia tidak menemanimu di Cheonan saat kau sakit? Kudengar, dia juga yang menyebabkan kecelakaanmu oppa.” Tanya Hye Ri. Mataku langsung terbelalak mendengar ucapan Hye Ri. “ Ini sama sekali bukan salahnya, arasseo.” Bela Yesung. “ Baiklah, aku menyerah. Sampai mati, mungkin hanya dia yang kau bela, oppa. Tapi setidaknya jangan yeoja ini.” ‘ ini bocah minta dihajar ya?’ batinku. “ Meskipun umurku dan dia sama, tapi sepertinya aku lebih dewasa darinya. Seharusnya kau memilih yeoja yang lebih cantik dan baik dariku.” Sindir Hye Ri. ‘ Bagaimana dia tahu umurku?’ pikirku. “ Kau seperti sudah mengenalnya sejak lama.” Ketus Yesung. “ Memang. Aku sudah mengenalnya dari dulu.” Jawab Hye Ri sambil tersenyum sinis. Jangan-jangan dia Stalker! “ Aku tidak kuat mendengar perkataanmu. Chagiya, ayo kita kembali.” Ajak Yesung sambil menarik lenganku. “ Changkaman.” Seru Hye Ri. Dia bangun dan mendekatiku. “ Kau akan menyesali semua ini.” Bisiknya ditelingaku. Lalu dia keluar dari cafe. Apa yang dia maksud? Apa dia benar-benar marah karena semua ini. Lagipula, ini salahnya karena terlalu menganggap ‘lebih’ pada Yesung oppa. “ Young Hee-ah, aku sudah jelaskan semuanya. Kau sudah tidak marah lagi kan?” tanya Yesung. “ Aniyo, oppa.” Jawabku sambil tersenyum. Setelah mendengar jawabanku, Yesung langsung tersenyum lega karena aku tidak marah lagi padanya. ................ “ Kau tidur diatas ya.” Pinta Yesung. “ Oppa, lalu kau tidur dimana?” tanyaku khawatir. “ Aku akan memesan extra bed nanti, tenang saja.” Jawab Yesung sambil mengelus kepalaku. Beberapa menit kemudian, ada 2 namja yang berkerja sebagai room service datang dan menaruh extra bed dikamar Yesung. “ Gamsahamnida.” Seru Yesung sambil memberi mereka tip. “ Ah, gamsahamnida.” Seru namja itu sambil membungkuk, lalu mereka pergi. Setelah itu, Yesung mengambil sebuah celana training abu abu dan kaus berwarna putih dari dalam lemari. “ Pakai ini.” Pinta Yesung sambil menyerahkan baju dan celana itu. “ Gwencahanayeo, oppa.” Tolakku. “ Apa kau ingin tidur menggunakan dress itu?” tanya Yesung sambil menahan tawa. ‘ dia benar’ batinku. “ Baiklah.” Seruku sambil mengambil baju itu. Setelah aku ganti baju dikamar mandi, kulihat ke kaca yang ada dikamar mandi. Sungguh, baju dan celana ini terlalu besar untukku! “ Aku seperti adik yang memakai baju oppa-nya.” Seruku. Setelah puas berkaca, akupun keluar dari kamar mandi. Kulihat, Yesung sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya. “ Oppa, kau sedang mengerjakan sesuatu?” tanyaku. “ Ah, iya. Aku sedang mengerjakan proposal untuk partner perusahaan kami. Aigoo, kau lucu sekali memakai baju itu.” Jawab Yesung sambil berjalan kearahku. “ Hihihi, aku terlihat seperti adikmu.” “ Adikku yang sangat manis.” Serunya sambil mencubit pipiku. “ Oppa, aphayeo.” Seruku sambil melepas cubitannya dan mengelus pipiku. “ Aaahh, jangan maraah.” Seru Yesung manja. “ Aniyo oppa.” Jawabku sambil memandangnya. “ Ah, keundae. Bukannya kau sudah resign dari pekerjaanmu, oppa?” tanyaku. “ Memang. Tapi sebulan terakhir aku melamar di Parang.” “ Omo! Parang? Chukkae.” Seruku riang. “ Gomawo.” Serunya. “ Oppa, bogoshipeo.” Seruku sambil memeluknya. “ Na