![]() ![]() ![]() ![]() /> |
Time Machine
2012년 6월 12일 | 7:45 오전 | 0 star
Author POV.
“ Kau sudah siap?” tanya Young Mi saat dia sudah selesai
mendandani Young Hee.
“ Ne, eonni.” Jawab Young Hee sambil sedikit tersenyum.
“ Acaranya mulai 1 jam lagi. Aku pergi dulu ya.” Seru Young Mi
lalu meninggalkannya.
Kriing kriing.
Tiba-tiba saja, Hp Young Hee berbunyi. Hiding number. Itu yang
tertera di layar Hp-nya. dia ragu untuk mengangkatnya. Tapi akhirnya dia
mengangkatnya.
“ Yeobseyo.”
“ Young Hee-yaa, ini
aku.”
“ J-jin Hoo oppa.” Seru Young Hee lirih. Tanpa sadar, dia meneteskan
air mata.
“ Bogoshipeo.”
“ Na do.” Jawab Young Hee sambil terisak.
“ Neo eodiga?” tanya Young Hee.
“ Disuatu tempat dimana
aku bisa memandangmu.” Mendengar jawaban seperti itu, Young Hee langsung
melihat sekeliling untuk mencari namja yang dia maksud.
“ Katakan padaku, kau dimana?” tanya Young Hee sambil terus
menangis.
“ Sabarlah, kita akan
bertemu nanti.”
“ Apa kau gila–“
“ Young Hee-yaa, sebentar lagi acaranya mulai. Yaa, apa kau
menangis?” tanya Young Mi saat dia melihat make up Young Hee luntur karena air
matanya.
“ Eonni changkamman. Yeoboseyo, yeoboseyo. Oppa!”
Tuut tuut tuut.
Saat itu juga, teleponnya terputus.
“ Yaa, kita harus cepat. Aku harus mendandanimu lagi kan?
Seharusnya kau jangan menangis. Apa yang membuatmu menangis?” tanya Young Mi
sambil mendandani Young Hee lagi.
“ Aniyo, eonni.” Jawab Young Hee.
“ Kau tidak menyesal untuk hidup dengannya, kan?”
“ Aniyo.”
......................
Di gereja.
Dengan balutan gaun pengantin dan sebuket mawar putih yang
dibawa tangan kanannya, Young Hee berjalan masuk kedalam gereja sambil memeluk
lengan ayahnya. Yesung, dengan balutan tuxedo hitam yang sudah berdiri didepan
duluan, tersenyum saat Young Hee berjalan kearahnya.
Yesung langsung memegan telapak tangan Young Hee saat dia sudah
sampai, dan mereka berdua menghadap ke seorang pastor.
“ Apa kau tadi menangis?” tanya Yesung pelan.
“ Aniyo, oppa.”
“ Dihadapan kalian semua sekarang, berdiri sepasang kekasih
yang akan menyatukan hidup mereka dihari yang cerah ini.” Seru pastor itu
lantang.
“ Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung.
......................
Young Hee POV.
“ Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
Tiba-tiba saja, aku melihat seorang namja yang mukanya
familiar denganku di salah satu jendela gereja.
O-oppa?
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung.
“ Oppa, dia tersenyum padaku.” Seruku pelan. Tanpa sadar aku
menjatuhkan buket mawar yang dia bawa. Aku ingin berlari menemuinya, tapi
sesuatu menyadarkanku.
“ Young Hee-yaa, gwenchana?” tanya Yesung oppa sambil memberiku
buket mawar yang kujatuhkan tadi.
“ Ah, gwenchana oppa.” Aku bisa mendengar, beberapa tamu
undangan membicarakanku pelan.
“ Kang Young Hee. Apa kau bersedia, terus bersamanya,
menyayanginya, selama-lamanya, sampai maut memisahkan kalian?” seru pastor.
Dia
masih ditempat yang sama, dan masih tersenyum padaku.
“ Young Hee, ini giliranmu.” Seru Yesung oppa pelan.
“ Nan, nan.” Seruku ragu sambil terus melihat namja di jendela
itu.
“ Aku butuh waktu.” Jawabku lalu berlari keluar gereja.
................
Setelah aku mengambil tasku dan memakai jamku, aku pergi
mencari namja itu.
“ Neo eodiga?” seruku sambil sedikit terisak.
Kriing kriing.
Tiba-tiba, Hp yang ada didalam tasku berbunyi.
“ Young Hee-yaa, apa kau
mencariku?”
“ Yaa, neo eodiga?”
“ Aku? Apa kau ingin
tahu?”
“ Jangan bercanda denganku!”
“ Haha, arrasseo. Aku,
ada ditaman kenangan kita dulu.”
.................
Ditaman yang dimaksud.
Aku terus mencarinya
kemanapun. Untung saja disini tidak terdengan suara kendaraan berlalu-lalang, jadinya
aku bisa berkosentrasi mencarinya. Changkamman, bukannya tempat ini dekat
dengan jalan raya?
“ Aissh, dia dimana. Aku harus cepat mencarinya.”
Seruku sambil melihat jam tanganku.
“ Yaa, aku baru saja beli sebulan yang lalu. Kenapa sudah
mati?” seruku sambil menepuk jam tanganku.
“ Hp, benar.” Seruku lalu mengambil Hp ditasku.
“ Yaa, kenapa tidak bisa di unlock? Apa Hp-ku rusak? Jamnya
juga tidak berjalan.” Seruku setelah melihat jam di layar Hp-ku yang terus
men-display jam 10.00.
“ Jam tanganku rusak, sekarang Hp-ku. Apa ini hari sialku?”
ketusku.
“ Ini hari spesialmu, bukan hari sialmu.” Seru seorang namja.
“ Jin Hoo oppa.” Seruku lalu memeluknya.
“ Bogoshipo.” Seruku.
“ Na do.” Jawabnya.
