![]() ![]() ![]() ![]() /> |
[Fan Fiction] Please, Remember Me part 9
2012년 1월 16일 | 5:30 오후 | 0 star
Yesung POV “ Chagiya, mianhae.” Seruku sambil terus mengejarnya. Namun dia tidak mendengarkanku dan terus berjalan, dia berjalan kearah mobilku. Aku terus memanggilnya, namun dia tetap menghiraukanku. Saat dia menyeberang, entah mengapa aku hanya berdiri ditepi jalan dan terus memanggilnya, bukannya menyusul Young Hee. Aku berhenti memanggilnya setelah aku melihat sebuah mobil melaju sangat kencang kearah Young Hee, dan mobil itu menabraknya hingga dia terjatuh. “ ANDWAEE~” Seruku. Aku langsung berlari kearah Young Hee. Entah mengapa, aku tiba-tiba mengambil Hp-ku dan mengambil foto mobil yang tadi menabrak Young Hee. Meski aku mengambil foto dari belakang, hasilnya sangat jelas bahkan nomor polisi mobil itu bisa terlihat. “ Young Hee-ah, gwenchana. Young Hee-ah ireonara, jebal. Young Hee-ah.” Seruku sambil memangku kepalanya, tanpa kusadari air mataku menetes. Lalu, tiba-tiba saja dia membuka matanya. “ Oppaa.” Serunya lirih sambil tersenyum. Namun, senyuman itu lama-lama memudar dan matanya kembali menutup perlahan. “ Young Hee-ah, andwae. Ireonara, Young Hee-ah, Jebal.” Tangisanku makin menjadi karena Young Hee tidak mau bangun. “ Tuan, ada apa ini?” tanya seorang namja padaku. Sepertinya, dia warga sekitar. “ Kekasihku, seseorang menabraknya dengan mobil tadi.” Jawabku. “ Aku akan telepon ambulans dan polisi.” Seru namja itu. Sekitar 10 menit setelah namja itu menelepon ambulans dan polisi, mereka datang ke tempat kejadian. 4 namja dari rumah sakit langsung turun dari ambulans dan mengeluarkan kasur lipat mereka untuk membaringkan Young Hee dan membawanya kerumah sakit. Setelah meminta bantuan ke polisi dan memberi mereka nomor teleponku, aku langsung masuk ke ambulans dan duduk disamping Young Hee. “ Young Hee-ah, bertahanlah. Kumohon bertahanlah.” Seruku sambil terus memegang tangannya. ............... “ Tangan kanannya hanya sedikit retak, dan luka dikepalanya tidak terlalu serius. Hanya saja, dia belum siuman sekarang. Bersabarlah.” Kata dokter padaku. “ Ne, gamsahamnida.” Seruku. Lalu, aku duduk dikursi yang ada disebelah kanan kasur Young Hee. Aku memandang Young Hee yang terbaring lemah dikasur. Tangan kanannya yang retak, sudah dipasang gips. Luka dikepalanya juga sudah diperban. Aku hanya perlu menunggunya siuman. “ Hyung, siapa yang kecelakaan.” Seru seorang namja dengan nada ketakutan. “ Ah, Dong Joon-ah, bagaimana kau tahu?” tanyaku. “ Aku melihatnya di televisi, ah apa temanmu yang kecelakaan?” tanya Dong Joon sambil menunjuk kearah Young Hee. “ Dia kekasihku.” Jawabku. “ Mwo? Lalu, bagaimana dengan Hye Ri?” “ Hye Ri?” “ Bukannya kau berpacaran dengannya.” “ Siapa yang menyebarkan gosip seperti itu?” “ Itu bukan gosip, Hye Ri yang memberitahuku. Ah, bukan hanya aku, semua karyawan di tim pemasaran sudah tahu kalau kau kekasihnya.” “ Aissh, gie yeoja. Dong Joon-ah, kuberitahu. Dia adalah kekasihku yang sebenarnya.” “ Tapi kenapa kau tidak pernah cerita padaku?” tanya Dong Joon. “Aku, baru mengingatnya kemarin.” “ Bagaimana bisa? Ah, jangan-jangan karena kecelakaanmu waktu itu.” “ Sepertinya iya.” “ Tapi, kalau dia kekasihmu, kenapa kau tidak mengingatnya? Sepertinya, saat kau gegar otak dulu, dia tidak menjengukmu sehingga kau tidak mengingatnya.” “ Mungkin.” “ Aigoo, kekasih macam apa itu? Meninggalkan