![]() ![]() ![]() ![]() /> |
Contact Meeh
2012년 5월 26일 | 7:18 오후 | 0 star
Always stay in touch with me Via
or, follow my
라벨: I My Me Mine, just for fun Se Hun's Diaries pt. 3
| 3:42 오후 | 0 star
Read the story before, Naega neo 부인 pt. 3
.........................................................................................................................................................................................................
Semenjak kau pergi
kekantorku, kau berubah. Sepertinya, itu sangat membebaniku. Lupakanlah,
lupakan omongan Baekhyun. Kau bahkan sampai menangis. Sudah 2 malam kau
menangis. Kau tahu kan, aku benci melihatmu menangis.
Aku kaget, pagi harinya kau tidak menemaniku sarapan. Sebelumnya,
kau tidak pernah seperti ini. Apa kau ingin balas dendam karena kemarin kita tidak
makan bersama? Makanya, aku mengirimkan makanan kekantormu.
Saat pulang, raut mukamu aneh sekali. Seperti ada yang
membebani otakmu sampai kau memasang raut muka seaneh itu. Ada apa denganmu? Apa
terjadi sesuatu dikantor? Aku selalu memikirkannya. Karena aku tahu, kau yeoja
yang sangat rapuh.
Aku kaget mendengar pertanyaanmu saat makan malam. Kukira, kau
sudah melupakannya. Makanya, aku memilih tidak menjawabnya dan menyudahi makan
malamku. Mian, aku belum bisa memberitahumu.
Saat kau datang keruang kerjaku sambil membawa buah, aku
senang sekali. Kenapa kau sebaik itu? Ah, aku tidak salah memilih istri ^^. Tapi,
setelah mendengar jawabanmu yang sedingin itu, mood-ku jadi down. Saat aku
tanya kenapa kau langsung pergi, kau menjawabnya dengan nada dingin. Kau tahu,
aku benci itu.
Sama saat kita mau tidur, kau menjawabnya dengan nada ketus,
kadang kau juga tidak menjawabnya. Sebenarnya, ada apa denganmu? Kau bahkan
sempat menangis.
Saat kau pergi kekamar mandi, aku terus berdiri didepan kamar
mandi. Aku ingin masuk, tapi aku takut kau semakin marah. Makanya aku lebih
baik menunggu didepan pintu.
Saat kau keluar, kenapa aku langsung menghalangimu? Aku ingin
mengatakan sesuatu. Tapi karena kau bicara dengan nada ketus, aku langsung
menciummu. Entahlah, kupikir dengan menciummu, kau akan memaafkanku atau apa. Ternyata
mood-mu makin down, mianhae.
라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun Naega Neo 부인 pt. 3
| 3:38 오후 | 0 star
Setelah aku membersihkan
mukaku dan memakai krim malam, aku langsung pergi kekasur. Kulihat, Se Hun
sedang duduk dikasur dan membaca buku kesukaannya.
“ Kau mau tidur?” tanyanya saat aku sudah menyelimuti tubuhku
dengan selimut.
“ Hem.” Jawabku singkat.
Entah kenapa, perasaanku jadi tidak karuan karena ucapan
Baekhyun tadi.
“ Kau masih memikirkan ucapan Baekhyun?” tanyanya. Tapi aku
tidak menjawabnya dan mulai menutup mataku dan tidur membelakanginya.
“ Jangan seperti itu.” Serunya lalu mengelus kepalaku dari
belakang.
Entah kenapa, tiba-tiba saja, air mataku menetes berkali-kali.
Ada apa denganku ini?
.................................
Se Hun POV.
Jam 24.00
Tiba-tiba saja aku terbangun, entah kenapa. Kulihat, Young Mi
sedang duduk dikasur sambil memeluk kakinya.
“ Young Mi-yaa, kau tidak tidur?” tanyaku pelan.
Changkamman, apa dia
menangis?
Aku langsung duduk dan memegang bahunya.
“ Chagi, gwenchana?” tanyaku panik.
“ Ah, apa aku membangunkanmu?” tanyanya sambil mengelap air
matanya.
“ Kenapa kau menangis?”
“ Entahlah. Seharian ini, hatiku tidak enak.”
“ Apa karena Baekhyun?” dia hanya menggeleng.
“ Sudahlah, lupakan itu.” Pintaku sambil memeluknya dan
membelai rambutnya.
“ Uljima. Ayo tidur lagi.” Pintaku.
................................
Pagi harinya.
“ Kau, sarapanlah sendiri hari ini. Aku ada desain gaun
pengantin pesanan orang yang belum selesai. Aku pergi kerja dulu.”
Serunya saat aku keluar dari kamar mandi.
“ Sarapanlah dulu.” Pintaku.
“ Ani. Gaun pengantin ini akan dipakai siang ini. Aku berangkat dulu.” Jawabnya lalu pergi kerja.
........................
Young Mi POV.
Dikantor.
Ahh, akhirnya selesai
juga gaunnya. Acaranya masih 3 jam lagi, lebih baik aku kirimkan sekarang.
“ Young Hee Eonni, lebih baik kirim gaunnya sekarang saja.” Seruku
pada Young Hee eonni
“ Apa tidak terlalu cepat?” tanya Young Hee eonni.
“ Masalahnya, mendandaninya
membutuhkan waktu lama. Belum lagi memasang beberapa aksen di gaunnya.”
“ Kau benar juga. Baiklah, ambil gaunnya. Kutunggu kau di
mobil.
Aku membuka butik
wedding dress yang kudesain sendiri bersama kakakku, Kang Young Hee. Sebenarnya,
kita berdua kembar, tapi aku lebih nyaman memanggilnya eonni.
Karena
aku bertugas untuk mendesainnya, kakakku bertugas untuk memasarkannya. Kadang,
dia juga membantuku menjahit dan memberi aksen di gaun yang kudesain.
........................
Setelah aku dan Young Hee eonni mengirim dan mendandani
pengantin wanitanya, kami berdua kembali kekantor
“ Ah, ige mwoya? Apa Se Hun yang mengirimnya?” tanya Young Hee
eonni saat dia melihat sekotak ayam goreng dari restoran siap saji dan
setangkai bunga lili kesukaanku diatas meja kerjaku.
“ Ah, tidak mungkin. Mana sempat dia mengirimnya. Makan untuk
dirinya sendiri saja kadang lupa.” Tiba-tiba saja Hp-ku berbunyi. Ada pesan
dari Se Hun.
“ Aissh, kenapa dia mengirimimu pesan. Kenapa dia tidak telpon?” tanya Young Hee eonni sambil memakan ayam yang ada ditangannya.
