![]() ![]() ![]() ![]() /> |
Time Machine
2012년 6월 12일 | 7:45 오전 | 0 star
Author POV.
“ Kau sudah siap?” tanya Young Mi saat dia sudah selesai
mendandani Young Hee.
“ Ne, eonni.” Jawab Young Hee sambil sedikit tersenyum.
“ Acaranya mulai 1 jam lagi. Aku pergi dulu ya.” Seru Young Mi
lalu meninggalkannya.
Kriing kriing.
Tiba-tiba saja, Hp Young Hee berbunyi. Hiding number. Itu yang
tertera di layar Hp-nya. dia ragu untuk mengangkatnya. Tapi akhirnya dia
mengangkatnya.
“ Yeobseyo.”
“ Young Hee-yaa, ini
aku.”
“ J-jin Hoo oppa.” Seru Young Hee lirih. Tanpa sadar, dia meneteskan
air mata.
“ Bogoshipeo.”
“ Na do.” Jawab Young Hee sambil terisak.
“ Neo eodiga?” tanya Young Hee.
“ Disuatu tempat dimana
aku bisa memandangmu.” Mendengar jawaban seperti itu, Young Hee langsung
melihat sekeliling untuk mencari namja yang dia maksud.
“ Katakan padaku, kau dimana?” tanya Young Hee sambil terus
menangis.
“ Sabarlah, kita akan
bertemu nanti.”
“ Apa kau gila–“
“ Young Hee-yaa, sebentar lagi acaranya mulai. Yaa, apa kau
menangis?” tanya Young Mi saat dia melihat make up Young Hee luntur karena air
matanya.
“ Eonni changkamman. Yeoboseyo, yeoboseyo. Oppa!”
Tuut tuut tuut.
Saat itu juga, teleponnya terputus.
“ Yaa, kita harus cepat. Aku harus mendandanimu lagi kan?
Seharusnya kau jangan menangis. Apa yang membuatmu menangis?” tanya Young Mi
sambil mendandani Young Hee lagi.
“ Aniyo, eonni.” Jawab Young Hee.
“ Kau tidak menyesal untuk hidup dengannya, kan?”
“ Aniyo.”
......................
Di gereja.
Dengan balutan gaun pengantin dan sebuket mawar putih yang
dibawa tangan kanannya, Young Hee berjalan masuk kedalam gereja sambil memeluk
lengan ayahnya. Yesung, dengan balutan tuxedo hitam yang sudah berdiri didepan
duluan, tersenyum saat Young Hee berjalan kearahnya.
Yesung langsung memegan telapak tangan Young Hee saat dia sudah
sampai, dan mereka berdua menghadap ke seorang pastor.
“ Apa kau tadi menangis?” tanya Yesung pelan.
“ Aniyo, oppa.”
“ Dihadapan kalian semua sekarang, berdiri sepasang kekasih
yang akan menyatukan hidup mereka dihari yang cerah ini.” Seru pastor itu
lantang.
“ Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung.
......................
Young Hee POV.
“ Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
Tiba-tiba saja, aku melihat seorang namja yang mukanya
familiar denganku di salah satu jendela gereja.
O-oppa?
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung.
“ Oppa, dia tersenyum padaku.” Seruku pelan. Tanpa sadar aku
menjatuhkan buket mawar yang dia bawa. Aku ingin berlari menemuinya, tapi
sesuatu menyadarkanku.
“ Young Hee-yaa, gwenchana?” tanya Yesung oppa sambil memberiku
buket mawar yang kujatuhkan tadi.
“ Ah, gwenchana oppa.” Aku bisa mendengar, beberapa tamu
undangan membicarakanku pelan.
“ Kang Young Hee. Apa kau bersedia, terus bersamanya,
menyayanginya, selama-lamanya, sampai maut memisahkan kalian?” seru pastor.
Dia
masih ditempat yang sama, dan masih tersenyum padaku.
“ Young Hee, ini giliranmu.” Seru Yesung oppa pelan.
“ Nan, nan.” Seruku ragu sambil terus melihat namja di jendela
itu.
“ Aku butuh waktu.” Jawabku lalu berlari keluar gereja.
................
Setelah aku mengambil tasku dan memakai jamku, aku pergi
mencari namja itu.
“ Neo eodiga?” seruku sambil sedikit terisak.
Kriing kriing.
Tiba-tiba, Hp yang ada didalam tasku berbunyi.
“ Young Hee-yaa, apa kau
mencariku?”
“ Yaa, neo eodiga?”
“ Aku? Apa kau ingin
tahu?”
“ Jangan bercanda denganku!”
