![]() ![]() ![]() ![]() /> |
Who Are U?
2012년 10월 20일 | 1:26 오후 | 0 star
........................................................................................................................................
Mian kalo agak bingung soal Point of View-nya. Kalo font-nya ganti, itu POV-nya juga ganti.
Happy reading ^^.
-Kang Young Hee-
........................................................................................................................................
Seperti biasa, setelah
kuselesaikan semua tugas sekolahku aku langsung menyalakan laptop-ku dan Log In
di messenger yang biasa kugunakan. Dan untungnya, saat itu Hanna sedang on
messenger.
Hanna,
sebenarnya itu bukan nama aslinya, dia sahabat virtual-ku di akun messenger.
Kudengar dia tinggal di Seoul, tapi dia tidak memberitahuku dimana rumahnya.
Aku bingung kenapa dia merahasiakan identitasnya di aku messenger ini. Meskipun
begitu, aku tetap suka berteman dengannya, lagipula dia juga yeoja yang asik dan
easy going. Dia juga sering mengajariku bahasa inggris.
Me:
Hanna-yaa~
Hanna: Chanyeol-ah, akhirnya kau on juga ^^
Me:
kkk~ apa kau menungguku?
Hanna: ah, tidak juga :p how’s life?
Me:
not bad, you?
Hanna: pretty bad -_-
Me:
haha, waeyo?
Hanna: hoobae-ku menumpahkan jus
strawberry-nya di white skirt yang kupakai tadi. Dan dia tidak mau minta maaf.
Me:
aissh, hoobae macam apa itu?! Sombong sekali. Kau sudah makan?
Hanna: anii, aku tidak selera makan. Kau?
Me:
sudah tadi. Makanlah, nanti kau sakit.
Hanna: anii, gwenchana. Bagaimana
penampilanmu tadi di myeong-dong? Aku tadi melihatmu ^^.
Me:
aissh, kenapa kau tidak menyapaku? -__-
Hanna: hahaha ^^.
Me:
jebal, ayo kita bertemu disuatu tempat.
Hanna: hmm, anii chanyeol-ah. Kupikir itu
tidak perlu.
Me:
ah, wae?! Kalau begitu, aku minta nomor ponselmu!
Hanna: shireo!!
Me:
ah, wae?! Jebal!!
Hanna: untuk apa?
Me:
aku hanya ingin mendengar suaramu.
Hanna: aku akan memberikannya, tapi
berjanjilah untuk tidak memintaku untuk bertemu denganmu lagi.
Me:
ne, i cross my heart ;)
Setelah
aku mendapatkan nomor ponselnya, aku langsung menyimpannya di ponselku dan
meneleponnya.
“yeoboseyo?”
“yeoboseyo,
Hanna-yaa. Nan, Park Chanyeol.”
“Chanyeol siapa?”
“yaa,
kau tidak ingat. Park Chanyeol, kita kan baru saja chatting tadi.”
“kkk, arra. Aku hanya menggodamu.”
“ayo
kita ke cafe.” Seruku spontan.
Tuuut
tuuuut tuuut
“yeoboseyo,
yaa Hanna-yaa. Aissh, kenapa tiba-tiba saja aku bicara seperti itu.” Seruku
sambil mengacak-acak rambutku. Saat itu juga, aku langsung mengirimkan sms
untuknya.
To: 85267*****: Hanna-yaa, mianhae. Tadi aku
terlalu senang mendengar suaramu, makanya aku spontan berbicara seperti itu.
Mianhae, jeongmal mianhae..
From: 85267*****: ne, arrasseo. Jebal,
jangan ulangi lagi.
To:
85267*****: ne, gomawo karena sudah memaafkanku J
From: 85267*****: hmm, nevermind.
.......................
Next day
“aissh,
bagaimana bisa aku lupa menyetel alarm-ku semalam?!” gerutuku sambil berlari
menuju halte bus dekat apartemenku. Tiba-tiba saja, seorang pengendara motor
berhenti didepanku dan membuka helm-nya.
“naiklah.”
“Daniel?”
“waeyo? Ayo
cepat naik.”
“anii, aku naik
bus saja.”
“sudah naiklah.
Belum tentu kau akan dapat bus dengan cepat.” Serunya sambil memberiku sebuah
helm. “ayo.”
“hmm, baiklah.”
Seruku lalu memakai helm dan naik ke motornya.
“pegangan yang
erat.” Serunya sambil melingkarkan tanganku diperutnya, lalu melaju kencang.
“yaa,
pelan-pelan saja menyetirnya.” Seruku sambil sedikit ketakutan, tapi dia malah
tertawa.
........................
In Seoul Art
College, parking lot.
“gomawo.”
Seruku sambil mengembalikan helm-nya.
“apa kau ingin
aku mengantarmu pulang nanti?” tanyanya.
“asalkan kau
tidak menyetir seperti tadi, boleh saja.” Godaku. Tapi dia hanya tertawa.