“ Mungkin dia terlalu sibuk.” Jawabku ketus.
“ Yaa, sesibuk itukah dia? Yesung oppa meskipun sibuk, dia
tetap meneleponku.”
“ Jjinja? Eonni, kalian pernah salah paham?”
“ Ani. Dia termasuk namja yang terbuka padaku. Wae?”
“ Kau sering kekantornya?”
“ Eum, dia yang mengajakku. Kadang kita makan siang berdua. Wae?
Apa dia tidak pernah mengajakmu?”
“ Pernah, tapi dia tidak mengajakku. Aku pernah kekantornya
saat dokumennya tertinggal, dan kemarin saat aku mengirimnya makanan tanpa dia
tahu. Dia menyuruhku untuk tidak sering-sering kekantornya.”
“ Mwoya? Suami macam apa itu? Mana ada suami yang tidak
membolehkan istrinya kekantornya. Pasti ada sesuatu.”
“ Sesuatu?”
“ Ah, ani ani. Nanti kau malah salah paham padanya.”
“ Eonni, katakan saja.”
“ Entahlah, ini hanya pendapatku. Dia bersikap seperti itu
mungkin, karena ada, ah ani.”
“ Katakan sajaa. Jebal.”
“ Mungkin, dia tidak ingin orang tahu dia punya istri. Atau,”
“ Atau apa?”
“ Dia, selingkuh.” Jawab Young Hee eonni gugup.
S-selingkuh? Mana mungkin Se Hun seperti itu. Tapi,
mungkin saja dia selingkuh.
.........................
Dirumah.
“ Oppa.” Seruku pelan saat kami makan malam.
“ Wae? Tumben kau memanggilku oppa.” Tanyanya sambil memakan
makanannya.
“ Apa kau sudah bilang ke Baekhyun kalau aku istrimu?” tanyaku
gugup.
“ Uhuk.” Tiba-tiba saja dia tersedak setelah mendengar
pertanyaanku. Akupun langsung memberinya segelas air, lalu dia meminumnya.
“ Mianhae.” Seruku. Dia tidak menjawab pertanyaanku.
“ Menurut Young Hee eonni –“
“ Aku sudah selesai.” Potongnya lalu pergi keruang kerjanya.
Kau kenapa? Aku bahkan
belum menyelesaikan ucapanku. Dulu, dulu kau tidak seperti ini. Kenapa kau
berubah?
........................
Tok tok.
Setelah aku mengetuk pintu ruang kerjanya, aku
masuk sambil membawa sepiring buah melon, kiwi, anggur, dan apel dan segelas
air untuknya.
Setelah aku menaruhnya di coffe table dekat meja kerjanya,
akupun keluar meninggalkannya.
“ Kenapa langsung keluar?” tanya Se Hun sambil mengetik
laporannya.
“ Makanlah buahnya, kau tadi tidak makan banyak.” Seruku.
“ Kau kenapa? Jangan dingin seperti itu.” Seru Se Hun sambil
berdiri lalu memegang telapak tanganku.
“ Aku, aku masih harus mengurus PO toko online-ku.” Seruku sambil
melepas tangannya lalu keluar.
Kau yang
harusnya kutanya seperti itu. Kau kenapa? Kenapa kau berubah. Aku menginginkan
Se Hun oppa yang dulu.
.........................
Setelah semua tugasku selesai, aku langsung bersiap-siap untuk
tidur, meski ini masih jam setengah 9. Rasanya, hari ini lelah sekali. Entahlah,
perkataan Young Hee eonni membebaniku dan makin membuatku merasa lelah.
“ Kau sudah mau tidur?” tanya Se Hun yang masuk saat aku sudah
berbaring dikasur, tapi aku tidak menjawabnya dan memutar badanku.
.............................
Se Hun POV.
“ Kau sudah mau tidur?” tanyaku saat aku masuk kamar dan
melihatnya sudah berbaring dikasur. Tapi dia tidak menjawabnya dan malah badannya.
“ Yaa, kau kenapa sih? Seharian ini kau aneh sekali.” Ketusku
sambil membuka kancing bajuku, tapi dia tetap tidak menjawabnya. Melihatnya hanya
diam saja, aku langsung menghampirinya dengan kancing bajuku yang terbuka
sebagian.
“ Yaa, kenapa kau menangis lagi?” tanyaku gugup setelah
melihatnya menangis.
“ Aniyo, gwenchana.” Jawabnya sambil menghapus air matanya.
“ Katakan saja padaku, apa kau sedang ada masalah?” tanyaku
sambil membantunya menghapus air matanya.
“ Aku ingin kekamar mandi.” Jawabnya. Dan lagi-lagi, dia tidak
menjawab pertanyaanku.
...............................
Young Mi POV.
Naega
wae? Kenapa aku jadi seaneh ini? Apa, karena perkataan Young Hee eonni? Mungkinkah
Se Hun selingkuh? Mungkin saja. Mungkin karena itu, dia tidak ingin aku datang
kekantornya tanpa bilang padanya dulu.
Setelah aku puas menangis dikamar mandi, aku langsung keluar
dari sana. Kulihat, Se Hun berdiri didepan pintu kamar mandi. Saat aku ingin
lewat, dia malah menghalangiku.
“ Aku ingin tidur.” Seruku.
Dia tidak menjawabnya, tapi dia justru memegang kepalaku
dengan kedua tangannya yang hangat, dan menciumku.
Ppoppo aniya? Hajiman,
kisseu?!
Belum pernah dia menciumku seperti ini, ini pertama kalinya.
Saat aku ingin melepasnya, dia justru semakin mengeratkannya.
“ Jangan seperti ini.” Serunya setelah melepas ciumannya.
“ Hem?” tanyaku.
“ Jangan bersikap seperti ini, kumohon.” Tanpa menjawabnya,
aku langsung kembali kekasur dan tidur.
to be continued... 라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun, Romance, Sequel Se Hun's diaries pt. 2
2012년 5월 25일 | 8:20 오후 | 0 star
Read this before, Naega neo 부인 pt. 2
.......................................................................................................................................
Aku sungguh berterimakasih padamu karena semalam. Makanya,
pagi harinya aku membuatkanmu sarapan. Karena aku terlalu asyik, aku sampai
lupa tentang rapat pentingku jam 7 pagi. Mianhae, kau harus sarapan sendiri. Tapi,
rapat ini benar-benar penting. Mianhae, jeongmal mianhae.
Aku kaget saat kau mengirimiku makanan kekantor. Tapi, entah
kenapa, perasaanku antara senang dan cemas.