kekasihnya dirumah sakit.” “ Alasan dia tidak menjengukku mungkin karena orang tuaku memindahkanku kerumah sakit yang ada di Cheonan.” Jawabku. “ Ah, mungkin saja. Tapi lebih baik setelah dia sadar, coba kau tanya alasannya.” Pinta Dong Joon. “ Arasseo, aku akan tanyakan dia nanti.” Seruku. Tiba-tiba saja, ada 2 orang polisi datang kearahku. “ Apa benar anda Yesung sshi?” tanya salah satu polisi. “ Ne, ada yang bisa saya bantu?” tanyaku. “ Bisa beritahu kami ciri-ciri mobil yang menabrak teman anda?” “ Ah, aku sempat mengambil fotonya tadi.” Akupun langsung mencari fotonya di folder foto yang ada di Hp-ku dan menunjukkannya pada polisi itu. “ Cogiyo, boleh aku melihat fotonya?” tanya Dong Joon. Tiba-tiba dia syok melihat fotonya. “ Dong Joon-ah, waeyo?” tanyaku. “ Bukannya, ini mobil kantor yang kupinjamkan ke Hye Ri?” “ maksudmu Park Hye Ri bagian pemasaran?” tanyaku memastikan. “ Tentu saja. Pagi ini, dia pergi ke kantor untuk meminjam mobil. Kebetulan, aku sempat mengingat plat nomor mobil yang dipinjamnya.” “ Kau tidak berbohong kan?” tanyaku. “ Untuk apa aku berbohong disaat genting seperti ini, hyung?” “ Baiklah, kami akan menyelidiki dia. Apa salah satu dari kalian ada yang punya nomor teleponnya?” tanya polisi itu. Lalu, Dong Joon langsung memberikan nomor telepon Hye Ri pada polisi. “ Gamsahamnida. Kami akan menyelidik yeoja bernama Park Hye Ri itu. Terima kasih atas kerja sama kalian.” Seru polisi itu sambil membungkuk. Aku dan Dong Joon langsung membalas bungkukkan mereka. Lalu, aku kembali duduk dikursi. “ Dong Joon-ah, gomawo.” “ Kau memang harus berterima kasih padaku. Tapi, kau harus mentraktirku minum kalau aku sudah kembali ke Seoul sebagai tanda terima kasih.” “ Aku akan mentraktirmu 1 botol soju nanti.” Seruku sambil tersenyum. “ Yaa, hyung! Sifat pelitmu tidak berubah.” “ Aku hanya bercanda, aku akan mentraktirmu sampai kau mabuk nanti.” “ Kupegang janjimu hyung. Keundae, kemarin kau menyuruhku pergi untuk membeli baju untuk yeoja ini?” tanya Dong Joon. “ Tentu saja, tidak mungkin aku yang memakainya.” “ Kupikir, kau mau memakainya. Aku bahkan sudah berpikir bagaimana kalau kau yang memakainya, hyung.” “ Yaa, tidak mungkin aku yang memakainya.” “ Hahaha, aku hanya bercanda hyung. Kau tahu, aku susah payah mencari gaun ini. Tapi sekarang, gaun ini kotor terkena bercak-bercak darah.” “ Kau benar. Tapi, bukankan dia terlihat manis sekali memakai gaun ini?” “ Ne. Dia manis dan cantik sekali, dia tidak cocok untukmu hyung.” “ Yaa, cari yeoja-mu sendiri.” “ Hyuung, aku hanya bercandaa.” Seru Dong Joon dengan nada manja. “ Ah, hyung, bukannya keretamu berangkat jam 11? Ini sudah jam 1.” “ Ah, kau benar. Bagaimana ini? Apa kami harus pulang besok?” tanyaku sambil memikirkan bagaimana aku dan Young Hee kembali ke Seoul. “ Hyung, kebetulan. Sebenarnya hari ini aku, Gi Kwang, dan Jae Joong akan kembali ke Seoul hari ini. Hajiman, Gi Kwang dan Jae Joong tidak bisa pulang karena ada yang harus dikerjakan. Kau dan kekasihmu bisa mengambil tiket mereka.” “ Jjinja? Aku boleh mengambilnya?” “ Tentu, daripada mereka harus membuang tiketnya. Tapi, keretanya jam 5 sore. Kau mau?” “ Gwenchana, yang penting aku dan Young Hee bisa kembali ke Seoul.” “ Baiklah. Biar kutelepon mereka dulu ya.” “ Ne, gomawo Dong Joon-ah.” “ Aku kan temanmu yang sangat baik hati.” Serunya sambil mencari kontak di Hp-nya. “ Yaa, rasa percaya dirimu