“aahh, mungkin
aku akan menyetir lebih kencang.” Godanya.
“aissh,
jinjja.” Gerutuku. Tiba-tiba saja dia mengelus kepalaku.
“ah, aku harus
kekelas sekarang. Annyeong.” Seruku lalu pergi meninggalkannya.
Ada apa dengannya? Dia tidak pernah seperti
ini sebelumnya. Aneh.
..............................
In Seoul Art College’s
Cafe.
“heuh?
Hanna off? Apa mata kuliahnya belum selesai?” seruku sambil menyeruput choco
blend-ku.
Saat
aku melihat sekeliling cafe, kulihat Geum Hee sedang duduk sendiri sambil
menyalakan laptopnya. Aku langsung mengambil Choco blend-ku dan menghampirinya.
Tapi tiba-tiba saja, Daniel duduk disebelahnya.
“aah,
benar juga. Yaa Park Chanyeol, jangan seperti ini lagi. Dia itu sahabatmu
sendiri.” Seruku pada diriku sendiri lalu mengemasi barangku dan pergi.
...............................
Sambil menunggu loading laptop-ku
selesai, aku menyeruput blueberry milkshake yang kubeli tadi. Tiba-tiba saja, Daniel
duduk disebelahku.
“hai.” Sapanya.
“hai.” Seruku
sambil tersenyum.
“kau sedang
apa?”
“Cuma on
messenger bentar.”
“hmm, sepulang
kuliah kau ada janji?”
“ne?”
“oh, Chanyeol
hyung. Sepertinya dia sedang bad mood.” Seru Daniel dan spontan aku langsung
menoleh.
Ada apa dengannya?
“ah, ada barangku yang
tertinggal dikelas. Tolong jaga laptopku sebentar.” Seruku lalu berlari
meninggalkan Daniel.
.......................
Geum Hee terus berlari mengejar
Chanyeol yang jaraknya cukup jauh darinya.
Namun, langkahnya terhenti saat melihat Jiyeon memeluk Chanyeol dari
belakang.
......................
“kau sudah temukan barangmu yang
tertinggal?” tanya Daniel saat aku kembali ke cafe. Tapi aku tidak menjawabnya.
“waeyo? Apa
terjadi sesuatu?” tanya Daniel.
“ani,
gwenchana.”
“aku pulang
dulu, tiba-tiba aku tidak enak badan.” Lanjutku sambil mengemasi barangku.
“neo gwenchana?
Biar kuantar pulang.” Serunya sambil menggandeng tanganku.
“ani,
gwenchana. Aku naik bus saja.” Seruku sambil melepas tangannya dan pergi.
.........................
Geum Hee hanya melamun saat dia duduk
dibangku bus. Dia masih terbayang-bayang kejadian tadi, saat Jiyeon memeluk
Chanyeol dari belakang.
Apa mereka pacaran?
Hanya itu kata-kata yang
terngiang dibenaknya.
“heuh?” seru Geum Hee
dengan perasaan linglung sambil melihat keluar jendela.
“jogiyo ahjussi, ini sudah
sampai mana?” tanya Geum Hee pada paman yang duduk didepannya.
“sebentar lagi kita
sampai di halte dekat Apgujeong-dong.”
“ne?!” seru Geum Hee lalu
berdiri dan menyuruh supir untuk berhenti.
“gamsahamnida.” Seru Geum
Hee sambil sedikit membungkuk lalu keluar dari bus.
........................
“aissh, jinjja. Geum Hee pabo!
Bisa-bisanya kau tidak turun di halte dekat apartemenmu tadi.” Gerutuku sambil
memukul kepalanya pelan. Tiba-tiba saja, ada sebuah motor yang berhenti
didekatku.
“aku mengkhawatirkanmu,
makanya aku mengikuti bus yang kau naiki tadi. Ayo, mau tidak mau kau harus
pulang denganku. Aku akan menyetir dengan pelan.” Seru Daniel sambil turun dari motornya dan
memakaikanku helm.
.......................
“gomawo.”
Seruku sambil mengembalikan helm-nya.
“pulanglah.”
Pintaku sambil tersenyum.
“anii, aku akan
mengantarmu sampai depan pintu.” Pinta Daniel lalu menggandeng tanganku.
“gwenchana.”
Seruku sambil tersenyum.
“turuti
perintahku.”
.......................
Chanyeol keluar dari apartemen
hyung-nya sambil membawa tas gitarnya dan pergi menuju lobby apartemen. Tapi
langkahnya berhenti saat dia melihat Daniel berdiri didepan pintu salah satu
apartemen bersama seorang gadis. Dia mengamati dengan seksama siapa gadis yang
sedang bersama Daniel. Kakinya terasa lemas setelah tahu bahwa gadis yang
bersama Daniel adalah Geum Hee. Bahkan dia sekarang merasa kalau jantungnya
sudah tidak berdetak setelah melihat Daniel memeluk Geum Hee dan mengelus
kepalanya.
...........................