“ Saat bersamamu, waktu serasa berhenti.”
“ Memang.”
“ Ne?” seruku lalu melihat sekeliling.
Dia benar, waktu
benar-benar berhenti. Aku terlalu senang sampai tidak menyadarinya.
“ Oppa, kenapa kau disini?” tanyaku.
“ Aku disini, untuk membuatmu melupakanku.” Jawab Jin Hoo
oppa.
“ Wae? Aku tidak ingin melupakanmu.” Seruku dan mulai
meneteskan air mataku.
“ Yesung namja yang baik, aku tau kau menyukainya, hiduplah
bahagia dengannya.” Pinta Jin Hoo oppa.
“ Aku tau, tapi aku tidak ingin melupakanmu.”
“ Untuk apa kau mengingat namja yang sudah mati? Hiduplah
bahagia dengannya, tanpa terus mengingatku.” Pintanya.
“ Aniyo!”
“ Kau, tidak akan hidup dengan baik kalau kau terus mengingat
masa lalu.”
“ Apapun yang kulakukan, aku tidak bisa melupakanmu.”
“ Tapi saat kau bersamanya, kau bisa melupakanku. Aku senang
kau bisa tertawa dengannya, meski aku sedikit cemburu.”
“ Kalau begitu, aku akan menikah denganmu.”
“ Kau tidak bisa menikah dengan namja yang sudah meninggal.
Aku disini, hanya sebentar.”
“ Keundae oppa –“
“ Kembalilah ke gereja, dan hidup bersamanya. Lagipula, kita
bisa bersama nanti.”
“ Nanti kapan?”
“ Aku berjanji, aku terus bersamamu, saat disurga nanti.
Sekarang, jalani hidupmu dengannya. Aku akan pergi dengan perasaan lega kalau
kau bahagia dengannya.” Seru Jin Hoo oppa lalu mulai menghilang bersama angin.
Dia benar, aku harus
hidup bahagia agar dia meninggal dengan tenang. Dia benar, saat aku bersama
Yesung oppa, aku selalu bahagia dan tidak pernah mengingatnya. Aku tidak
mungkin berharap dia bangkit dari kuburnya lalu menikah denganku. Lagipula,
Yesung oppa sudah cukup baik sebagai penggantimu. Dia selalu menyemangatiku
saat aku terpuruk, apalagi saat kematianmu 3 tahun yang lalu. Aku harus
menikahinya sekarang, kalau aku ingin terus hidup bahagia.
..................
Didepan gereja.
“ Untunglah, waktu benar-benar berhenti dan mulai berjalan
sekarang. Ini masih jam 10.” Seruku saat melihat jam besar di dinding luar
gereja.
Jreek.
Aku langsung merapikan bajuku dan berjalan anggun saat aku
masuk kedalam gereja, seperti tidak terjadi apa-apa.
“ Jeongsohamnida, pastor. Apa kau bisa ulang dari awal?”
seruku. Aku tidak peduli dengan bisikan para tamu yang membicarakanku.
“ Baiklah. Kim Yesung. Apa kau bersedia, untuk menjaganya,
menyayanginya, kapanpun meski rintangan menghadang, sampai maut memisahkan
kalian nanti?” seru pastor.
“ Iya, aku bersedia.” Jawab Yesung oppa.
“ Kang Young Hee. Apa kau bersedia, terus bersamanya,
menyayanginya, selama-lamanya, sampai maut memisahkan kalian?” seru pastor.
“ Ne. Aku bersedia.” Jawabku dengan mantap. 라벨: Fan Fiction, I My Me Mine, Kim Yesung, One Shot, Super Junior Shining Star part 16
2012년 6월 8일 | 8:03 오전 | 0 star
Jae
Bum POV.
“
Kau membuat seorang yeoja menangis lagi?” tanya Min Ah saat aku kembali.
“
Lagi?” tanyaku memastikan.
“
Heum. Kau sudah membuat Mi Rae menangis, sekarang Ha Ra yang kau buat menangis?
Neo nappeun namja.” Ketus Min Ah.
“
Kau membuat Ha Ra menangis? Neo miccheosseo?” seru Mi Rae yang baru saja datang
kearahku bersama Lee Joon.
“
Lebih baik aku membuat yeoja menangis. Daripada dirimu, playgirl.” Ketusku.
“
Mwo? Yaa, Lim Jae Bum! Jaga omonganmu!” bentak Mi Rae.
“
Playgirl? Apa maksudmu?” tanya Lee Joon padaku.
“
Waktu itu Jong Hyun, lalu Taemin. Sekarang, cheossarang-mu, huh.” Jawabku
ketus.
“
Heuh? Jong Hyun? Taemin? Yaa, Lim Jae Bum, harusnya kau cari tau yang
sebenarnya dulu, baru bicara.”
“
Untuk apa, semuanya udah jelas bukan. Lagipula, itu hanya membuang waktuku
saja.” Jawabku ketus.
“
Apa kau cemburu?”
“
Huh? Ah, aniyo. Untuk apa aku cemburu padamu.” Seruku lalu pergi meninggalkan
mereka.
..........................
Mi
Rae POV.
“
Apa kau cemburu?” tanyaku.
“
Huh? Ah, aniyo. Untuk apa aku cemburu padamu.” Jawabnya lalu pergi.
“
Sudah jelas dia cemburu.” Seru Min Ah.
“
Siapa dia?” tanya Lee Joon oppa.
“
Ah, bukan siapa-siapa. Aku pergi dulu.” Seruku lalu pergi meninggalkan Min Ah
dan Lee Joon oppa.
................................
“
Ada apa disana? Kenapa ramai sekali?” tanyaku saat melihat sekumpulan murid
mengerumuni seorang ahjusshi yang berdiri diatas kursi itu.