“ Haha, arrasseo. Aku,
ada ditaman kenangan kita dulu.”
.................
Ditaman yang dimaksud.
Aku terus mencarinya
kemanapun. Untung saja disini tidak terdengan suara kendaraan berlalu-lalang, jadinya
aku bisa berkosentrasi mencarinya. Changkamman, bukannya tempat ini dekat
dengan jalan raya?
“ Aissh, dia dimana. Aku harus cepat mencarinya.”
Seruku sambil melihat jam tanganku.
“ Yaa, aku baru saja beli sebulan yang lalu. Kenapa sudah
mati?” seruku sambil menepuk jam tanganku.
“ Hp, benar.” Seruku lalu mengambil Hp ditasku.
“ Yaa, kenapa tidak bisa di unlock? Apa Hp-ku rusak? Jamnya
juga tidak berjalan.” Seruku setelah melihat jam di layar Hp-ku yang terus
men-display jam 10.00.
“ Jam tanganku rusak, sekarang Hp-ku. Apa ini hari sialku?”
ketusku.
“ Ini hari spesialmu, bukan hari sialmu.” Seru seorang namja.
“ Jin Hoo oppa.” Seruku lalu memeluknya.
“ Bogoshipo.” Seruku.
“ Na do.” Jawabnya.
“ Saat bersamamu, waktu serasa berhenti.”
“ Memang.”
“ Ne?” seruku lalu melihat sekeliling.
Dia benar, waktu
benar-benar berhenti. Aku terlalu senang sampai tidak menyadarinya.
“ Oppa, kenapa kau disini?” tanyaku.
“ Aku disini, untuk membuatmu melupakanku.” Jawab Jin Hoo
oppa.
“ Wae? Aku tidak ingin melupakanmu.” Seruku dan mulai
meneteskan air mataku.
“ Yesung namja yang baik, aku tau kau menyukainya, hiduplah
bahagia dengannya.” Pinta Jin Hoo oppa.
“ Aku tau, tapi aku tidak ingin melupakanmu.”
“ Untuk apa kau mengingat namja yang sudah mati? Hiduplah
bahagia dengannya, tanpa terus mengingatku.” Pintanya.
“ Aniyo!”
“ Kau, tidak akan hidup dengan baik kalau kau terus mengingat
masa lalu.”
“ Apapun yang kulakukan, aku tidak bisa melupakanmu.”
“ Tapi saat kau bersamanya, kau bisa melupakanku. Aku senang
kau bisa tertawa dengannya, meski aku sedikit cemburu.”
“ Kalau begitu, aku akan menikah denganmu.”
“ Kau tidak bisa menikah dengan namja yang sudah meninggal.
Aku disini, hanya sebentar.”
“ Keundae oppa –“
“ Kembalilah ke gereja, dan hidup bersamanya. Lagipula, kita
bisa bersama nanti.”
“ Nanti kapan?”
“ Aku berjanji, aku terus bersamamu, saat disurga nanti.
Sekarang, jalani hidupmu dengannya. Aku akan pergi dengan perasaan lega kalau
kau bahagia dengannya.” Seru Jin Hoo oppa lalu mulai menghilang bersama angin.
Dia benar, aku harus
hidup bahagia agar dia meninggal dengan tenang. Dia benar, saat aku bersama
Yesung oppa, aku selalu bahagia dan tidak pernah mengingatnya. Aku tidak
mungkin berharap dia bangkit dari kuburnya lalu menikah denganku. Lagipula,
Yesung oppa sudah cukup baik sebagai penggantimu. Dia selalu menyemangatiku
saat aku terpuruk, apalagi saat kematianmu 3 tahun yang lalu. Aku harus
menikahinya sekarang, kalau aku ingin terus hidup bahagia.
..................
Didepan gereja.
“ Untunglah, waktu benar-benar berhenti dan mulai berjalan
sekarang. Ini masih jam 10.” Seruku saat melihat jam besar di dinding luar
gereja.
Jreek.
Aku langsung merapikan bajuku dan berjalan anggun saat aku
masuk kedalam gereja, seperti tidak terjadi apa-apa.
“ Jeongsohamnida, pastor. Apa kau bisa ulang dari awal?”
seruku. Aku tidak peduli dengan bisikan para tamu yang membicarakanku.
“ Baiklah. Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung oppa.
“ Kang Young Hee. Apa kau bersedia, terus bersamanya,
menyayanginya, selama-lamanya, sampai maut memisahkan kalian?” seru pastor.
“ Ne. Aku bersedia.” Jawabku dengan mantap. 라벨: Fan Fiction, I My Me Mine, Kim Yesung, One Shot, Super Junior |