“gomawo.” Seru Geum Hee saat mereka
sudah sampai didepan pintu apartemennya.
“makanlah, mukamu
terlihat sedikit pucat. Apa perlu aku membelikanmu makanan?” tawar Daniel
dengan nada prihatin.
“aniyo, gwenchana.” Tolak
Geum Hee lembut. Tiba-tiba saja, Daniel memeluknya dengan lembut dan membelai
kepalanya.
“kumohon jaga
kesehatanmu, aku benci melihatmu seperti ini.” Bisik Daniel lembut sambil terus
membelai kepala Geum Hee. Tapi dia tidak menjawab apapun. Jantungnya terasa mau
copot karena Daniel masih tetap memeluknya. Sebenarnya dia tidak menginginkan
ini, tapi dia tidak tahu bagaimana cara menolaknya.
“masuklah.” Pinta Daniel
lembut yang spontan membuat Geum Hee memasukkan password apartemennya dan masuk
meninggalkan Daniel diluar.
..........................
Chanyeol membanting tas
gitarnya disofa kamarnya dan melempar badanku dikasur. Entah mengapa hari ini
sangat buruk baginya.
Apa aku menyukainya?
Kenapa aku bertingkah seperti ini
Hanya itu yang terlintas
dikepalanya. Dia butuh seseorang untuk berbagi cerita dengannya. Hanna, hanya
dia yang menurutnya bisa menenangkan perasaannya. Chanyeol langsung meraih
ponselnya dan menelpon Hanna.
“yeoboseyo.” Jawab Hanna lesu.
“Hanna-yaa, apa kau
sakit? Kau terdengar lesu sekali.” Seru Chanyeol khawatir.
“aku hanya sedang tidak enak badan. Bisakah kau tidak menggangguku
sebentar?”
.......................
“bisakah
kau tidak menggangguku sebentar?”
“ada apa
dengannya? Apa dia baik-baik saja? Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.” Seruku
sambil terus memikirkan perkataannya tadi.
Khawatir, bingung, kecewa, semuanya
bercampur menjadi satu dan itu membuatku gila. Aku ingin pergi kerumahnya, tapi
aku tidak tahu dimana rumahnya. Aku hanya punya nomor ponselnya, bukan alamat
rumahnya. Tunggu, nomor ponsel!
Aku langsung
meraih kunci mobilku dan pergi.
.........................
Namja itu berjalan menelusuri sebuah
gedung apartemen sambil mencari nomor apartemen yang tertera dikertas yang
sedang dia bawa. Matanya langsung tertuju pada sebuah pintu apartemen
bertuliskan ‘9439’, dia langsung mengetuk pintu itu.
Tok tok.
Seorang gadis manis
dengan rambut coklatnya yang terurai dan mukanya yang sedikit pucat langsung
membukakan pintunya.
“Cha-chanyeol?!” seru
gadis itu gugup.
“Geum Hee-yaa, kau
tinggal bersama Hanna?” tanya Chanyeol.
“aa, itu-“
“boleh aku masuk?” potong
Chanyeol, Geum Hee pun langsung mempersilahkan dia masuk dengan ragu.
Chanyeol duduk disebuah
meja belajar dengan laptop yang masih menyala diatasnya. Raut mukanya langsung
berubah spontan saat dia melihat layar laptop itu.
.........................
“a-aku bisa jelaskan
semuanya.” Seru Geum Hee.
“tidak ada yang perlu
dijelaskan, semuanya sudah jelas. Aku tidak ingin mengenalmu lagi.” Seru Chanyeol
lalu meninggalkannya pergi.
“neol saranghae!” seru
Geum Hee.
“niga saranghaji mothada.”
Jawab Chanyeol dingin lalu pergi meninggalkan apartemen Geum Hee tanpa menutup pintu apartemennya.
Kaki Geum Hee terasa
lemas dan tak kuat untuk berdiri lagi setelah mendengar jawaban Chanyeol. Geum
Hee yang tak kuat lagi berdiri tiba-tiba saja terjatuh dan pingsan.
라벨: Ahn Daniel, EXO, Fan Fiction, friendship, Park Chanyeol, Romance, Sequel, Teen Top 2012년 10월 14일 | 6:55 오후 | 0 star
Gue masih gak ngerti
kenapa lo tiba-tiba hilang begitu aja kayak gini. Bolak-balik hindarin gue, sms
gue gak dibales, pura-pura lupa gue. Maksud lo apa? Gitu gak mau dibilangin
tukang PHP, tapi elonya sendiri kayak gitu. Najong lu sumpah!
Jelas-jelas lo udah
pernah bilang kalo suka gue, tapi kenapa lo tiba-tiba ilang kebawa angin gini
hah?! Seenggaknya lo kasih tau ke gue kenapa lo kayak gini. Doh, cemen banget
sih lo jadi cowok?! Banci tau gak!!!
Trus maksud lo rangkul
gue waktu itu apa? Mau bikin gue makin ngefly?! Duh, makasih, tapi gue gak
butuh itu. Ngerti lo?!