Saat kau bilang kalau Baekhyun menyebutmu sebagai adik
sepupuku, bukan istriku, aku sungguh kaget. Kukira kau hanya bertemu dengan
D.O, ternyata kau juga bertemu dengan Baekhyun. Mianhae, tapi aku belum bisa menjelaskannya sekarang. Tetaplah menganggap
ini salah paham..
Baru kali ini aku
melihatmu seaneh ini. Apa salahnya aku memelukmu? Kau kan istriku? Apa kau
masih memikirkan ucapa Baekhyun?
라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun Naega Neo 부인 pt. 2
| 8:11 오후 | 0 star
Young Mi POV.
Pagi ini
aneh. Se Hun bangun lebih cepat dariku. Ini sebuah keajaiban! Haha. Ini sudah
jam 5 lebih 45 menit, apa aku harus bangun dan mencarinya? Atau tetap tidur? Ah,
aku mencarinya saja.
Akupun langsung bangun, memakai sandal rumah, dan mencarinya. Ternyata
dia sedang didapur, sedang memasak sesuatu.
“ Kenapa kau bangun lebih awal?” tanyaku sambil
menghampirinya.
“ Sekali-kali, memang salah?” tanyanya balik.
“ Ah, ani. Aneh saja melihatmu bangun pagi dan langsung masak.”
Jawabku.
“ Jangan seperti itu.” Serunya sambil mencubit pipiku.
“ Yaa, apha.” Seruku sambil mengelus pipiku.
“ Keundae, ini jam
berapa?” tanyanya sambil terus memasak.
“ Jam 6 kurang 5 menit.” Jawabku.
“ Mwo? Aissh, aku harus siap-siap.” Serunya lalu pergi mandi.
“ Apa dia menyuruhku untuk memasak masakannya? Aissh, nampyeon
macam apa?” seruku lalu melanjutkan masakannya.
30 menit kemudian.
“ Chagi, aku berangkat dulu.” Pamitnya.
“ Makanlah dulu.” Pintaku.
“ Ani, aku ada rapat penting jam 7.” Jawabnya lalu pergi untuk
kerja.
“ Dia yang memasaknya, tapi kenapa dia tidak mau makan? Aissh.”
Gerutuku.
..................
Ini sudah
jam 8. Apa dia sudah sarapan? Aku ingin meneleponnya tapi aku takut kalau dia
masih rapat. Apa aku harus mengiriminya sarapan kekantor?
Setelah itu, aku mulai memasak french toast sapi kesukaannya
dan menaruhnya di tepak makanan lalu mengirimnya sebelum aku berangkat kerja.
.....................
Dikantor Se Hun.
Setelah aku bertanya kepada resepsionis dimana kantor kerja Se
Hun, aku langsung pergi kelantai 5 tempat dia bekerja.
Saat aku ingin masuk kekantornya, tiba-tiba seorang namja
menghampiriku.
“ Kau, istrinya Se Hun bukan?” tanya namja itu sambil
berbisik.
“ Hem. Nuguseyo?” tanyaku.
“ Ah, ne. Aku Do Kyungsoo, biasa dipanggil D.O, aku teman
kantornya Se Hun.”
“ Ah, geurae. Hajiman, apa rapatnya sudah selesai?”
“ Aniyo. Apa kau ada perlu dengannya?”
“ Ah, ne. Aku hanya ingin mengiriminya makanan. Tadi pagi, dia
belum sarapan. Aku takut maag-nya kambuh. Bisa aku titipkan padamu?”
“ Ah, tentu saja.” Jawabnya. Akupun langsung memberikannya
pada D.O.
“ D.O-yaa, nuguyeo? Neo yeoja chingu? Ah, dia adik sepupunya
Se Hun, bukan? ” tanya seorang namja tiba-tiba.
“ Ah, Baekhyun-ah.” Seru D.O gugup
Adik sepupu?
“ Ah, aku ada urusan. Aku keluar dulu. Annyeong.”
Seru namja bernama Baekhyun itu lalu pergi.
“ Kenapa dia bilang kalau aku adik sepupunya?” tanyaku.
“ Ah, itu, mungkin dia hanya salah paham.” Jawab D.O gugup.
“ Ah, aku berubah pikiran. Aku akan taruh sendiri dikantor Se
Hun, boleh kan?” tanyaku sambil mengambil tepak makan yang dipegang D.O lalu
masuk kekantor Se Hun.
Adik sepupu? Kenapa dia
bilang adik sepupu? Bukan istrinya? Apa maksudnya? Chagi, apa ini benar salah
paham?
Setelah aku masuk, aku langsung menaruh tepak makanan yang
kubawa diatas meja Se Hun. Kulihat, dia memajang foto kami berdua saat
jalan-jalan kebun binatang bulan lalu.
“ Chagi, kuharap ini hanya salah paham.” Seruku sambil menatap
foto kami.
........................
Se Hun POV.
Setelah rapatnya selesai, aku kembali kekantorku. Kulihat, ada
sebuah tepak makan dan secarik kertas diatas mejaku.
" Gomawo.” Seruku pelan.
Jkreek.
“ Oppa.” Seru seorang yeoja.
“ Yaa, Jessica. Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku ketus.
“ Oppa, kenapa kau seperti itu? Oh, siapa yang mengirimnya? Adikmu?”
“ Ah, euh, ne.” Jawabku gugup.
...........................
Young Mi POV.
Jam 18.00
“ Kau sudah pulang.” Sapaku saat Se Hun datang.
“ Hem. Kau sudah masak kan?” tanyanya.
“ Iya, kau mau makan?”
“ Aku mandi dulu, lalu makan.”
“ Baiklah, akan kupanaskan dulu untukmu.
Setelah Se Hun selesai mandi, dan masakanku sudah dipanaskan. Kami
berdua langsung duduk dimeja makan dan mulai makan.
“ Steak salmon? Tumben.” Seru Se Hun saat aku menyajikan
makanannya.
“ Sebenarnya, ini menu kemarin. Hajiman, kau tidak makan waktu
itu. Makanya, aku membuatnya lagi sekarang.” Jawabku lalu duduk didepannya.
“ Mianhae.”
“ Gwenchana. Saat itu kan kau lelah sekali. Ayo makan.”
Akhirnya kami berduapun makan makanan yang sudah kubuat.
“ Keundae, chagi. Tadi, saat aku kekantormu, aku bertemu
dengan D.O dan temannya, Baekhyun. Keundae, baekhyun aneh sekali. Dia bilang,
aku adik sepupumu.” Seruku gugup.