“
Hah, orang itu–“
“
Kim Mi Rae!” teriak ahjusshi itu. Akupun langsung pergi sambil menutupi mukaku
dengan tanganku.
“
Jangan pergi!” seru ahjusshi itu setelah dia berhasil mengejarku dan
menggenggam lenganku.
“
Ah, CEO Kim Jong Shin sshi, eolmaneyo.” Seruku sambil melepas genggamannya.
“
Kalian bisa mendaftar via online mulai sekarang. Malam ini akan diumumkan
seleksi awal.” Seru CEO Kim pada murid-murid yang mengerumuninya tadi.
“
Ne.” Jawab mereka serempak lalu pergi.
“
Kau ikut kan?” tanya CEO Kim antusias.
“
I-ikut apa?” tanyaku sedikit takut.
“
Lee Joon sudah memberikannya padamu?” tanyanya semakin antusias.
“
M-memberikan apa?” tanyaku semakin takut. Wajahnya yang terlalu antusias bisa
membuat bayi menangis.
“
Heeuuh, kartu peserta Super Idol.” Jawabnya kesal.
“
Ah, itu. Sudah.”
“
Kau ikut kan?”
“
Masalah itu, aku–“
“
Kau harus ikut, mau tidak mau. Kau itu punya potensi untuk menjadi penyanyi.”
Potong CEO Kim.
“
Tapi–“
“
Ikut saja, anggap ini hanya coba-coba.” Serunya lalu pergi meninggalkanku.
“
Heuuh, sampai kapan dia seperti ini padaku?” gerutuku.
“
Apa aku harus ikut?” seruku pelan sambil mengeluarkan kartu peserta Super Idol
yang diberikan Lee Joon oppa.
“
Ikut apa?” tanya Taemin tiba-tiba.
“
Aissh, kau mengagetkanku. Kau tidak ikut?” tanyaku.
“
Tentu aku ikut. Aku ingin mereka tau bakatku.” Jawabnya.
“
tapi, itu tidak gampang seperti yang kau pikirkan.”
“
Arra. Tapi, aku tidak akan menyerah. Ini sudah cita-citaku sejak kecil.”
“
Jjinja?”
“
Heum. Ikutlah, mungkin kita bisa jadi duo nantinya.” Seru Taemin.
“
Haruskah?”
“
Mi Rae-yaa, kau ikut ya.” Pinta Jong Hyun.
“
Aku ikut, tapi kau juga ikut.” Pintaku.
“
Ah, mwo? Kau saja. Aku tidak pantas jadi artis.” Jawabnya.
“
Aniyo, kau juga harus ikut.”
“
Ah, wae?”
“
Suaramu tidak terlalu buruk.” Seru Taemin.
“
Ikutlah, ibumu pasti bangga.” Seruku.
“ Benarkah? Tapi, gimana kalo aku tidak lulus?” tanya Jong
Hyun.
“ Gwenchana, yang penting kau sudah berusaha.” Seruku sambil menepuk
pundaknya.
...........................
Malam harinya, dikantin sekolah.
“ Temanya, duet ya. Undianmu, nomor berapa?” tanyaku pada
Taemin yang duduk didepanku sambil meminum teh lecinya.
“ Nomor 11, kamu?” tanyanya.
“ Jinja? Berarti kita satu grup. Aku juga nomor 11.” Seruku
sambil menunjukkan kartu undianku kepadanya.
“ Wah, jjinja? Hmm, massita.” Serunya setelah dia meminum teh
lecinya.
“ Jjinja? Sini, aku minta.” Seruku sambil mengambil gelas
tehnya.
“ Hmm, massita.” Seruku setelah menyeruput tehnya.
“ Makan lecinya juga.” Pinta Taemin sambil mengambil leci yang
ada di teh lalu menyuapinya kepadaku.
“ Huwaa, aku juga mau pesan.” Seruku lalu kemeja kasir untuk
memesannya. Beberapa saat kemudian, pesananku datang.
“ Mau pakai lagu apa?” tanya Taemin.
“ Trouble Maker?” usul Taemin.
“ Ani, waktunya hanya 2 hari. Rasanya tidak mungkin menghafal
koreo-nya secepat itu.” Seruku lalu menyeruput teh leciku.
“ Kang Min Young feat Mir MBLAQ, going crazy?”
“ Ani, bagian namja-nya kan hanya dikit.”
“ SHINee, please don’t go?”
“ Ah, benar, itu saja. Kau bisa kan?” tanyaku.
“ Eum, lagunya easy going, aku suka.”
“ Baiklah, lagu itu saja. Uuhh, good job uri Taemin.” Seruku
sambil mengacak rambutnya dengan tangan kananku. Tapi dia langsung memegang pergelangan
tangan kananku.
“ Jangan seperti itu.” Jawabnya sambil tersenyum, meski
terlihat kecewa.
“ Wae?”
“ Aku bukan Taemin yang seperti anak-anak lagi, sekarang aku
sudah besar. Jangan seperti itu lagi.” Jawabnya sambil tersenyum.
“ Ah, geurae. Mianhae.” Jawabku pelan sambil memegang gelasku
dengan kedua tanganku.
“ Gwenchana.” Jawab Taemin lalu memegang tanganku.
.........................
Jae Bum POV.
M-mwoya?
Taemin memegang tangannya? Sebenarnya, apa hubungan mereka?
Tanpa sadar, aku mengepalkan tanganku karena
terlalu kesal.
“ Jangan suka mengintip orang lain.” Seru Jong Hyun tiba tiba
lalu meminum air mineral yang dibawanya.
“ A-aniya, aku hanya kebetulan lewat. Ah, aku ingin tanya
sesuatu.” Seruku.
“ Tanya apa?”
“ Apa, kau pacaran dengan Mi Rae?” tanyaku ragu.
“ Uhuk, pertanyaanmu membuatku tersedak. Wae? Apa kau
cemburu?” goda Jong Hyun.