Kalo lo baca ini, please
jelasin semuanya kayak gini. Biar gak gantung!!! Sekian.
라벨: Curhat, I My Me Mine 2012년 10월 10일 | 2:27 오후 | 0 star
Damn!! Gegara gue mikirin dia jadinya kambuh kan. Mana obat
habis lagi, doh! Apa gue terlalu mikirin dia ya? Toh juga dia gak mungkin
mikirin gue. Haha, goblok banget gue.
Tapi mau gimana lagi? Gue gak bisa lupain dia. Gue bener-bener
udah sayang sama dia.
라벨: Curhat, friendship, I My Me Mine Sorry
| 2:22 오후 | 0 star
Jujur, selama ini gue gapernah punya temen
deket. Dari SD gue gak punya. Apa sih arti sahabat bagi kalian? Gue gak pernah
bisa ngartiin 1 kata itu sampe sekarang.
Dan gue akhirnya ketemu elo gas. Awalnya gue
Cuma anggep lo sahabat. Tapi kok lama-lama kayak gini perasaan gue. Gue pernah
ngaku ke elo kalo gue suka elo, dan lo juga pernah ngaku kan? Semenjak itu kita
smsan with full of feeling.
Hal yang paling gak bisa gue lupain waktu
lo rangkul gue dua kali waktu kita nonton film dirumah gue. Sumpah sampe
sekarang gue masih belum bisa ngelupain itu.
Tapi kenapa sekarang lo berubah? Lo ninggalin
gue setelah apa yang lo lakuin ke gue. Udah cukup gue dijauhin temen sekelas
gue, dan sekarang lo juga mau ninggalin gue gas? Lo gapapa gak suka sama gue,
lo boleh ngejek-ngejek gue, tapi please jangan tinggalin gue. Gue udah terlalu
sayang sama lo gas.
Lo yang bisa naikin mood gue.
Lo yang bikin gue bisa lupain dia.
Lo yang selalu gue kangenin.
Lo yang bikin gue betah disekolah.
Lo yang bikin gue terus jaga kesehatan,
biar gue bisa sekolah dan ketemu elo.
Lo yang bikin gue berangkat pagi biar
ketemu elo.
Lo yang bikin gue ceria lagi.
Lo, orang yang gue sayang.
I don’t want you, but i need u.
Sorry...
Kalo gue nyusahin elo.
Kalo gue sering gak bisa ngertiin elo.
Kalo gue sering bikin lo badmood.
Kalo gue sering ganggu elo.
라벨: Curhat, friendship, I My Me Mine Him
2012년 10월 2일 | 8:36 오후 | 0 star
Udah lama gak blogging, hehe. Habis
sibuk banget, tugas numpuk, latian paduan suara, ngurusin bazaar, pokoknya busy
banget daahh. Mumpung on blog, mau curhat dikit yaa.
Gue lagi suka anak, namanya Oh
Young Bae. Udah lama sih kita deket, Cuma dianya rada gengsi kayaknya sama aku.
Buktinya kalo disekolah kita jarang ngobrol, saling sapa aja kagak pernah.
Awalnya dia minta nomor gue sih
biasa aja, gue sih sama dia pengen temenan aja, gak lebih. Tapi kagak tau
kenapa kok gue lama-lama suka ama itu bocah ya? Gue juga gatau kenapa. Awal gue
ada feel sama dia sih gue gak terlalu berharap bisa pacaran ama dia. Masalahnya,
gue tau dia suka siapa. Meski dia udah sering bilang ke gue kalo dia udah gak
suka itu cewek, gue tau dia masih ada feel.
Puncaknya kemaren, gue sampe
ngira dia bakal nembak gue, gatau gue kesambet apa sampe mikir kayak gitu. Dan akhirnya
enggak.
Tadi waktu gue les, dia bilang ‘visit
blog gue’. Begitu sampe rumah, gue buka blognya trus baca postingannya....
Dari situ gue tau, dia Cuma pengen
deket, gak lebih. Seenggaknya, setelah gue baca postingan itu, gue bisa lebih
tau diri, kalo gue ama dia gak mungkin pacaran....
Tapi, meskipun kayak
gitu, gue masih mau kok jadi ‘temen deket’ lo. Dan semoga saja gue bisa
ngelupain rasa gue ke elo.
Sumpah ini curhatan geje banget
daahh..
라벨: Curhat, I My Me Mine Naega Neo 부인 pt. 6
2012년 8월 3일 | 2:40 오후 | 0 star
Young
Mi POV.
“
Kheumanhae.” Seruku sambil mendorongnya pelan.
“
Wae? Kau masih marah?” tanyanya dengan raut kecewa.
“
Pulanglah.” Pintaku. Entah kenapa, mataku tiba-tiba menjadi berkaca-kaca.
“
Kita pulang bersama.” Serunya lalu berdiri dan menarik tanganku.
“
Aniyo, kau pulanglah sendiri.” Seruku sambil melepas tangannya.