“ Ah, itu, mungkin dia hanya salah paham. Chagi, lain kali,
jangan kekantorku tanpa bilang padaku.” Pintanya gugup.
“ Ah, ne.” Jawabku lesu.
..................................
“ Mau kubantu membereskan?” tawar Se Hun.
“ Ah, ani. Kau pasti capek. Aku akan lakukan sendiri.” Tolakku.
“ Kenapa tidak menyewa pembantu saja?”
“ Selama aku bisa menanganinya, untuk apa menyewa pembantu.” Jawabku
sambil tersenyum.
“ Apa kau tidak lelah? Pulang kerja langsung menyiapkan
makanan, lalu mebereskannya sendiri.”
“ Aku sudah terbiasa. Kau tidur duluan saja.” Tawarku.
“ Ini masih jam setengah 8.”
“ Lalu, apa yang kau lakukan sekarang?”
“ Menemanimu.” Jawabnya riang sambil memelukku dari belakang.
“ Yaa, mwoya. Lepaskan.”
“ Ah, wae? Apa aku salah memeluk istriku?” mendengar
ucapannya, aku hanya bisa diam.to be continued.... 라벨: EXO, Fan Fiction, Jessica Jung, Oh Se Hun, Romance, Sequel, SNSD Shining Star part 15
| 7:42 오후 | 0 star
Jae
Bum POV.
Siapa namja tadi?
“
Namanya Lee Joon, dia keponakan PresDir.” Seru Ha Ra tiba-tiba.
Ne? Kenapa dia bisa kenal Mi Rae?
“
Dulu, Mi Rae, aku, dan Lee Joon oppa satu club. Kayaknya waktu itu kita masih
trainee.”
Apa kau membaca hatiku?
“
Kau pasti berpikir aku bisa baca hatimu.”
Kau benar bisa membacanya?
“
Ah, kau mau tau hubungan Mi Rae dengan Lee Joon oppa?”
Ternyata kau tidak membaca hatiku,
untunglah.
“
Ah, shireo.” Jawabku.
“
Jangan seperti itu. Sebenarnya, mereka pernah pacaran.”
“
Ne?”
“
Eum. Lee Joon oppa, dia cinta pertamanya. Ah, sudah bel. Kita ada kelas vokal
hari ini. Kajja.”
C-cheossarang?
...................
Mi
Rae POV.
Diruang
latihan vokal.
“
Jong Hyun-ah, kapan kau kembali?” bisikku padanya yang sedang duduk
disampingku.
“
Tadi pagi.” Jawabnya singkat.
Jae Bum terus melihat kearahku.
Aneh, tadi dia memandangku jijik. Tapi kenapa dia malah seperti ini?
Aku
terus memikirkannya, sampai aku tidak tahu apa yang diterangkan Kim
seonsaengnim.
“
Kim Mi Rae.”
“
Kim Mi Rae.”
“
Yaa, Mi Rae. Kim seonsaengnim memanggilmu dari tadi.” Seru Jong Hyun sambil
menyenggol lenganku.
“
Yaa, Kim Mi Rae! Apa yang kau pikirkan?” bentak Kim seonsaengnim.
“
Ah, ani. Geunyang–“
“
Ayo maju.” Pinta Kim seonsaengnim.
“
Ah, ne.” Akupun langsung maju dan berdiri disamping Kim seonsaengnim.
“
Nyanyikan lagu dengan high tone.” Pinta Kim seonsaengnim.
“
Ne?” tanyaku memastikan.
“
Ah, palli.”
“
Ah, ne.”
Dimanapun kau
berada, aku pasti disana.
Kemanapun kau
pergi, aku juga akan pergi.
Aku tersenyum untukmu setiap hari, aku berdoa untukmu.
Dengan
ketegaran darimu, aku tertidur – aku membuka matamu seperti kau sedang
memanggilku.
Kau
melindungiku dari samping dan kau memelukku.
You are my
heaven
* You're my only one way
Hanya untukmu
– aku berterimakasih karena aku ada disampingmu.
You're the
only one babe
Kau
mengajariku untuk mencintai didunia yang kasar ini — I am happy with you alone
Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven x2
Jika kita
bersama, we will never cry never never cry
Selamanya,
bersama — never gonna be alone
(Ailee – Heaven)
“
Kkeut.” Seruku sambil menyadarkan mereka.
“
Ah, ne. Lain kali, jangan bengong dikelas.” Seru Kim seonsaengnim gugup.
“
Ah, mwoya. Kapan aku punya suara sepertimu?” tanya Min Ah.
“
Ah, wae. Itu biasa saja.” Seruku.
“
Chogiyo, Kim seonsaengnim.” Seru seorang namja.
“
Ah, Lee Joon sshi. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Kim seonsaengnim.
Kenapa mereka bisa saling kenal?
Ah, benar juga. Lee Joon oppa kan keponakannya PresDir.
“
Boleh, aku pinjam Mi Rae sebentar?” tanya Lee Joon oppa.
Ne?! Neo miccheosseo?
“
Ah, ne, geurae.” Jawab Kim seonsaengnim gugup. Lee Joon oppa pun langsung
menarikku keluar.
...................
“
Mwoya?” tanyaku saat Lee Joon memberiku kartu saat kami di beranda.
“
Kartu peserta audisi Super Idol.” Jawabnya santai.
“
Andwae.” Jawabku lalu mengembalikan kartu itu padanya.
“
Ah, wae? Apa salahnya mencoba lagi?”
“
Shireo.”
“
Cobalah dulu.”
“
Ani.”
“
Wae?” tanyanya sambil menggenggam tanganku. Tapi aku tidak menjawabnya.
“
Kau tau, melihatmu didepanku, itu seperti mimpi. Kita sudah 3 tahun tidak
bertemu. Dan sekarang, kau duduk didepanku.”
“
Kenapa kau tiba-tiba bicara seperti itu?” tanyaku. Tiba-tiba saja, dia mencium
pipiku lama. Tidak ada yang bisa kulakukan. Aku ingin menolak, tapi aku juga
menginginkannya.
...................
Jae
Bum POV.
N-namja itu, mencium Mi Rae?
“
Jangan suka mengintip orang.” Seru Min Ah tiba-tiba.
“
Ah, ani. Siapa yang mengintip?”
“
Mi Rae pasti senang, bertemu dengan cheossarang-nya lagi.” Seru Min Ah.
“
Cheossarang?”
“
Heum. Mereka dulu pacaran, sekitar 2 tahun. Lalu putus saat kau menembak Mi
Rae.”
“
Mwo?”