“ A-ani. Geunyang, aku pernah melihatnya pergi bersamamu.”
Seruku sedikit pelan.
“ Wae? Apa salah aku jalan berdua dengan sepupuku?” tanyanya.
“ Ne? Sepupu?” tanyaku memastikan.
“ Eum, Mi Rae tidak pernah cerita padamu?”
“ Aniyo, kalo Taemin, apa Taemin pacarnya?”
“ Haha, apa kau benar benar cemburu? Artis terkenal sepertimu,
ternyata masih menyukai mantanmu yang mungkin dibenci kebanyakan fansmu.”
Godanya.
“ Ah, aniyo. Aku tidak
cemburu. Dwaesseo, kau tidak perlu menjawabnya.” Ketusku lalu pergi
meninggalkannya.
“ Taemin memang menyukainya, tapi Mi Rae hanya menganggapnya
sebagai adik.” Seru Jong Hyun. Setelah mendengarkan jawabannya, aku langsung
lari kekamar.
........................
Dikamar.
“ Syukurlah.” Seruku sambil berbaring dikasurku lalu memainkan
rubikku.
“ Ada apa? Apa kau balikan dengan Mi Rae?” goda Dong Joo. Tapi
aku hanya menjawabnya dengan tertawa.
............................
Mi Rae POV.
Didepan kamar Mi Rae.
“ Kembalilah kekamarmu.” Pintaku pada Taemin setelah dia
mengantarku kedepan kamar.
“ Arra. Euh, Mi Rae-yaa.” Seru Taemin pelan.
“ Eum, wae?”
“ Jangan anggap aku adikmu lagi ya.” Pintanya ragu.
“ Wae? Apa kau marah padaku?”
“ Ah, ani. Hanya saja, aku ingin dianggap namja dewasa
olehmu.” Serunya pelan.
“ Geurae, aku tidak akan menganggapmu sebagai adik lagi,
Taemin sshi. Aku masuk dulu ya, annyeong.” Seruku sambil melambaikan tanganku.
.....................
Keesokan harinya, dikantin sekolah.
“ Aku sudah print liriknya. Bagianmu yang tulisannya warna
merah. Yang tulisannya warna ungu, kita nyanyi bersama.” Seru Taemin sambil
memberikan kertas lirik yang dia print padaku.
“ Ah, gomawo. Kau mau latihan sebentar?” tawarku.
“ Boleh.”
Eojetbam kkumsoge
Nega naege dagawa
Soksagin geu mari
Nae eolgul manjideon geu meoritgyeori
Kkumeseo kkaeboni
Neomunado
seonmyeonghande
Nega inneun ge kkumieotdan geol
Nae nungae goyeojin
nunmuri malhaejwosseo
Andwaeyo andwaeyo
geureoke gajimayo
Jebal han beonman han beonman nal dasi anajwoyo Dasi nungama neol boreo gamyeon
Geu jarie meomchun
nareul anajwoyo
.......................
Jae Bum POV.
Meski aku sudah tahu
kalau Taemin hanya menyukainya dan Mi Rae hanya menganggapnya sebagai adik, aku
tetap saja benci melihat mereka berdua. Apalagi, saat Mi Rae tersenyum padanya.
“ Yaa, kau benar mau pakai lagu ini?” tanya Dong Joo.
“ Wae?” tanyaku.
“ Apa lagu ini untuk Mi Rae?”
“ Ah, aniyo.” Sangkalku.
“ Aku sudah membaca liriknya, ini pas sekali dengan
prasangkamu ke Mi Rae.”
“ Aniyo, jjinja aniyo. Aku hanya suka lagunya. Bagianmu, aku
tulis dengan warna hijau.” Seruku sedikit gugup lalu memalingkan wajahku kearah
Mi Rae dan Taemin duduk.
“ Oh, namja itu.” Seruku setelah melihat namja bernama Lee
Joon itu menghampiri mereka.
“ Hehe, Taemin terlihat sedikit kesal.” Bisikku.
“ Oh, dia mengajaknya pergi. Tapi Mi Rae tidak mau, Taemin
terlihat bahagia sekali.” Bisikku lagi.
Changkamman, kenapa aku
dipihaknya Taemin?To Be Continued..... 라벨: f(x), Fan Fiction, friendship, JB, KARA, Kim Jonghyun, Lee Joon, Lee Taemin, Lyrics, MBLAQ, Romance, school activity, Sequel, SHINee Se Hun's Diaries pt. 5
2012년 6월 3일 | 9:39 오후 | 0 star
Read the story before, Naega neo 부인 pt. 5
.................................................................................................................................................................................................................
Melihatmu hampir
menangis saat kau pulang, perasaanku benar-benar tidak enak. Kau terus saja
bersikap tegar, padahal hatimu sudah hancur.
Saat kau pergi lagi, aku langsung pergi menyusulmu. Tapi,
diluar hujan, aku kembali untuk mengambil payung dan mengejarmu lagi.
Mendengarmu mengataiku sambil menendang kerikil, membuatku
berpikir kalau aku bukan namja yang berguna. Kenapa aku sebodoh ini? Setelah kau
selesai mengataiku, aku langsung menarikmu dan memelukmu. Aku langsung
menjelaskannya padamu, meski kau tidak mungkin percaya.
Saat aku kembali kerumah dan melihat kaset yang kau berikan,
aku berpikir, yeoja manis dan polos sepertimu, tidak pantas untukku. Aku terlalu
jahat untuk menjadi nampyeon-mu.
Kau bilang, kau akan pulang secepatnya. Tapi, sampai aku selesai
makan dan membereskan semuanya, kau belum juga pulang.