“
Kalau gitu, aku akan menemanimu disini.” Tawarnya.
“
Pulanglah. Yesung oppa.” Panggilku saat melihat Yesung oppa didepan pintu.
“
Kau bisa antarkan Se Hun pulang?” tanyaku.
“
Euh, ne. Se Hun-ah, kajja.” Ajak Yesung oppa.
“
Young Mi-ah.” Seru Se Hun dengan tatapan penuh arti. Tapi aku langsung kembali
berbaring dikasur dan menyelimuti diriku.
Aissh, aku tidak bisa tidur.
Melihat tatapannya seperti tadi, membuatku merasa bersalah. Tapi, ini bukan
salahku saja. Dia juga salah.
Tiba-tiba
saja, mataku terus mengeluarkan air mata.
“
Naega wae?” seruku pelan sambil mengelap air mataku.
......................
Dikantor.
“
Tinggal dirumah kami saja, sampai masalahmu dan Se Hun selesai.” Tawar Young
Hee eonni saat kami memasang aksesoris di gaun pesanan klien.
“
Gwenchana?” tanyaku.
“
Eum. Pulang dan ambil beberapa bajumu, biar aku yang selesaikan ini.” Pinta
Young Hee eonni.
...........................
Dirumah.
Se
Hun sudah berangkat. Kulihat, tidak ada piring kotor di wastafel dapur. Aku
juga mengecek kulkas.
“
Apa dia tidak makan? Biasanya dia membuat omelet kalau aku tidak menyiapkan
sarapan. Tapi ini, telurnya masih utuh. Tidak berkurang satupun.”
Setelah
aku mengambil koper ukuran sedang dilemari, aku langsung memasukkan semua
kebutuhan pribadiku kedalam koper.
“
Oh, dompetnya tertinggal.” Seruku setelah melihat dompet Se Hun tergeletak
dilantai dekat lemari.
Setelah
aku mengambilnya, kubuka dan kulihat dia menyimpan foto kita saat kencan
pertama kita disebuah cafe.
“
Kau ternyata masih menyimpannya. Ah, benar. Apa dia menyimpan kartu nama D.O
disini?” tanyaku lalu mencarinya. Ternyata ada.
“
Aku harus menyimpan nomornya.” Seruku lalu mengetik nomor Hp D.O dan
menyimpannya dikontak Hp-ku.
Saat
aku mau keluar rumah, Se Hun datang dan syok melihatku membawa sebuah koper.
“
Kau mau kemana?” tanyanya gugup dengan matanya yang sedikit membesar.
“
Sampai pengacaraku selesai mengurus perceraian kita, aku akan tinggal dirumah
Young Hee eonni.” Jelasku.
“
P-perceraian?” tanyanya gugup.
“
Heum. Aku tidak ingin terus seperti ini. Aku harus pergi sekarang.” Seruku lalu
memakai sepatuku dan keluar.
“
Gajima.” Pinta Se Hun sambil menggenggam lenganku.
“
Aku, harus cepat kembali. Ada gaun yang harus diselesaikan.” Seruku sambil
melepas genggamannya.
“
Jaga pola makanmu.” Seruku pelan lalu pergi meninggalkannya.
.............................
Saat
jam istirahat.
“
D.O-sshi. Ini aku, istrinya Se Hun. Kita bisa bertemu?” tanyaku saat aku
meneleponnya.
“ Baiklah, tapi cafe didepan
kantorku saja ya?”
“
Baiklah, gamsahamnida.” Seruku lalu menutup teleponnya.
............................
Dicafe
depan kantor Se Hun.
“
Ah, sebelumnya kita belum berkenalan secara resmi.” Seru D.O saat aku sudah
duduk didepannya.
“
Ah, benar. Annyeong haseyo, Kang Young Mi imnida.” Seruku sambil sedikit
menunduk.
“
Kang Young Mi. Apa aku boleh tahu, kau dulu di SMA mana?” tanya D.O.
“
Sewon High School, waeyo?” tanyaku.
“
Kau, angkatan keberapa?” tanyanya lagi.
“
Kalau tidak salah, aku angkatan ke-12.”
“
Kau dulu kelas 11-3 bukan? Nan, Do Kyungsoo, apa kau tidak ingat? Pantas saja,
mukamu familiar.” Seru D.O.
“
Do Kyungsoo. Aah, kau namja yang dulu minta padaku untuk kenalan dengan Young
Hee eonni bukan. Waah, sudah lama kita tidak bertemu.” Seruku sambil memegang
kedua tangannya.
“
Pantas saja, saat kita bertemu aku merasa kalau wajahmu familiar. Ternyata aku
benar, kita teman sekelas dulu. Bagaimana dengan Young Hee?” tanya D.O sambil
tersenyum.
“
Young Hee eonni? Dia baik-baik saja, dia baru saja melahirkan.”
“
Melahirkan? Dia sudah punya suami?!”
“
Eum, kau tidak tahu? Ah, benar. Reuni kemarin kau tidak datang.”