“
Heum. Alasan kenapa Mi Rae langsung meninggalkanku, karena dia baru saja
putus.”
“
Tapi kenapa dia langsung pergi tanpa pamit?”
“
Saat itu, Mi Rae hanya berpikir kenapa kau menembaknya saat dia baru saja
putus.”
“
Lalu, kenapa dia menerimaku?”
“
Aissh, kau banyak tanya. Saat itu yang dia pikirkan, mungkin dengan pacaran
denganmu dia bisa melupakan Lee Joon oppa.”
“
Apa kau masih menyukai Mi Rae?” tanya Min Ah.
“
Heum.” Jawabku sambil mengangguk.
“
Lalu, kenapa kau pacaran dengan Ha Ra?”
“
Ah, itu.”
“
Seolma.”
“
Ya, kau benar. Aku pacaran dengan Ha Ra hanya untuk membuat Mi Rae cemburu.”
“
Kenapa kau tega sekali.” Seru seorang yeoja dan akupun langsung menoleh kearah
suara.
“
H-ha Ra-yaa.” Seruku.
“
Kenapa kau tega sekali. Wae?!”
“
A-ani, geunyang.”
“
Neo Nappeun Namja!” teriak Ha Ra sambil meneteskan air matanya lalu pergi
meninggalkanku.
“
Ah, Ha Ra-yaa. Changkamman. Aku akan menjelaskannya.” Seruku sambil
mengejarnya.
“
Kenapa kau setega itu? Padahal, aku benar-benar mencintaimu.” Tanya Ha Ra.
Melihatnya terus menangis seperti itu, aku jadi tidak tega.
“
Ha Ra-yaa.” Seruku sambil mengelap air matanya, tapi dia menolaknya.
“
Jangan pernah bertemu denganku lagi.”
........................
Jong
Hyun POV.
“
Enaknya ngapain? Huh, seperti ada suara yeoja menangis.” Seruku lalu pergi
kearah suara.
Ha Ra?
“
Kau kenapa?” tanyaku sambil menghampirinya.
“
Aniyo. Aku hanya menguji akting menangisku.” Jawabnya sambil menghapus air
matanya.
“
Ini.” Seruku sambil meminjamkannya sapu tanganku.
“
Ani, gwenchana.”
“
Pakai ini untuk mengelap eye liner-mu yang luntur.” Jawabku polos, dan dia
langsung mengambil sapu tanganku.
“
Tertawalah. Melihatku seperti ini, pasti membuatmu ingin tertawa.” Serunya
sambil mengelap eye liner-nya.
“
Ani. Artis kan juga manusia. Wajar kalau mereka nangis.” Jawabku.
“
Gomawo.” Serunya sambil mengembalikan sapu tanganku.
“
Oh, disini masih ada.” Seruku sambil menunjuk sisa eye liner-nya yang luntur.
“
Oh?”
“
Disini.” Seruku sambil menghapus sisa eye liner-nya yang luntur dengan sapu
tanganku.
“
Sudah bersih. Oh, kenapa mereka lari-lari?” tanyaku setelah melihat
segerombolan murid Pyung Han berlarian. Akupun langsung keluar dan mencari
tahu.
“
Nuguyeo?” tanyaku saat melihat siapa yeoja yang membuat murid Pyung Han
berlarian untuk melihatnya.
“
Kau tidak tahu? Dia CEO Choi Da Hae, dia yang sering menelurkan artis-artis
berbakat dan membuatnya menjadi bintang dunia.” Jelas Ha Ra.
“
Untuk apa dia kesini?”
“
Kata Kang seonsaengnim, dia akan mengaudisi anak Pyung Han dan melatihnya untuk
menjadi seorang artis terkenal.”
“
Ah, aku tidak berminat.”
“
Ah, wae? Bukankah ini kesempata emas?”
“
Ah, shireo. Aku tidak suka menjadi artis.” Seruku lalu pergi meninggalkannya.
to be continued.... 라벨: f(x), Fan Fiction, friendship, JB, KARA, Kim Jonghyun, Lee Taemin, Lyrics, Romance, school activity, Sequel, SHINee Se Hun's Diaries pt. 1
| 5:22 오후 | 0 star
Se Hun's diaries itu kayak cerita dari sisi Se Hun, alasan-alasan kenapa Se Hun kayak gitu, dan isi perasaan Se Hun.
Kalo baca Naega neo 부인-nya part 1, berarti Se Hun's diaries-nya baca yang part 1 juga, biar nyambung ^^.
Happy reading ^^.
Read the story before, Naega neo 부인 pt. 1
Melihatmu berada
disampingku saat pagi, aku selalu ingin tidur lebih lama sambil terus
menggenggam tanganmu. Karena itu, aku benci kau membangunkanku dan menyuruhku
bersiap-siap kerja. Karena, kita bisa bertemu lagi saat malam. Padahal saat itu
kita sudah sangat lelah. Makanya, aku ingin tidur lebih lama dan terus
menggenggam tanganmu agar kau tidak pergi.
Hari ini aku pulang telat. Aku ingin menelponmu, tapi baterai Hp-ku
habis. Jadi aku tidak memberitahumu. Saat pekerjaanku sudah selesai,
teman-temanku mengajakku minum. Mau tidak mau, aku harus ikut.
Sebenarnya, saat aku pulang, aku ingin makan –meski tadi aku
sudah makan sedikit daging panggang –, tapi aku terlalu lelah dan pusing. Makanya
aku langsung ingin tidur saat sampai rumah.
Mendengarmu menangis saat kau tahu aku habis minum, membuat
hatiku tidak nyaman. Aku sungguh sangat menyesal saat itu. Kenapa kau menangis?
Padahal sebelumnya aku tidak pernah mendengarmu menangis.
Tengah malam, tiba-tiba saja maag-ku kambuh. Aku kaget kau
tidak ada disampingku. Sebenarnya aku ingin mencarimu, tapi lambungku sakit
sekali. Aku hanya bisa merintih kesakitan. Tiba-tiba saja, kau datang. Menanyakan
keadaanku. Dan kembali sambil membawakan obat dan makanan.
Saat aku sedang makan masakanmu, tiba-tiba saja kau mengelap
dahiku. Saat itu, aku benar-benar kaget. Kenapa kau baik sekali? Padahal, tadi
aku sudah membuatmu menangis. Gomawo, Young Mi-ah. 라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun Naega Neo 부인 pt. 1
2012년 5월 24일 | 7:40 오후 | 0 star
Young Mi POV.