Aku kaget saat Yesung hyung meneleponku kalau kau pingsan saat
dirumahnya. Aku langsung pergi dan naik mobil untuk menyusulmu. Aku terlalu
khawatir, bahkan aku tidak sempat mengambil jaket, aku bahkan tidak
memerdulikan udara dingin yang menembus bajuku, yang kupikirkan hanya keadaanmu
sekarang.. 라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun Naega Neo 부인 pt. 5
| 9:37 오후 | 0 star
Aku saranin sambil denger lagunya SUJU-Storm. happy reading ^^
...........................................................................................................................................................................
“ Oh Se Hun~, aku pula–“
ucapanku terhenti saat melihatnya berciuman dengan seorang yeoja.
Priang.
Tanpa kusadari, aku menjatuhkan sekantong plastik berisi botol
soju yang kubawa.
M-mwoya?
“ Young Mi-ah.” Serunya setelah dia mendorong yeoja itu
menjauh darinya.
“ I-ige mwoya?” tanyaku sambil menahan air mataku.
“ Young Mi-ah, ini tidak seperti yang kau bayangkan.” Seru Se
Hun.
“ Oppa, nuguyeo? Ah, dia sepupumu, iyakan?” tanya yeoja itu
sambil memeluk lengan Se Hun.
S-sepupu?
“ Y-young Mi-ah.” Seru Se Hun.
“ Annyeong haseyo, aku adik sepupunya, Kang Young Mi imnida.”
Seruku pada yeoja itu sambil sedikit membungkuk.
.....................
Se Hun POV.
“ Y-young Mi-ah.” Seruku dengan perasaan cemas.
Jangan katakan apapun,
kumohon!
“ Annyeong haseyo, aku adik sepupunya, Kang Young Mi imnida.”
Seru Young Mi pada Jessica sambil sedikit membungkuk.
“ Ah, Jessica Jung imnida. Naega Se Hun oppa yeoja chingu.”
“ Aku Masih harus pergi.” Pamit Young Mi lalu keluar.
“ Young Mi-ah.” Seruku lalu menyusulnya, tapi Jessica tidak mau
melepasku.
“ Oppa, gajima.” Seru Jessica.
“ Yaa, sejak kapan aku menjadi pacarmu? Menyatakannya padamu
saja, aku tidak pernah.” Seruku lalu pergi dan menyusul Young Mi.
.......................
Young Mi POV.
“ Benar, dia bilang pada teman kantornya kalau aku sepupunya
agar dia bisa pacaran dengan yeoja bernama Jessica itu. Aku bodoh sekali,
kenapa aku bisa percaya padanya? Oh Se Hun, neo nappeun namja!” seruku sambil
menendang kerikil yang berada dijalan.
Semua
orang berlarian dan berteduh ditoko agar tidak kehujanan. Tapi tidak denganku. Rasanya,
aku tidak ingin berteduh. Biarkan saja badanku ini basah kuyup. Biarkan saja
air mataku ini larut bersama air hujan.
Tiba tiba saja, seseorang menarikku dan memelukku dengan
lembut sambil melindungiku dengan payung yang dibawanya.
“ Jangan salah paham, dia bukan siapa-siapa.” Seru Se Hun.
Parfumnya yang khas,
selalu membuatku nyaman didekatnya.
“ Aku tidak seperti yang kau katakan, sungguh aku
tidak selingkuh dengan yeoja itu.” Seru Se Hun sambil tetap memelukku dan
melindungiku dengan payungnya.
“ Gwenchana, wajar saja kau seperti itu. Sudah setahun kita
menikah, tapi kita belum punya anak sama sekali. Wajar saja kau mulai bosan
denganku lalu mencari yeoja lain.” Seruku sambil mencoba melepas pelukannya,
tapi dia makin mengeratkannya.
“ Aniyo, aku tidak pernah bosan denganmu. Sungguh ini hanya
salah paham. Dia bukan siapa-siapaku. Dia yang tiba-tiba menciumku, aku bahkan
tidak membalasnya.” Bela Se Hun.
“ Gwenchana, aku tidak marah. Young Hee eonni benar,
kemungkinan besar kau selingkuh.
“ Aniyo aniyo, sungguh aku tidak selingkuh. Aku berkata
jujur.” Serunya. Tiba-tiba, air matanya menetes mengenai rambutku.
“ Pulanglah.” Pintaku sambil melepas pelukannya.
“ Ayo pulang bersamaku.” Pinta Se Hun.
“ Aniyo, aku masih ada urusan.” Seruku.
“ Biar kuantar.” Ajaknya.
“ Aniyo, pulanglah. Aku tidak akan lama.” Seruku.
“ Kalau gitu, bawalah payung ini.” Serunya sambil menyodorkan
payung yang dia bawa.
“ Untuk apa? Aku sudah basah kuyup seperti ini. Pulanglah,
bukannya kau ada tamu.” Seruku lalu pergi meninggalkannya.
.........................
Se Hun POV.
Dirumah.
“ Oppa, kenapa kau lama?” tanya Jessica.
“ Pulanglah.” Pintaku.
“ Ah, wae?” tanya Jessica dengan nada sedikit manja.
“ Ppali ga.”
“ Ani, apa kau tidak ingin merayakan ulang tahunmu bersamaku?”
“ PPALI GA!” bentakku. Tanpa bilang apapun, Jessica langsung
pulang dan meninggalkanku.
“ Aissh, aku bisa gila.” Seruku lalu duduk disofa ruang
tengah.
“ Apa ini?” seruku setelah melihat 2 kado diatas meja ruang
tengah.
Aku membuka bungkusan berwarna merah dan melihat kartu ucapan
didalamnya.
“
Oh, kemeja yang bagus. Gomawo hyung.” Seruku.
“
Ini pasti dari Young Mi.” Seruku lalu membuka kado berwarna biru laut.
“
Eum? Kaset apa ini?” karena penasaran, aku langsung menyetelnya.
