![]() ![]() ![]() ![]() /> |
[Fan Fiction] Please, Remember Me part 10
2012년 1월 29일 | 9:13 오전 | 0 star
Young Hee POV “ Kau duduk didekat jendela ya.” Pinta Yesung setelah kita masuk ke kereta. “ Ah, wae?” tanyaku. “ Sudahlah, duduk saja disana. Agar aku bisa menjagamu.” Serunya. Aku bisa rasakan kalau mukaku memanas waktu itu. Meskipun itu bukan pertama kalinya, namun tetap saja mukaku memanas saat dia bicara seperti itu. “ Kau lapar?” tanya Yesung. “ Kau sendiri?” tanyaku balik “ Sedikit.” Jawabnya. “ Kalau tidak salah, di gerbong paling belakang ada mini market. Coba kita kesana.” Seruku. “ Kau kuat jalan kesana?” “ Yesung sayaang. Yang sakit itu tangan kananku, bukan kakiku. Arasseo?” “ Aku tahu, tapi-“ “ Sudahlah, kita kesana berdua.” Potongku. Di mini market... “ Selamat datang.” Ujar penjaga kasir. “ Kau mau beli apa?” tanya Yesung. “ Emm, aku mau choco pie 4 buah dan susu rasa pisang.” “ Kalau begitu, kami beli 6 buah choco pie dan 2 susu pisang.” Seru Yesung pada penjaga kasir. “ Baiklah, totalnya 20ribu won.” Ujar penjaga kasir. Yesung pun langsung memberikan uangnya. “ Gamsahamnida.” Seru penjaga kasir itu. “ Ne.” Seru kami berdua. Setelah itu, kami langsung kembali ketempat duduk kami.” “ Ah keundae, tangan kananmu di gips. Kau tidak mungkin makan pakai tangan kiri bukan?” tanya Yesung khawatir. “ Aku tidak akan memakai tangan kiri untuk makan.” Seruku. “ Lalu?” tanya Yesung makin khawatir. “ Kau harus menyuapiku.” Seruku riang. “ Mwo?” “ Wae? Kau tidak mau?” “ Bukan begitu-“ “ Yasudah, kusuruh Dong Joon menyuapiku saja.” Potongku. “ Aissh, baiklah.” Mendengar jawaban Yesung yang terpaksa, aku hanya bisa tertawa kecil. “ Ja A~~” seru Yesung setelah membuka bungkusan choco pie. “ Aigoo, kau terlihat sangat terpaksa. Sini, kumakan sendiri.” Seruku sambil merebut choco pie darinya. “ Aniyo, gwenchana. Biar aku suapi.” “ Tidak, aku makan sendiri saja.” “ Kau bisa makan dengan tangan kiri?” “ Ah, gampang. Daripada kau terpaksa menyuapiku?” “ Bukannya terpaksa, hanya sajaa, ah bagaimana menjelaskannya.” “ Baiklah, jangan dibahas lagi.” Jawabku sambil memakan choco pie-ku. “ Ah, changkaman. Yeoboseyo?” seru Yesung sambil mengangkat telepon. “ Ah, benar saya yesung... Geurayeo? Jadi, benar dia pelakunya?... Ah, ne algesseumnida, gamsahamnida.” Seru Yesung lalu menutup teleponnya. “ Siapa yang telepon?” tanyaku. “ Polisi yang tadi.” Jawab Yesung sambil membelai rambutku. “ Polisi yang mana?” tanyaku. “ Ah, benar. Saat itu kau belum siuman. Tadi, ada polisi yang datang untuk menyelidiki kecelakaanmu.” “ Ah, begitu. Kau tidak makan?” “ Ini aku mau makan. Kau tidak mengantuk?” tanyanya sambil membuka bungkusan choco pie. “ Yaa, aku baru saja siuman. Secepat itukah aku mengantuk?” seruku sambil tertawa kecil. “ Kau, mengantuk?” tanyaku. “ Sedikit.” Serunya sambil tersenyum. “ Kalau begitu, kau tidur saja.” Seruku sambil tersenyum. “ Gwenchanayeo, aku tidak perlu tidur.” Jawabnya sambil memakan choco pie “ Tidak apa-apa, kau tidur saja oppa.” Paksaku. “ Benarkah?” tanya Yesung ragu. Akupun mengangguk. “ Kau tidur saja.” Seruku sambil membuka bungkus choco pie. “ Baiklah, aku tidur sebentar ya.” 5 menit kemudian, aku mulai merasa bosan. Choco pie-ku sudah habis, tinggal susu pisangku. Dengan susah payah aku membukanya, tetap saja aku tidak bisa. Aku berniat ingin meminta tolong Dong Joo, tapi dia juga sedang tidur. Terpaksa, aku mencobanya sekali lagi. Dengan susah payah, akhirnya aku bisa membukanya ^^. Aku meminum susu pisang-ku sambil memandang wajah Yesung. Tiba tiba saja, Yesung membuka matanya. “ Aissh, kau mengagetkanku.” Seruku. “ Aku tidak bisa tidur.” Jawabnya dengan nada manja. “ Kenapa?” “ Mollaseo. Yaa, kau menghabiskan semua choco pie-mu?” “ Hemm, wae?” “ Kau bisa membukanya sendiri?” “ Aniyo, tadi ada seorang Ahjumma membantuku untuk membukanya.” “ Jjinja?” “ Hemm.” Seruku sambil meminum susu pisang-ku. “ Perjalanan masih kurang 1 jam lagi.” Seru Yesung. “ Hemm, pasti membosankan.” “ Kau benar. Aku akan mencoba tidur.” “ Na do.” Seruku sambil memasukkan botol susu pisang-ku kedalam plastik sampah. “ Chagiyaa.” Serunya sambil menyuruhku untuk tidur di bahunya. Akupun langsung meletakkan kepalaku di bahunya. “ Goooood niiiighht.” Serunya. ............... 