Seperti
biasa, saat aku bangun dipagi hari, kulihat Se Hun tertidur pulas disampingku. Hihi,
dia imut sekali saat tidur. Lucu sekali melihatnya memakai piyama bercorak
bebek yang sama dengan piyamaku.Se Hun, dia namja yang aneh. Meski dia sedang tidur,
dia tetap menggandeng tanganku.
Melihat Se Hun yang belum bangun, aku langsung
menyentuh hidungnya dengan jari telunjukku. Dalam hitungan detik, dia langsung
terbangun.
“ Ah, chagi. Annyeong.” Serunya dengan mata masih mengantuk.
“ Yaa, Young Mi nampyeon. Kenapa istrimu selalu bangung lebih
dulu, huh?” seruku.
“ Ah, sudahlah. Ini jam berapa?” tanyanya.
“ Jam setengah enam.” Jawabku.
“ Aih, ini masih pagi. Ayo tidur lagi.” Ajaknya sambil
memelukku dan tertidur lagi.
“ Yaa, lepaskan.” Seruku sambil mencoba melepasnya.
“ 5 menit saja.” Serunya dan memelukku lagi.
“ 5 menit.” Seruku.
“ Hem.” Serunya lalu tertidur lagi.
5 menit kemudian.
“ Chagi, ireona.” Seruku pelan, tapi dia tidak bangun.
Kuputuskan untuk membiarkannya tidur dulu. Sepertinya dia
sangat lelah. Aku akan membangunkannya lagi jam 6 nanti.
..............
Jam 6 pagi, didapur.
“ Kenapa kau tidak
membangunkanku?” tanya Se Hun dengan nada orang yang baru bangun.
“ Kau sepertinya lelah sekali, makanya kubiarkan kau tidur. Padahal,
tadi aku baru saja ingin membangunkanmu.” Jawabku sambil tetap memasak omelet
untuk sarapannya.
“ Hm? Jjinja? Tapi aku bangun duluan sebelum kau
membangunkanku.” Serunya sambil memelukku dari belakang.
“ Yaa, apa kau sudah sikat gigi?” seruku sambil menghentikan
kegiatanku.
“ Aniyo.” Serunya sambil terus memelukku.
“ Ah, sikat gigi dulu!” seruku lalu mendorongnya ke kamar
mandi didekat ruang tengah.
“ Arrasseo, Se Hun buin.” Serunya saat membuka pintu kamar
mandi. Aku hanya memanyunkan mulutku karena mendengar omongannya. Saat dia
sudah masuk kekamar mandi, aku langsung kembali kedapur dan melanjutkan memasak
omelet.
“ Seporsi omelet, satu lembar roti gandum, segelas cappuchino.
Selesai. Ah, yeppeunda.” Seruku saat semua hidanganku selesai.
“ Ayo makan bersama.” Serunya saat dia keluar dari kamar
mandi.
“ Haruskah?” godaku.
“ Tentu saja. Kau harus jadi buin yang baik.” Serunya lalu
menyuruhku duduk didepannya.
“ Ayo makan.” Serunya. Akupun mengangguk.
Setelah kira-kira 10 menit kita sarapan, aku langsung menyuruhnya
untuk mandi dan bersiap-siap untuk ke kantor.
“ Ayo mandi bersama.” Serunya saat aku menyuruhnya mandi.
“ Yaa!” seruku. Aku bisa merasakan mukaku menjadi merah.
“ Arra. Aku hanya bercanda.” Serunya sambil tersenyum padaku.
Senyuman itu. Aku tidak
pernah tahan dengan senyumannya.
Setelah dia pergi mandi, aku langsung memasukkan
piring-piring kotor kedalam mesin pencuci otomatis dan langsung menyiapkan
baju, dasi, kaus kaki, dan sepatu untuknya.
Meski kami sudah menikah
sekitar 1 tahun, kami belum dikaruniai anak. Karena Se Hun terlalu sibuk, kita
belum bisa melakukan bulan madu ke Jeju island seperti yang kita inginkan. Semenjak
dia ambil bagian di kantor pemasaran, dia semakin sibuk. Saking sibuknya, dia
kadang lupa makan. Begitu juga denganku. Aku sibuk dengan butik dan toko online
yang kubuat. Belum lagi, aku harus mencari ide untuk desain bajunya. Kita hanya
bisa bertemu saat malam dan weekend.
Meski
begitu, aku tetap bahagia menikah dengannya. Aku tidak pernah menyesal. Meski kita
menikah karena appa kami yang menjodohkannya, bukan karena pilihan kami
sendiri. Makanya, diumur semuda ini, kami sudah menikah. Tahun ini, Se Hun
berumur 25. Sedangkan aku 24.
“ Chagi, kau tidak mengambilkan dasi untukku? Kenapa tidak ada
disini?” tanya Se Hun.
“ Disini.” Seruku sambil memberitahunya kalau dasinya sedang
kubawa. Aku langsung memakaikan dasinya.
“ Gomawo.” Serunya lalu menyium dahiku yang tertutup poni.
“ Ayo, cepat kerja. Ini sudah jam setengah 8.” Seruku sambil
mengambil tas kerjanya.
“ Algesseo, Se Hun buin. Aku berangkat dulu.” Serunya lalu pergi
kerja.
Hari ini masak apa? Ah,
bagaimana kalau steak salmon. Se Hun pasti suka. Aku akan belanja
bahan-bahannya setelah aku pulang kerja.
.....................
Pulang kerja.
Setelah pulang kerja, aku langsung ke toko swalayan dekat
kantorku. Setelah itu, aku langsung pulang dan menyiapkannya.
“ Wortel dan buncis rebusnya sudah siap. Sausnya juga sudah
jadi, tinggal nanti dipanaskan lagi. Ketang goreng dan steaknya akan aku masak
saat dia pulang, agar dia makan makannya saat masih panas.” Seruku.
“ Ini sudah jam 6, dia pasti sebentar lagi pulang.” Seruku saat
melihat jam dinding. Aku menunggunya pulang sambil melihat tv.
................
Jam 21.00
Kenapa dia belum pulang?
Apa dia lembur? Tapi, dia tidak pernah lembur selama ini. Apa dia sudah makan? Bagaimana
kalau maag-nya kambuh? Kenapa dia tidak mengabariku.
Aku terus mondar mandir diruang tengah sambil memikirkannya. Aku
ingin meneleponnya, tapi aku takut kalau itu akan mengganggunya.
Jreek.
Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka.
“ Ah, kau sudah pulang.” Seruku lega saat Se Hun datang.