“
Ah, mwoya?” seruku sambil tersenyum saat melihat seorang yeoja memakai jaket
baseball magenta, tank top putih, celana jeans pendek, sepatu boots semata kaki
yang sewarna denga jaketnya.
I’m not the girl you used to know.
Brand New Style (I like the way you smile,)
“ Young Mi?” Seruku sambil tersenyum.
Do Something with the new me for One More Round. (Like the way you talk..) Dance, Dance, Dance, (Gonna be ready?) ‘Till we run this town. Oppa oppa I’ll be I’ll be ( I wanna be…) Down, down, down, down. (Something new, Oh!) Oppa lihat aku, kumohon hanya lihat aku! ini pertama kalinya aku bicara seperti ini, Ha.
“ Oh, dia tidak lipsync. Dia yang nyanyi?!”
aku menata rambutku, dan bahkan make-up juga. kenapa itu harus dirimu, satu-satu yang tidak tahu?! Thump, Thump; hatiku berdegup kencang. lagi dan lagi, aku terus membayangkannya. apa yang harus kulakukan? dengan kepala tegak, aku ingin katakan. Oh! Oh! Oh! Se Hun, Saranghae.
“ Ne? Se Hun saranghae?!” seruku bingung.
Ah! Ah! Ah! Ah! Manhi, manhihae jangan tertawakan aku, ini memalukan. ini perasaanku yang sebenarnya, tolong jangan anggap remeh. lagi, aku tetap mengatakan kata-kata bodoh itu.
I’m not the girl you used to know.
Brand New Style Do Something with the new me for One More Round. Dance, Dance, Dance, ‘Till we run this town. Oppa oppa I’ll be I’ll be Down, down, down, down. Oppa, tunggu. Tunggu dan dengarkan aku. Berhenti ucapkan kata-kata yang terus kau ucapkan. Jangan anggap aku adik yeojamu. dalam setahun kau akan menyesali itu. kau tidak tahu, benar benar tidak tahu perasaanku. Kau tidak punya perasaan dan terus membuatnya sebagai lelucon. apa yang harus kulakukan? Kau namja yang belum dewasa. dengarkan aku saja! Oh! Oh! Oh! Se Hun saranghae. Ah! Ah! Ah! Ah! Manhi manhihae.
“
Kenapa dia semangat sekali waktu di intro.”
jangan tertawakan aku, ini memalukan. ini perasaanku yang sebenarnya, tolong jangan anggap remeh. jika kau lakukan lagi, aku akan menangis. I’m not the girl you used to know. Brand New Style Something’s different today, warm hearts. Down Down, don’t push, I’ll get angry. Oppa, oppa this right here, no no no no! Tell me boy boy love it it it it it it it ah! Oh! Oh! Oh! Se Hun saranghae Ah! Ah! Ah! Ah! Manhi manhihae Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Se Hun, saranghae! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Manhi manhihae! lagi, aku tetap mengatakan kata-kata bodoh itu. Oh~! Oh! Oh! Oh! Oh! Ah! Ah! Ah! Ah! Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Se Hun, saranghae! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! Manhi manhihae. Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Oh! Se Hun, saranghae!
Ah! Ah! Ah! Ah! Ah! manhi manhihae.
(SNSD-Oh!)
“ Good Job, Kang Young Mi. Tapi justru aku membuatmu kecewa
sekarang. Kenapa dia tidak pulang pulang?” seruku sambil melihat kearah pintu.
...........................
Author POV.
Ting tong.
“ Nuguseyo?” tanya pemilik rumah lewat layar LCD yang ada
didekat pintu.
“ Eonni, nan.” Jawab yeoja yang memencet bel tadi lirih.
“ Oh, Young Mi-ah.” Seru pemilik rumah dan langsung
membukakan pintu untuknya.
“ Omo. Young Mi-ah, gwenchana.” Seru pemilik rumah itu saat
Young Mi pingsan tepat saat dia membukakan pintu.
“ Yeobo, kesini sebentar. Ppali wa.”
“ Wae? Oh, Young Mi pingsan?”
“ Cepat bantu aku mengangkatnya kedalam.”
...............................
Young Mi POV.
Saat aku terbangun, aku berada dikamar yang kukenal, tapi ini
bukan kamar dirumahku.
“ Kau sudah bangun?” tanya Young Hee eonni sambil membawa
semangkuk bubur.
“ Eonni? Kenapa aku bisa disini?” tanyaku bingung.
“ Saat aku membukakan pintu untukmu, kau tiba-tiba pingsan. Sepertinya,
kau pingsan karena kehujanan, badanmu juga sedikit panas.” Jawab Young Hee
eonni.
“ Apa kau sudah makan malam?” tanya Young Hee eonni.
“ Ani, aku hanya makan sepotong kue.” Jawabku lesu.
“ Pantas saja. Makan ini.” Pinta Young Hee eonni sambil
memberiku semangkuk bubur.
Oeek oeeek.
“ Ah, Sung Young terbangun. Aku menenangkannya dulu ya.” Seru
Young Hee eonni lalu pergi.
Pasti senang, bisa
punya anak dan hidup tanpa salah paham dengan Yesung oppa.
Jkreek.
“
Eonni, kau kembali cepat sekali.” Raut mukaku langsung berubah setelah aku tahu
bukan Young Hee eonni yang datang.
S-se Hun?
“
Neo baboya.” Ketusnya dengan mata yang terlihat cemas. Dia langsung berjalan
kearahku dan menciumku.
“
Jangan lakukan hal bodoh seperti ini lagi. Kau sudah menikah, untuk apa
hujan-hujanan seperti ini sampai kau sakit, huh?!” serunya lalu kembali
menciumku. To Be Continued.... 라벨: EXO, Fan Fiction, Jessica Jung, Lyrics, Oh Se Hun, Romance, Sequel, SNSD Se Hun's Diaries pt. 4
2012년 6월 1일 | 9:35 오후 | 0 star
Read the story before, Naega neo 부인 pt. 4
........................................................................................................................................................................................................................................