Do.” Jawab Yesung sambil mengelus kepalaku. “ Kau lapar?” tanya Yesung. “ Hemm.” “ Kita pesan pizza ya.” “ Ne.” Jawabku riang sambil melepas pelukanku. Yesung langsung menelepon restoran pizza dan memesannya. “ Yeoboseyo. Ne, saya mau memesan pizza untuk 2 orang..... toppingnya?” “ Topping keju mozarella dan daging asap.” Seruku pelan. “ Topping keju mozarella dan dagin asap... ne, antar di Busan Hotel kamar 704.... ne, gamsahamnida.” Kata Yesung lalu menutup teleponnya. “ Huwaa, sudah lama aku tidak makan pizza.” Seruku riang. “ Jjinja?” “ Hemm.” “ Aigoo, mungkin sekarang aku harus sering-sering mentraktirmu pizza.” “ Hihihi.” “ Ah ne, oppa. Kenapa kau memintaku menemuimu di Busan?” “ Setelah kita bertemu dicafe itu, atasanku meneleponku untuk menyuruhku pergi ke Busan untuk menemui orang dari pihak perusahaan dari partner kami dan survei lokasi disini. Rencananya kita akan membuat iklan perusahaan disini.” Jawabnya. “ Aah, kukira ada apa. Berarti, Hye Ri juga ditugaskan disini?” “ Sebenarnya, hanya aku yang ditugaskan. Aku juga kaget waktu melihatnya menungguku dikantor cabang kemarin malam.” “ Sepertinya, dia benar-benar menyukaimu.” Godaku. “ Yaa, jangan bahas dia lagi.” “ Arasseo.” Seruku sambil menahan tawa. Akhirnya, yang ditunggu-tunggu datang juga. Delivery Man yang mengantarkan pesanan kami tiba. Yesung langsung mengambil pesanannya dan membayarnya, tidak lupa dia memberinya tip. Baik sekali ^^. Sekitar 15 menit kami selesai makan... “ Oppa, kau tidak ganti baju?” tanyaku. “ Aniyo, aku pakai baju ini saja.” Jawab Yesung. “ Oppa, kau akan tidur menggunakan celana jeans dan kemeja putih yang kau pakai? Jangan jangan,, ini satu satunya baju tidur yang kau bawa?” tanyaku sambil menunjuk baju Yesung yang kupakai. “ Gwenchanayeo, kau saja yang pakai.” “ Geuraeyeo?” tanyaku sedih. “ Neeee..” “ Sudah malam, ayo tidur.” Ajak Yesung. “ Hemm.” Jawabku sambil menganggukkan kepalaku. Sementara Yesung membuang sampah, aku berjalan menuju kasurku. Agak miris sebenarnya kalau aku tidur diatas sedangkan dia tidur dibawah. Tapi mau gimana lagi, Yesung yang menyuruhku. “ Kau tidak tidur?” tanya Yesung. “ Oppa, kau saja yang tidur diatas.” Pintaku. “ Shireo, kau saja.” “ Wae?” tanyaku. “ Sudahlah, apa salahnya tidur diatas.” “ Aku hanya kasihan saja melihatmu tidur dibawah sedangkan aku tidur diatas.” “ Aigoo, gie yeoja.” Seru Yesung sambil mengacak-acak rambutku. “ Untuk apa kasihan, toh juga aku tidur di kasur yang empuk.” Lanjutnya. ‘benar juga.’ Pikirku. “ Sudah, ayo tidur.” Pintanya. Akhirnya aku tidur diatas dan dia tidur dibawah. Saat aku ingin memejamkan mataku untuk tidur, tiba tiba saja Yesung mendekatkan mukanya kearahku. “ Oppa..” Kataku syok. Tanpa ijin dariku terlebih dahulu, Yesung mencium keningku! Cukup lama dia mengecup keningku. Jantungku rasanya berdetak cepat sekali, aku juga merinding saat itu. Omo oppa, kheumanhae! Kau bisa membuatku gilaa >.< “ Saranghae, Kang Young Hee.” Serunya sambil menghentikan kecupannya. “ Tidurlah yang nyenyak, besok kita akan kembali ke Seoul sekitar jam 11. Selamat malam.” Serunya sambil mengelus pipiku. To Be Continue... 라벨: Fan Fiction, Romance, Super Junior, Yesung |