“ Hem.” Jawabnya lesu sambil melepas sepatunya dan memakai
sandal rumah. Aku langsung mengambil tas kerja yang dia bawa. Dia langsung naik
ke lantai atas dan akupun mengikutinya.
“ Apa kau sudah makan?” tanyaku saat dia ingin kekamar mandi
dilantai atas. Dia hanya menggeleng.
“ Aku masak steak salmon kesukaanmu, ayo makan dulu lalu
tidur.” Ajakku.
“ Ani, aku ingin langsung tidur.” Serunya lalu menutup pintu
kamar mandi.
“ Changkamman, kau minum?” tanyaku panik sambil mencegatnya
menutup pintu kamar mandi.
“ Aku hanya minum 2 gelas.” Jawabnya ketus lalu menutup pintu
kamar mandi kembali.
“ Aku hanya takut maag-mu kambuh.” Seruku lirih. Tiba-tiba
saja, air mataku menetes.
“ Ah, naega wae?” seruku lalu mengelap air mataku.
Setelah itu, aku langsung kedapur. Aku memasukkan wortel dan
buncis rebus kedalam tepak makan, menuangkan saus steak-nya kedalam botol, dan
memasukkan semuanya kedalam kulkas. Begitu juga dengan kentang dan daging
salmonnya.
Setelah aku selesai membereskannya, aku naik kekamar tidur
kami. Se Hun tidur dengan kemeja dan celana kerjanya yang masih dia pakai, dia
juga masih memakai kaus kakinya. Kulihat, jas dan dasinya tergeletak di lantai.
Aku langsung melepas kaus kakinya perlahan dan memungut jasnya lalu
memasukkannya ke keranjang pakaian kotor. Lalu dasinya kulipat dan kumasukkan
ke lemari.
Setelah itu, aku menyelimutinya dengan selimut yang kuambil
dari lemari, karena selimut yang ada dikasur sudah ditidurinya. Aku tidak bisa
mengambilnya.
Karena takut Se Hun bangun saat aku naik ke kasur, kuputuskan
untuk tidur dikamar sebelah.
...................
Jam 24.00
Aaarrhhh, ahhhhh.
Aku langsung terbangun saat mendengar suara rintihan dari
kamar sebelah. Aku langsung bangun dan pergi kekamar sebelah.
S-se Hun?
Aku lihat, Se Hun merintih kesakitan sambil
memegan perutnya.
“ G-gwenchana?” tanyaku sambil memegang dahinya, tapi dia
tidak menjawab.
Aku langsung berlari mengambil obat maag-nya dan segelas air
untuknya. Kubantu dia untuk duduk dan meminum obatnya. Saking sakitnya, dahinya
sampai basah karena keringat dingin.
Aku langsung kedapur dan memasakkannya sup krim jamur instan
dan menyiapkan 2 lembar roti gandum untuknya sebagai pengganti nasi.
Setelah semuanya siap, aku langsung mengantarkannya ke Se Hun.
Awalnya Se Hun tidak ingin makan, tapi aku memaksanya. Akhirnya dia makan.
" Masih sakit?" tanyaku.
“ Sedikit.” Jawabnya pelan. Melihat dahinya masih basah karena
keringat, aku langsung mengambil tisu dan mengelap dahinya. Dia hanya syok
melihat tindakanku.
“ Pasti tadi sakit sekali. Sampai sampai, kau keringat dingin.”
Seruku sambil tersenyum.
To be continued .
라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun, Romance, Sequel Shining Star part 14
| 3:47 오후 | 0 star
Mi
Rae POV.
“
Yaa, Lee Taemin.” Seruku lalu mencoba melepas pelukannya, tapi tidak bisa.
“
Yaa, ini sudah jam 11. Kenapa kau masih disini, bukannya di asrama?” tanyanya
setelah melepas pelukannya.
“
Aku hanya –“
“
Kajja.” Serunya lalu menggandeng tanganku.
“
Mwoya?”
“
Ayo pulang, kalau kau masih ingin tidur di asrama malam ini.” Serunya lalu
menarikku dan menyuruhku naik taksi bersamanya.
......................
Jae
Bum POV.
Ige mwoya? Apa mereka pacaran?
Keundae, tadi Mi Rae bertemu Jong Hyun di stasiun, sekarang Taemin mengajaknya
pergi. Siapa sebenarnya pacar Mi Rae? Apa dua-duanya?
Hanya
itu yang kupikirkan selama perjalananku kembali ke asrama.
...................
Mi
Rae POV.
Didepan
kamar Mi Rae.
“
Sudah, kembali sana. Ini sudah malam.” Pintaku.
“
Sebenarnya, ada yang ingin kukatakan.” Seru Taemin.
“
Soal apa?”
“
Soal, Hyo Sung.”
“
Ah, biarkan saja. Mungkin hanya salah paham.”
“
Ani, geunyang –“
“
Ini sudah malam, aku tidur dulu.” Potongku lalu menutup pintu kamarku.
Semenjak
kejadian itu, Hyo Sung sudah tidak tidur di asrama lagi. Dia tidur apartemen
sepupunya yang kebetulan sekitar sini. Jadi sekarang, aku hanya tidur berdua
dengan Krystal.
Sudah lama aku tidak mendengar
suaranya. Sekarang Hyo Sung sedang apa? Apa dia sudah tidur? Apa dia sengaja
menghindariku?
“
Oh, Mi Rae-yaa. Kau sudah pulang?” tanya seorang yeoja.
“
Oh, Min Ah-yaa. Kau sekamar denganku sekarang?” tanyaku.
“
Eum. Penjaga asrama yang menyuruhku tidur disini untuk sementara waktu. Boleh
kan?” tanya Min Ah.
“
Tentu saja. Keundae, mana Krystal?”
“
Ah, yeoja yang satu grup dengan Ha Ra itu, dia tadi sempat kesini tapi pergi
lagi.” Jawab Min Ah.
“
Ah, geuraeyo. Baiklah, aku mandi dulu lalu tidur.”
...............
Jae
Bum POV.
Aku
berjalan masuk kedalam asrama dengan perasaan yang kacau balau. Mulai dari Jong
Hyun menjemput Mi Rae di stasiun, Jung Soo hyung bilang Mi Rae yeoja yang aneh,
dan Taemin yang tiba-tiba datang dan memeluk Mi Rae.
“
Arrggh.” Seruku lalu mengepalkan tanganku dan memukulnya ke tembok yang spontan
membuat tanganku lecet.
“
Aahh.” Lirihku karena kesakitan.
“
Yaa, apa yang kau pikirkan? Sampai kau seperti ini.” Seru seorang yeoja dan
langsung mengobati lukaku.