Aku sudah mengatakan
semuanya, fiuuh lega rasanya. Melihatmu dengan mood yang lega, membuatku merasa
tidak bersalah lagi. Mianhae chagi, sudah merahasiakanmu dari teman kantorku.
Aku kesal saat kau tidak tahu ini hari apa, padahal ini kan
hari ulang tahunku. Tapi, malam harinya aku tidak pernah sebahagia ini.
Saat kau kembali setelah membeli soju, kau pasti sangat syok
melihatku berciuman dengan yeoja lain. Tapi sungguh, bukan aku yang memintanya.
Dia yang memintanya. Mianhae, aku selalu membuatmu berada di posisi yang
dirugikan, mianhae. Aku memang bukan nampyeon yang baik untukmu. 라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun Naega Neo 부인 pt. 4
| 9:31 오후 | 0 star
“ Aku akan
mengatakannya.” Seru Se Hun saat aku hampir tertidur.
“ Tidak ada yang perlu dikatakan.” Jawabku.
“ Ada, alasan kenapa Baekhyun menganggapmu sebagai adik
sepupuku.” Serunya lalu naik kekasur. Mendengar perkataannya, aku langsung
duduk dan memandangnya.
“ Tidak apa-apa, kalau kau tidak percaya. Sebenarnya, aku yang
menyuruhnya.” Jawabnya gugup.
“ Wae? Apa kau tidak menganggapku?” tanyaku sedih.
“ Aniyo, aku menganggapmu sebagai istriku. Hanya saja, Heechul
hyung, dia bilang aku tidak akan dapat promosi kalau aku menikah diusia muda.”
“ Ne?” tanyaku syok.
...........................
Flashback.
Author POV.
Saat makan siang.
“ Yaa, Oh Se Hun, apa kau sudah menikah?” goda Heechul hyung.
“ Uhuk, wae hyung?” tanya Se Hun gugup.
“ Di usianya yang masih muda, sepertinya tidak mungkin kalau
sudah menikah.” Seru Leeteuk hyung.
“ Memang kenapa?” tanya Se Hun.
“ Di usiamu yang muda, pasti kau bakal banyak dapet promosi.
Tapi, meskipun kau masih muda tapi sudah menikah, sepertinya akan susah dapet
promosi.” Jelas Heechul hyung.
Flashback end.
.................................
Young Mi POV.
“ Kau percaya?” tanyaku tidak yakin.
“ Heum. Entahlah, aku hanya takut aku tidak akan dapat
promosi. Kau tahu kan, aku sangat menginginkan pekerjaan ini.” Serunya sambil
menggenggam kedua tanganku.
“ Bukankah mereka terdengar sedang bercanda?” tanyaku gugup.
“ Awalnya memang aku berpikir seperti itu. Tapi, aku tetap
saja khawatir. Mianhae. Secepatnya, aku akan kasih tau mereka kalau kau itu
istriku.” Jelasnya.
“ Kau bilang aku ini sepupumu saat mereka melihat foto kita
dimeja kantormu?” tanyaku.
“ Heum. Waktu itu, mereka makan dikantorku, dan mereka melihat
foto kita berdua. Mianhae.”
“ G-gwenchana, bukankah ini demi karirmu.”
“ Kau tidak marah?”
“ Kau sudah jujur padaku, itu sudah cukup.”
..............................
Keesokan harinya.
“ Kira-kira, kau lembur hari ini?” tanyaku saat kita sedang
sarapan.
“ Sepertinya tidak, wae?” tanya Se Hun sambil tersenyum.
“ Ani, gwenchana.”
“ Chagi, kau ingat ini hari apa?” tanya Se Hun penuh harapan.
“ Ini hari kamis kan? Sekarang tanggal 12 april. Waeyo?”
tanyaku polos.
“ Kau tidak ingat ini hari apa?”
“ Bukannya tadi aku sudah menjawabnya?”
“ Aissh, dwaesseo dwaesseo.” Jawab Se Hun ketus.
...........................
Dikantor Butikku.
“ Mwo? Dia merahasiakannya karena dia ingin terus dapat
promosi?” tanya Young Hee eonni setelah aku menceritakan semuanya.
“ Eum. Meski awalnya aku tidak percaya.” Jawabku.
“ Yakin tidak ada alasan lain?”
“ Yaa, jangan memanas-manasiku lagi. Aku sudah cukup mood-ku
down akhir-akhir ini karena perkataanmu tempo lalu.” Ketusku.
“ Arrasseo arrasseo, aku percaya deeh. Keundae, kau tidak
menyiapkan apa-apa untuk hari ini?”
“ Hari? Aah, tentu saja aku sudah menyiapkannya.”
“ Apa sudah selesai semua?”
“ Belum sih. Tinggal dekorasi dan makan malamnya. Kira-kira
dia senang tidak yaa?”
“ Entahlah. Keundae, kau sepertinya sudah baikan dengannya.”
“ Eum. Meski sedikit mengganjal.”
“ Pulanglah lebih awal.” Pinta Young Hee eonni.
“ Wae?”
“ Menyiapkan semua itu, butuh waktu yang lama.”
“ Tidak apa-apa kalau aku pulang lebih awal?”
“ Eum. Gwenchana.”
.................................
Dirumah.
“ Ahh, akhirnya selesai dekorasi cake-nya. Enaknya bikin steak
atau spaghetti ya? Ah, itu saja.” Aku langsung mengambil mie dan mulai
memasaknya.
Se Hun sangat suka jajangmyeon buatanku. Meski itu sebenarnya
tidak pantas untuk hari ini, aku tetap membuatkannya untuknya.
Setelah jajangmyeon-nya selesai dan cake buatanku sudah
kusimpan ditempat yang aman, aku mulai mendekorasi ruang tengah rumah kami. Aku
menaruh kado pemberianku dimeja ruang tengah, bersama kado dari Young Hee eonni
dan Yesung oppa.