“
Eum, aku terlalu sibuk. Ah benar, kenapa kau minta bertemu?”
“
Soal Se Hun.” Seruku. Tiba-tiba saja, Hp-ku berbunyi.
“
Yeoboseyo.” Seruku pada Se Hun yang sedang meneleponku.
“ Kau dimana?”
“
Nan? Aku, dikantor dengan Young Hee eonni.” Jawabku gugup.
Pik.
“
Aneh, tiba-tiba saja menelepon, lalu mematikannya.” Gerutuku.
“
Kenapa kau tidak bilang kalau kau tidak dikantor?” tanya Se Hun.
“
Aku tidak ingin dia tau. Aku hanya takut dia salah paham.” Jelasku.
......................
Se
Hun POV.
Jam
istirahat.
Akhirnya
setengah dari tugasku selesai. Setelah aku membereskan dokumen-dokumenku, aku
mencari D.O untuk makan siang bersama. Tapi dia tidak ada dimejanya. Kuputuskan
untuk makan siang dicafe depan kantor sendirian.
“
Oh, bukannya itu D.O? siapa yeoja didepannya?” tanyaku saat melihatnya didalam
cafe bersama seorang yeoja.
“
B-bukannya itu, Young Mi? Kenapa dia memegang tangannya? Apa yang mereka
bicarakan? Sampai sampai, Young Mi sebahagia itu.” Tanyaku bingung.
Jangan jangan, Young Mi selingkuh?!
Aku langsung mengambil Hp-ku dan menelepon
Young Mi.
“ Yeoboseyo.”
“
Kau dimana?”
“ Nan? Aku, dikantor dengan Young
Hee eonni.” Mendengar jawabannya
seperti itu, aku langsung menutup teleponku.
“
Cih, beraninya dia berbohong padaku.” Ketusku. Tiba-tiba saja, maag-ku kambuh.
“
Aaaarrhh.” Rintihku.
“
Aaahhh, jjinja apho.” Seruku sambil duduk disebuah bangku dicafe.
.....................
Young
Mi POV.
“
D.O-yaa, aku ingin tanya tentang yeoja bernama Jessica.” Seruku.
“
Waeyo?” tanya D.O sambil menyeruput minumannya.
“
Changkamman.” Seruku.
Entahlah, tiba-tiba saja,
perasaanku tidak enak. Seperti perasaan yang biasa kurasakan saat Se Hun
maag-nya kambuh.
“
Young Mi-yaa, waeyo? Gwenchana?” tanya D.O.
“
Eum, gwenchana. Ah, geurae. Yeoja bernama Jessica itu, apa dia pacaran dengan
Se Hun?” tanyaku ragu.
“
Ah, itu. Jessica, bagi Se Hun itu hanya benalu.” Jawab D.O.
“
Ne?”
“
Eum. Se Hun sebenarnya benci dengannya, karena dia selalu membuntutinya.” Jelas
D.O.
“
Jjinja? Tapi mereka berciuman dirumahku kemarin.” Seruku.
“
Ah, masalah itu. Tadi pagi Se Hun sudah cerita padaku.”
..........................
Author
POV.
Setelah
Young Mi pergi untuk membeli soju, Se Hun langsung membereskan piring kotor
bekas jajangmyeon tadi.
Ting
tong.
“
Ah, Young Mi sudah pulang. Kenapa tidak langsung masuk saja?” tanya Se Hun lalu
membukakan pintu untuknya.
“
Yaa, kau lama sekali. J-jessica?!” seru Se Hun kaget setelah melihatnya.
“
Oppa~” serunya manja sambil memeluk Se Hun.
“
Yaa, lepaskan!” pinta Se Hun sambil
mendorong Jessica.
“
Oppa, kenapa kau seperti itu? Aku masuk yaa.” Seru Jessica lalu memakai sandal
rumah Young Mi.
“
Yaa, jangan pake sandal itu.” Pinta Se Hun. Tapi Jessica menghiraukannya.
“
Pulanglah.” Pinta Se Hun.
“
Shireo.”
“
Yaa, Jessica Jung.” Seruku lalu menghampirinya.
“
Oppa. Aku akan pulang, tapi turuti permintaanku.” Pinta Jessica.
“
Aissh, Mwoya–“ belum selesai Se Hun bicara, Jessica mencium bibir Se Hun.
......................
Young
Mi POV.
“
Setelah itu, kau pulang dan melihatnya dengan Jessica bukan?” tanya D.O setelah
dia menceritakan semuanya.
“
Aissh, eotteokhe. Aku melakukan kesalahan besar.” Seruku gugup.
“
Kesalahan apa?”
“
Aku sudah minta cerai dengannya.” Jawabku gugup.
“
Mwoya? Ah, nanti lagi ceritanya. Aku permisi ke toilet.” Seru D.O lalu
Ah, bagaimana ini. Apa yang harus
kulakukan.