2 bulan kemudian... “ Mwo? Ke Handel and Greetel? Untuk apa?” tanyaku pada namja yang meneleponku. “ Arraseo. Ne? Tanganku sudah sembuh total kok. Baiklah, kutunggu disana yaa.” Seruku sambil mengakhiri teleponnya. Sekarang, sudah tidak akan ada yang menganggu hubunganku dan Yesung lagi. Si pengganggu hubungan, Park Hye Ri, sudah dimasukkan ke penjara Seoul. Awalnya dia ditahan di penjara Busan, namun dia dipindahkan. Kudengar, dia dihukum 2 tahun karena perbuatannya. Berarti, 2 tahun kedepan tidak ada yang mengganggu hubunganku dan Yesung lagi ^^. Aku sengaja duduk di teras cafe agar Yesung bisa melihatku. Kulihat mobil berwarna hitam parkir didekat cafe, sepertinya itu mobil Yesung. “ Oppa.” Seruku sambil melambaikan tanganku saat dia keluar dari mobilnya. Dia langsung berlari kecil kearahku. “ Kau sudah lama disini?” “ Sekitar 10 menit.” “ Ah, aku minta minummu.” Serunya sambil mengambil coffee blend yang tadi kupesan. “ Yaa.” Bentakku. “ Aku haus sekali. Mereka terus menerus menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang pembuatan iklan di Busan dan perkembangan-“ “ Arraseo arraseo, tidak usah dilanjutkan.” Potongku. “ Hahaha, aku lupa kalau kau benci dengan hal hal yang berurusan dengan bisnis. Keundae, bukannya kau punya sebuah butik?” “ Itu bukan milikku, itu milik eonni-ku. Aku hanya mendesain baju dan menaruhnya di butik eonni-ku. Lalu, eonni-ku dan partnernya yang mengurus masalah keuangan dan pemasaran.” “ Jadi, kau hanya menaruh desainmu dan menerima uang hasil penjualan?” “ Hemm.” “ Sampai kapan kau akan seperti ini?” “ Mollaseo. Mungkin, sampai aku punya anak.” Seruku sambil tersenyum. “ Ah iya, aku baru ingat. Nanti malam, kau makan malam dirumah kami ya.” “ Mwo? Tapi eomma-mu masih membenciku.” “ Gwenchana, aku sudah bilang padanya.” “ Jjinja?” “ Ne.” ............ Author POV Mereka sudah berada didepan rumah keluarga Yesung. Young Hee sempat ragu untuk masuk, namun Yesung meyakinkannya. Akhirnya, Young Hee pun mau. Setelah memasukkan password rumah, Yesung langsung membuka pintu rumahnya. “ Aku pulang.” Seru Yesung. “ Waah, uri Yesung sudah pulang. Mana teman yang kau bicarakan kemarin.” Sambut ibu Yesung dengan hangat. “ Annyeong haseyo, omonim.” Seru Young Hee. Saat itu juga, raut muka ibu Yesung langsung berubah masam. “ Yaa, untuk apa kau kesini.” Bentak ibu Yesung. “ Eomma, aku yang membawanya kemari.” Bela Yesung. Mendengar ada keributan, ayah Yesung dan adiknya, Jong Jin, langsung berlari dan melihat apa yang sedang terjadi. “ Tapi kenapa harus dia Yesung? Kau tahu, dia yang menyebabkan kau mengalami kecelakaan.” Seru ibu Yesung. Tiba tiba saja, Young Hee sedikit syok mendengar kata-kata ibu Yesung. “ Apa tidak boleh, aku membawa yeoja yang kucintai kerumahku sendiri?” seru Yesung. “ Oppa, gwenchana. Aku akan pulang sekarang.” Seru Young Hee sambil memegang tangan Yesung. “ Aniyo Young Hee. Karena kau sudah ada disini, kau harus makan malam dengan kami.” Seru ayah Yesung hangat. “ Yeobo.” Bentak ibu Yesung pada suaminya. “ Kita bahas ini nanti. Young Hee, lepas sepatumu dan pakai sandal rumah kami.” Seru ayah Yesung. “ Ne, algesseo.” Jawab Young Hee sambil melepas sepatunya. .......... “ Gamsahamnida, karena sudah mengijinkanku untuk makan malam disini.” Seru Young Hee sambil membungkuk. “ Young Hee-ah, jangan pulang dulu. Appa, Eomma, ada yang ingin kukatakan pada kalian.” “ Baiklah, mari kita bicarakan di ruang tamu.” Ajak ayah Yesung. Setelah sampai di ruang tamu, mereka langsung duduk dan mendengarkan apa yang ingin dibicarakan oleh Yesung. “ Appa, Eomma.” Seru Yesung sambil mendekat ke ayah dan ibunya. Tiba tiba saja, Yesung langsung berlutut didepan orang tuanya. “ Ijinkan aku menikah dengan yeoja yang kucintai.” Seru Yesung. To Be Continue...... 라벨: Fan Fiction, Romance, Super Junior, Yesung |