Akupun mulai menggunting kecil-kecil kertas kerlap-kerlip
untuk kejutannya. Aku juga menaruh dua tangkai lili didalam pot bening dan
menaruhnya diatas meja makan. Maklum, kita berdua sama-sama menyukai bunga itu.
Setelah semuanya lengkap, aku langsung mandi dan memakai baju
yang sudah kusiapkan dan memakai bando bertuliskan Se Hun dalam hangeul yang
kubuat sendiri.
Sebentar lagi dia
datang. Aku sudah meneleponnya tadi. Dia terdengar lesu sekali. Semoga saja dia
tidak terlalu lelah.
..........................
Jkreek.
“ Aku pulang.”
“ Wuuhh.” Seruku sambil melemparinya dengan kertas kerlap
kerlip kecil-kecil.
“ Ah mwoya?” serunya dengan wajah sumringah. Wajahnya yang tadi
lesu, kini berubah menjadi ceria.
“ Changkamman. Tutup matamu.” Pintaku.
“ Untuk apa?” tanyanya malas.
“ Lakukan saja. Jangan mengintip!”
Setelah dia menutup matanya, aku langsung mengambil cake
buatanku dan menyalakan lilin diatasnya lalu membawakannya ke Se Hun.
“ Buka matamu.” Se Hun pun menurut dan membuka matanya.
“ Saengil chukkahamnida, saengil chukkahamnida. Saranghaeyo
nae Se Hunie. Saengil chukkahamnida. Ayo tiup lilinnya.” Pintaku, dan dia pun
meniupnya.
“ Uwaa, chukkae. Sekarang, kau sudah berumur 25 tahun.”
Seruku.
“ Bukannya 26?” tanyanya polos.
“ Aissh. Saking sibuknya kau sampai lupa umurmu. Chagi, tahun
ini umurmu itu 25 tahun.” Seruku sambil membelai rambutnya.
“ Benarkah?” tanyanya riang.
“ Aigoo. Ayo cepat ganti, baru kita potong cake-nya.”
“ Aniyo, kita potong dulu cake-nya.” pintanya. Akhirnya dia
memotong cake-nya.
“ Wah, dari luar hanya tertutup whipped cream putih, ternyata
dalamnya warna warni.” Seru Se Hun kagum.
“ Yaa, kau norak sekali.” Seruku.
“ Ah, mwoya. Aku hanya kagum. First slice, to my beloved
wife.” Serunya dengan bahasa inggrisnya yang belepotan sambil memberiku
sepotong kue.
“ Heum, massita.” Serunya saat mencoba cake buatanku.
“ Jjinja? Kau menyukainya?”
“ Geureomyeon. Mana mungkin aku tidak menyukainya.” Serunya
sambil terus melahap cake buatanku.
“ Yaa, pelan pelan. Nanti kau tersedak.” Seruku sambil
memberinya segelas air minum.
“ Gomawo.” Serunya lalu meminum air yang kuberikan.
“ Ayo mandi.” Pintaku setelah melihat cake-nya sudah habis.
“ Arrasseo.” Serunya sambil mencubit pipiku.
Saat dia mandi, aku langsung membereskan cake yang kami makan
tadi. Setelah semuanya bersih, aku langsung menyiapkan makan malam kami.
“ Jajangmyeon? Kebetulan sekali, aku sedang ingin makan
jajangmyeon buatanmu.” Serunya bahagia saat dia selesai mandi lalu duduk
dikursi meja makan.
“ Kau benar-benar merindukan jajangmyeon buatanku?” tanyaku
saat melihatnya makan dengan lahap.
“ Eum. Keundae, bukannya tadi pagi kau bilang kau lupa ini
hari apa?”
“ Kau kan tanya ini hari apa, bukan ini hari spesial apa.” Tanyaku
sambil sedikit menahan tawa.
“ Aissh.” Gerutunya.
“ Sebenarnya, tadi aku ingin membuatkan steak, tapi kemarin
kan sudah makan steak. Mau buat spaghetti, tahun kemarin merayakannya sambil
makan itu. Jadinya aku milih jajangmyeon.” Jelasku.
“ Gwenchana, aku menyukainya.” Serunya sambil tersenyum.
“ Bagaimana kalau kita minum?” tawarku sambil mengecek
persediaan soju dikulkas.
“ Ayo!” serunya semangat.
“ Yaah, stok kita habis. Aku beli dulu ya.” Seruku lalu
mengambil mantelku yang kugantung didekat sofa ruang tengah.
“ Kuantar ya.” Tawarnya.
“ Aniyo, aku beli sendiri saja. Kau dirumah saja.”
“ Gwenchana?”
“ Eum.” Jawabku sambil mengangguk lalu memakai sepatuku.
“ Hati hati ya.” Serunya sambil melambaikan tangannya.
.................................
Ternyata, toko swalayan dekat rumah kami stok soju-nya habis. Akupun
terpaksa mencarinya di toko swalayan yang agak jauh.
Setelah menemukan soju dengan kadar alkoholnya tidak terlalu
tinggi, akupun langsung membeli 2 botol dan kembali kerumah.
“ Ouh, gerimis?” tanyaku pada diriku sendiri. Terpaksa, aku
pulang sambil berlari meski kehujanan.
Akhirnya aku sampai dirumah. Akupun bergegas masuk kedalam
karena diluar dingin sekali. Saat aku masuk, kulihat ada sepasang sepatu yeoja.
Nuguyeo?
“ Oh Se Hun~, aku pula–“ ucapanku terhenti saat
melihatnya berciuman dengan seorang yeoja.
M-mwoya?
To Be Continued..... 라벨: EXO, Fan Fiction, Oh Se Hun, Romance, Sequel |