“
Yaa, Young Mi-yaa, Se Hun di UGD sekarang. Maag-nya kambuh sangat parah.” Seru
D.O saat dia kembali dari toliet.
“
Jeongmal?!” tanyaku kaget.
“
Jessica baru saja meneleponku. Dia yang membawanya ke UGD.” Jelas D.O.
“
Kau mau ke rumah sakit bersamaku?” tawar D.O.
“
Baiklah.”
.....................
Dirumah
sakit.
“
Ah, itu Se Hun.” Seru D.O, akupun mengikutinya ketempat Se Hun.
Kenapa yeoja itu disini, aissh.
Tiba-tiba
saja, Se Hun mengelus pipi yeoja itu.
“
Gomawo.” Seru Se Hun.
to be continue... 라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun, Romance, Sequel Time Machine
2012년 6월 12일 | 7:45 오전 | 0 star
Author POV.
“ Kau sudah siap?” tanya Young Mi saat dia sudah selesai
mendandani Young Hee.
“ Ne, eonni.” Jawab Young Hee sambil sedikit tersenyum.
“ Acaranya mulai 1 jam lagi. Aku pergi dulu ya.” Seru Young Mi
lalu meninggalkannya.
Kriing kriing.
Tiba-tiba saja, Hp Young Hee berbunyi. Hiding number. Itu yang
tertera di layar Hp-nya. dia ragu untuk mengangkatnya. Tapi akhirnya dia
mengangkatnya.
“ Yeobseyo.”
“ Young Hee-yaa, ini
aku.”
“ J-jin Hoo oppa.” Seru Young Hee lirih. Tanpa sadar, dia meneteskan
air mata.
“ Bogoshipeo.”
“ Na do.” Jawab Young Hee sambil terisak.
“ Neo eodiga?” tanya Young Hee.
“ Disuatu tempat dimana
aku bisa memandangmu.” Mendengar jawaban seperti itu, Young Hee langsung
melihat sekeliling untuk mencari namja yang dia maksud.
“ Katakan padaku, kau dimana?” tanya Young Hee sambil terus
menangis.
“ Sabarlah, kita akan
bertemu nanti.”
“ Apa kau gila–“
“ Young Hee-yaa, sebentar lagi acaranya mulai. Yaa, apa kau
menangis?” tanya Young Mi saat dia melihat make up Young Hee luntur karena air
matanya.
“ Eonni changkamman. Yeoboseyo, yeoboseyo. Oppa!”
Tuut tuut tuut.
Saat itu juga, teleponnya terputus.
“ Yaa, kita harus cepat. Aku harus mendandanimu lagi kan?
Seharusnya kau jangan menangis. Apa yang membuatmu menangis?” tanya Young Mi
sambil mendandani Young Hee lagi.
“ Aniyo, eonni.” Jawab Young Hee.
“ Kau tidak menyesal untuk hidup dengannya, kan?”
“ Aniyo.”
......................
Di gereja.
Dengan balutan gaun pengantin dan sebuket mawar putih yang
dibawa tangan kanannya, Young Hee berjalan masuk kedalam gereja sambil memeluk
lengan ayahnya. Yesung, dengan balutan tuxedo hitam yang sudah berdiri didepan
duluan, tersenyum saat Young Hee berjalan kearahnya.
Yesung langsung memegan telapak tangan Young Hee saat dia sudah
sampai, dan mereka berdua menghadap ke seorang pastor.
“ Apa kau tadi menangis?” tanya Yesung pelan.
“ Aniyo, oppa.”
“ Dihadapan kalian semua sekarang, berdiri sepasang kekasih
yang akan menyatukan hidup mereka dihari yang cerah ini.” Seru pastor itu
lantang.
“ Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung.
......................
Young Hee POV.
“ Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
Tiba-tiba saja, aku melihat seorang namja yang mukanya
familiar denganku di salah satu jendela gereja.
O-oppa?
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung.
“ Oppa, dia tersenyum padaku.” Seruku pelan. Tanpa sadar aku
menjatuhkan buket mawar yang dia bawa. Aku ingin berlari menemuinya, tapi
sesuatu menyadarkanku.
“ Young Hee-yaa, gwenchana?” tanya Yesung oppa sambil memberiku
buket mawar yang kujatuhkan tadi.
“ Ah, gwenchana oppa.” Aku bisa mendengar, beberapa tamu
undangan membicarakanku pelan.
“ Kang Young Hee. Apa kau bersedia, terus bersamanya,
menyayanginya, selama-lamanya, sampai maut memisahkan kalian?” seru pastor.
Dia
masih ditempat yang sama, dan masih tersenyum padaku.
“ Young Hee, ini giliranmu.” Seru Yesung oppa pelan.
“ Nan, nan.” Seruku ragu sambil terus melihat namja di jendela
itu.
“ Aku butuh waktu.” Jawabku lalu berlari keluar gereja.
................
Setelah aku mengambil tasku dan memakai jamku, aku pergi
mencari namja itu.
“ Neo eodiga?” seruku sambil sedikit terisak.