makin lama makin besar saja.” “ Harus itu.” Seru Dong Joon tersenyum. Sambil menunggu Dong Joon yang sedang menelepon, aku memandang kearah Young Hee, cukup lama aku memandang kekasihku yang sedang terbaring. Air mataku hampir jatuh karena melihatnya terbaring tak sadarkan diri, tapi aku bisa menahannya. “ Chagiyaa, ireonara. Jebal.” Seruku pelan. Dan tiba-tiba saja, Young Hee membuka matanya. “ Ah, chagiya. Untunglah kau siuman.” “ Oppa.” Serunya lirih. “ Ne.” “ Aku haus.” “ Mwo?” seruku sedikit syok. “ Ah, kau haus?” aku bingung, kemana aku harus membeli minuman. Tapi, tiba-tiba saja mataku tertuju pada botol minuman dimeja sebelah kiri kasur Young Hee. Aku langsung mengambilnya dan membantu Young Hee untuk meminumnya. “ Ahh, rasanya aku hidup kembali.” Serunya. “ Tapi, kenapa kau tiba-tiba bangun saat aku memanggilmu?” tanyaku. “ Sebelumnya aku bermimpi aneh, tapi aku tidak bisa mengingatnya. Lalu aku mendengar seseorang memanggilku, dan aku berjalan menuju arah suara itu. Dan ternyata, sumber suara itu berasal dari sebuah pintu. Tiba-tiba saja, pintu itu terbuka dan kau ada disana. Kau tersenyum padaku dan menyuruhku untuk bangun, dan akupun mengangguk. Saat itu juga, sinar yang ada dibelakangmu makin lama makin menyilaukan dan tiba-tiba saja aku terbangun. Aneh bukan.?” Tanyanya sambil berusaha untuk duduk “ Ya, memang aneh. Tapi untunglah kau sudah sadar.” Seruku riang sambil membantunya untuk duduk. “ Hyung, mereka mau memberikan tiketnya padamu.” Seru Dong Joon setelah dia memutus teleponnya. “ Ah, untunglah. Gomawo.” Seruku lega. “ Ah, kau sudah bangun. Annyeong haseyo, namaku Kang Dong Joon.” Seru Dong Joon sambil membungkuk “ Ah, annyeong haseyo. Namaku Kang Young Hee.” Jawabnya sambil membungkuk. “ Young Hee-ah, dia temanku. Dia yang sudah membantuku membelikan baju untukmu. “ Ah, jeongsohamnida, baju ini jadi kotor. Padahal kau sudah susah payah membelikannya.” Serunya dengan nada menyesal. “ Ah, gwencahanayeo. Lagipula, kau bisa menghilangkan bercak nodanya dengan membawanya ke laundry.” Kata Dong Joon. “ Geuraeyeo?” tanya Young Hee. “ Tentu saja. Meskipun nanti tidak bersih sempurnya, tapi bekasnya tidak terlalu jelas nantinya.” “ Ah, gomapseumnida.” Seru Young Hee lagi sambil membungkuk. “ Yaa yaa yaa, kalian berbicara seperti itu seakan-akan aku tidak ada disini.” Ketusku. “ Oppa, tentu saja aku menganggapmu ada.” Kata Young Hee. “ Ah, hyung. Sekarang hampir jam 3, kau tidak siap-siap?” tanya Dong Joon. “ Ah, eotteokhe? Barang-barang kami ada dimobil, sedangkan mobilnya tadi tidak kubawa kesini.” “ Hyung, kau harus berterima kasih lagi padaku. Tadi aku kesini membawa mobilmu.” “ Bagaimana bisa?” “ Kebetulan, aku tahu berita tentang kecelakaannya saat aku di supermarket dekat Busan Tower. Akupun langsung ke tempat kejadian dan kulihat mobilmu ada disana. Jadi kuputuskan untuk membawanya kesini menggunakan kunci gandamu.” “ Kau mencuri kunci gandaku?” “ Bukannya kau yang menyuruhku untuk menyimpan kunci gandamu?” “ Ah, benar juga. Bagaimana bisa aku melupakannya?” “ Mungkin karena faktor umurmu, hyung.” Goda Dong Joon. “ Yaa, kheumanhae. Hajiman, Young Hee baru saja siuman. Apa dia kuat kalau kita pulang sekarang.” Seruku sambil memandangnya. “ Gwenchanayeo oppa, aku sudah baikan?” “ Kau yakin?” tanyaku untuk memastikannya. “ Tentu saja.” To Be Continue...... 라벨: Fan Fiction, Romance, Super Junior, Yesung |