Mi Rae? Ah, aniya.
“
Kheumanhae, Ha Ra-yaa.”
“
Jangan seperti ini, aku hanya ingin mengobatimu.”
“
Kau yang menyebarkan foto itu, bukan?” tanyaku.
“
Kenapa kau menuduhku?”
“
Siapa lagi kalau bukan dirimu?”
“
Tidak penting siapa yang menyebarkannya, tapi siapa yang memberikannya padaku.”
“
Benar bukan. Kau yang menyebarkannya. Ah, changkamman. ‘siapa yang
memberikannya padaku?’” seruku sambil mengulang perkataannya tadi.
“
Eum. Kau tidak ingin tahu?”
“
Nugu?”
“
Lee Hyo Sung.”
“
Mwoya? Lee Hyo Sung yang sekamar dengan Mi Rae?”
“
Eum. Dia yang memberikannya padaku.”
“
S-seolma. Eotte?”
“
Ani, aku tidak akan menceritakannya.”
..................
Mi
Rae POV.
Aissh, Krystal merepotkan sekali.
Kenapa baru pulang jam 12? Akhirnya, dia tidak bisa masuk karena dikunci kan.
Dengan
mata yang setengah mengantuk, aku berjalan menuju pintu asrama. Tapi ada
sesuatu yang membuatku berhenti berjalan.
Jae Bum? Apa yang dia lakukan
dengan Ha Ra?
Aku
hanya terpaku melihat mereka berdua. Ha Ra sedang asik mengobati tangan Jae
Bum, sedangkan Jae Bum hanya menatap lukanya yang sedang diobati.
Tanpa
kusadari, aku terus memandangi mereka berdua. Entahlah, tapi perasaanku jadi
aneh melihatnya.
Tiba-tiba
saja, Jae Bum melihatku dan Ha Ra pun juga ikut melihatku.
“
Oh, Mi Rae. Annyeong.” Sapa Ha Ra, aku hanya membalasnya dengan senyuman lalu
pergi.
Ada apa denganku ini?
.....................
Pintu
asrama.
“
Ah, Mi Rae-yaa. Gomawo.” Seru Krystal setelah aku membukakan pintunya.
“
Yaa. Kalian kemana aja?” tanyaku.
“
Tadi kami ketempat karaoke.” Jawab Alicia polos.
“
Yaa!” seru Dong Joo tiba-tiba.
“
Ah, wae? Keundae, apa Taemin udah pulang?” tanya Alicia.
“
Eum, dia dikamar sekarang.” Jawabku.
“
Kenapa kau bisa tau?!” tanya Alicia panik.
“
Ah, itu –“
“
Sudahlah, Alicia. Ini sudah malam, ayo tidur.” Ajak Dong Joo.
“
Ah, hajiman –“
“
Kajja.” Potong Krystal.
“
Ah, kalian sudah pulang?” tanya Ha Ra tiba-tiba sambil merangkul tangan Jae
Bum.
“
J-jae Bum-ah.” Seru Krystal.
“
Waeyo?” tanya Ha Ra.
“
Ah, ani. Geunyang –“
“
Ah, aku sekarang resmi pacaran dengannya.” Jawab Ha Ra.
Mwo?
“
Mwo?” seru Dong Joo, Alicia dan Krystal bersamaan.
“
Yaa, Lim Jae Bum. Neo.” Seru Dong Joo, tapi Jae Bum tidak mejawabnya dan terus
memalingkan wajahnya.
“
Jae Bum-ah, kajja. Kita balik duluan ya.” Seru Ha Ra lalu pergi meninggalkan
kami.
“
Mi Rae-yaa, gwenchana?” tanya Krystal.
“
Ah, wae? Geureomyeon, aku tidak apa-apa. Aku, kembali dulu.” Seruku lalu
meninggalkan mereka.
...................
Keesokan
harinya, disekolah.
Bruk.
“
Aah.” Seruku saat namja didepanku menabrakku.
“
Jeongsohamnida.” Seru namja itu lalu berdiri dan mengulurkan tangannya untuk
membantuku berdiri.
“
Ah, gamsahamnida. Oh, oppa!” seruku riang saat tahu siapa namja itu.
“
Oh, Mi Rae-yaa. Geuraechi?” tanya namja itu.
“
Eum. Yaa, Lee Joon oppa? Kau kemana saja?” tanyaku sambil memukuli lengannya
pelan.
“
Yaa yaa yaa. Kheumanhae. Kau sekolah disini?”
“
Ne. Kau sedang apa disini?”
“
Pamanku menyuruhku kesini. Kami baru saja bertemu.”
“
Ah, benar juga. Uri Lee Joon oppa kan keponakannya PresDir SQ Ent.”
“
Aigoo aigoo, kau semakin cantik saja.” Seru Lee Joon oppa sambil mengacak-acak
rambutku.
“
Yaa yaa yaa! Aissh, lihat rambutku. Jadi berantakan, huh.” Gerutuku.
“
Aaah, jangan seperti itu. Sini kurapikan lagi.” Seru Lee Joon oppa lalu
mengambil sisir disakunya dan merapikan rambutku.
“
Selesai. Apa kau tidak merindukanku?” tanya Lee Joon oppa.
“
Aniyo.” Seruku sambil menggelengkan kepalaku.
“
Baiklah, aku pulang dulu.” Serunya lemas lalu berjalan kearah pintu.
“
Ah, oppa. Aku hanya bercanda.” Seruku sambil menghentikannya lalu merangkul
tangannya.
“
Ah, Lee Joon oppa. Annyeong.” Seru Ha Ra tiba-tiba sambil terus merangkul pacar
barunya.
“
Oh, Ha Ra-yaa. Apa dia pacarmu?” tanya Lee Joon oppa.
“
Eum.” Jawab Ha Ra.
Melihat
Jae Bum sedang bersamanya, aku langsung melepaskan tanganku dari Lee Joon oppa.
Tapi tiba-tiba saja Lee Joon oppa menggenggam tanganku. Saat itu juga, tatapan
Jae Bum menjadi sinis padaku. Dia seperti memandangku jijik.
“
Kau mau mengantarku keliling?” tanya Lee Joon oppa padaku.
“
Ah, ne oppa.” Jawabku lalu pergi bersamanya meninggalkan Jae Bum dan Ha Ra.
Kenapa kau seperti itu?
to be continued... 라벨: f(x), Fan Fiction, friendship, JB, KARA, Kim Jonghyun, Lee Joon, Lee Taemin, MBLAQ, Romance, school activity, Sequel, SHINee |