Kriing kriing.
Tiba-tiba, Hp yang ada didalam tasku berbunyi.
“ Young Hee-yaa, apa kau
mencariku?”
“ Yaa, neo eodiga?”
“ Aku? Apa kau ingin
tahu?”
“ Jangan bercanda denganku!”
“ Haha, arrasseo. Aku,
ada ditaman kenangan kita dulu.”
.................
Ditaman yang dimaksud.
Aku terus mencarinya
kemanapun. Untung saja disini tidak terdengan suara kendaraan berlalu-lalang, jadinya
aku bisa berkosentrasi mencarinya. Changkamman, bukannya tempat ini dekat
dengan jalan raya?
“ Aissh, dia dimana. Aku harus cepat mencarinya.”
Seruku sambil melihat jam tanganku.
“ Yaa, aku baru saja beli sebulan yang lalu. Kenapa sudah
mati?” seruku sambil menepuk jam tanganku.
“ Hp, benar.” Seruku lalu mengambil Hp ditasku.
“ Yaa, kenapa tidak bisa di unlock? Apa Hp-ku rusak? Jamnya
juga tidak berjalan.” Seruku setelah melihat jam di layar Hp-ku yang terus
men-display jam 10.00.
“ Jam tanganku rusak, sekarang Hp-ku. Apa ini hari sialku?”
ketusku.
“ Ini hari spesialmu, bukan hari sialmu.” Seru seorang namja.
“ Jin Hoo oppa.” Seruku lalu memeluknya.
“ Bogoshipo.” Seruku.
“ Na do.” Jawabnya.
“ Saat bersamamu, waktu serasa berhenti.”
“ Memang.”
“ Ne?” seruku lalu melihat sekeliling.
Dia benar, waktu
benar-benar berhenti. Aku terlalu senang sampai tidak menyadarinya.
“ Oppa, kenapa kau disini?” tanyaku.
“ Aku disini, untuk membuatmu melupakanku.” Jawab Jin Hoo
oppa.
“ Wae? Aku tidak ingin melupakanmu.” Seruku dan mulai
meneteskan air mataku.
“ Yesung namja yang baik, aku tau kau menyukainya, hiduplah
bahagia dengannya.” Pinta Jin Hoo oppa.
“ Aku tau, tapi aku tidak ingin melupakanmu.”
“ Untuk apa kau mengingat namja yang sudah mati? Hiduplah
bahagia dengannya, tanpa terus mengingatku.” Pintanya.
“ Aniyo!”
“ Kau, tidak akan hidup dengan baik kalau kau terus mengingat
masa lalu.”
“ Apapun yang kulakukan, aku tidak bisa melupakanmu.”
“ Tapi saat kau bersamanya, kau bisa melupakanku. Aku senang
kau bisa tertawa dengannya, meski aku sedikit cemburu.”
“ Kalau begitu, aku akan menikah denganmu.”
“ Kau tidak bisa menikah dengan namja yang sudah meninggal.
Aku disini, hanya sebentar.”
“ Keundae oppa –“
“ Kembalilah ke gereja, dan hidup bersamanya. Lagipula, kita
bisa bersama nanti.”
“ Nanti kapan?”
“ Aku berjanji, aku terus bersamamu, saat disurga nanti.
Sekarang, jalani hidupmu dengannya. Aku akan pergi dengan perasaan lega kalau
kau bahagia dengannya.” Seru Jin Hoo oppa lalu mulai menghilang bersama angin.
Dia benar, aku harus
hidup bahagia agar dia meninggal dengan tenang. Dia benar, saat aku bersama
Yesung oppa, aku selalu bahagia dan tidak pernah mengingatnya. Aku tidak
mungkin berharap dia bangkit dari kuburnya lalu menikah denganku. Lagipula,
Yesung oppa sudah cukup baik sebagai penggantimu. Dia selalu menyemangatiku
saat aku terpuruk, apalagi saat kematianmu 3 tahun yang lalu. Aku harus
menikahinya sekarang, kalau aku ingin terus hidup bahagia.
..................
Didepan gereja.
“ Untunglah, waktu benar-benar berhenti dan mulai berjalan
sekarang. Ini masih jam 10.” Seruku saat melihat jam besar di dinding luar
gereja.
Jreek.
Aku langsung merapikan bajuku dan berjalan anggun saat aku
masuk kedalam gereja, seperti tidak terjadi apa-apa.
“ Jeongsohamnida, pastor. Apa kau bisa ulang dari awal?”
seruku. Aku tidak peduli dengan bisikan para tamu yang membicarakanku.
“ Baiklah. Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung oppa.
“ Kang Young Hee. Apa kau bersedia, terus bersamanya,
menyayanginya, selama-lamanya, sampai maut memisahkan kalian?” seru pastor.
“ Ne. Aku bersedia.” Jawabku dengan mantap. 라벨: Fan Fiction, I My Me Mine, Kim Yesung, One Shot, Super Junior |