![]() ![]() ![]() ![]() /> |
Shining Star part 8
2012년 5월 11일 | 6:20 오후 | 0 star
Jae
Bum POV.
“ Jadi, kau benar pernah pacaran
dengan Jae Bum?”
“ Hem.”
“Jadi itu alasannya kau membencinya?”
“ Ne?”
“ Kau membencinya bukan? karena kau sekarang terlihat sangat membencinya.”
“ Aniyo, aku tidak membencinya. Aku
hanya menghindarinya.”
“ Wae?”
“ Aku hanya tidak ingin, menjadi
penghambatnya untuk kedua kalinya.”
“ Jadi, dia hanya takut kalau dia menjadi
penghambatku lagi?” seruku setelah menguping pembicaraan mereka.
“
Yaa, Lim Jae Bum. Kau menguping kamar orang?!” seru Krystal yang spontan
membuatku kaget.
“
A-aniyo.”
“
Lalu?”
“
Ah, baiklah. Aku mengaku.”
“
Dasar tukang nguping!”
“
Tapi setidaknya, aku dapat berita bagus. Aku balik dulu ya.”
.................
“
Mi Rae tidak membenciku.” Seruku sambil melepas jaketku.
“
Lalu?” tanya Dong Joo sambil memainkan psp-nya.
“
Dia hanya tidak ingin menjadi penghambatku.” Jawabku sambil memainkan rubikku.
Ah, benar juga. Ini rubik yang Mi Rae kasih untukku saat ibuku meninggal.
Apa dia masih ingat ya?
“
Yaa, Lim Jae Bum. Sudah 3 tahun kau memainkannya, tapi tidak pernah
menyelesaikannya dengan sempurna.” Seru Dong Joo setelah dia mematikan psp-nya.
“
3 tahun? Benarkah? Kenapa terasa cepat sekali? Rasanya, baru minggu kemarin dia
memberikannya.” Jawabku.
“
Aissh, berarti seminggu yang lalu kita masih trainee. Babo!” seru Dong Joo.
“
Yaa! Aissh. Jangan panggil aku babo!”
Babo? Ah, aku selalu ingat dirinya
saat mendengar kata-kata itu.
..................
Flashback.
“
Yaa, sampai kapan kau mau memainkannya?” tanya Jae Bum.
“
Ah, akhirnya selesai juga.” Seru Mi Rae sambil mengangkat rubik-nya tinggi
tinggi.
“
Yaa, ingat umurmu. Kau masih saja memainkan mainan seperti itu.” Seru Jae Bum
“
Aah, hanya 1 setengah menit. Aku harus bisa melakukannya dalam waktu 1 menit.”
Seru Mi Rae sambil tetap asyik melihat rubiknya.
“
Aah, aku bisa melakukannya dalam waktu 1 menit.” Seru Jae Bum.
“
Jjinja? Coba lakukan.” Pinta Mi Rae.
“
Yaa, yaa Kim Jae Bum. Kenapa kau juga ikut-ikutan, ayo latihan lagi.” Pinta
Dong Joo.
“
Simpan ini, sampai kau bisa menyelesaikannya.” Pinta Mi Rae.
“
Entahlah apa aku sempat. Kau bawa saja dulu.
.............
Saat
hari meninggalnya ibu Jae Bum, tepatnya 90
hari setelah dia debut.
“
Uljimaa.” Seru Mi Rae. Tapi Jae Bum tetap menangis. Melihat kekasihnya
menangis, Mi Rae ikutan menangis.
“
C-cobalah memainkannya. Setidaknya, bisa menghilangkan sedikit rasa sedihmu.”
“
Bagaimana bisa? Aku sudah janji kalau aku akan merilis album secepatnya. Tapi
justru dia meninggal sebelum aku punya sebuah album.”
“
Gwenchana. Ibumu bisa melihatnya nanti dari surga.” Seru Mi Rae sambil memegang
kepala Jae Bum dan menyandarkannya dipundaknya.
“
Kalau begitu, menangislah sepuasnya. Setidaknya, itu bisa membuatmu lega.”
Pinta Mi Rae
Flashback end.
.....................
Jae
Bum POV.
“
Kau tidak latihan?” tanya Dong Joo.
“
Aniyo, dia sedang tidak ingin latihan.” Jawabku.
“
Hajiman, Krystal baru saja mengirimku sms dan dia bilang, Mi Rae sedang diruang
latihan sekarang.” Tanpa menjawabnya, aku langsung pergi dan membawa rubikku.
...................
Diruang
latihan.
Benar dia disini. Tapi, kenapa dia
latihan sendiri? Kenapa dia tidak mengajakku?
Mi
Rae latihan sendiri, tanpa musik, dan tanpaku. Aku ingin masuk, tapi kuputuskan
untuk melihatnya latihan sendiri dulu.
“
Aaahh.” Teriak Mi Rae saat dia terjatuh. Spontan aku langsung masuk dan
menyelamatkannya.
“
Gwenchana?” tanyaku. Tapi dia tidak menjawabnya, dia hanya shock melihatku.
........................
Mi
Rae POV.
Ini latihanku ketiga, meskipun
kakiku sudah terasa sakit, aku harus tetap berlatih. Meski tanpa Jae Bum, aku
harus tetap berlatih.
Dengan
sedikit memaksakan kakiku, aku melanjutkan latihanku. Mau tidak mau, aku harus
menahan sakitnya.
“
Aaahh.” Teriakku saat tidak sanggup menahan sakitnya dan terjatuh. Saat itu
juga, aku mendengar suara langkah mendekatiku.
“
Gwenchana?” tanyanya. Tapi aku tidak menjawabnya, tapi aku melihatnya.
J-jae Bum?
melihat
Jae Bum sedekat itu denganku, aku langsung berdiri. Tapi ternyata kakiku tidak
kuat lagi untuk berdiri.
“
Aaah.” Seruku dan aku kembali terjatuh. Tapi Jae Bum langsung menolongku dan
membawaku ke kursi piano dibelakang dan menelantangkan kakiku.
“
Gwenchana?” tanyanya. Tapi aku menggeleng.
“
Ayo kita kerumah sakit.” Ajaknya.
“
Aniyo.” Jawabku.
“
Wae?”
“
Tidak perlu, am –“
“
Wae? Kalau kakimu tambah parah bagaimana?”
“
Ani, geunyang –“
“
Bagaimana kalau kau tidak bisa menari lagi?”
“
Jae Bum.”
“
Wae?” serunya dengan nada sedikit membentak.
“
Ambilkan saja obat lotion ditasku.” Pintaku.
“
Ne? Kenapa kau tidak bilang dari tadi?”
“
Aku ingin memberitahumu. Keundae, kau selalu menyelaku.” Seruku. Tanpa
menjawab, dia langsung mengambil tasku dan mencari lotion yang kumaksud.
.......................
Jae
Bum POV.
“
Jae Bum.”
“
Wae?”
“
Ambilkan saja obat lotion ditasku.” Pintanya.
“
Ne? Kenapa kau tidak bilang dari tadi?”
“
Aku ingin memberitahumu. Keudae, kau selalu menyelaku.” Seruku. Tanpa
menjawabnya, aku langsung mengambil tasnya dan mencari lotion yang dia maksud.
Kenapa aku sebodoh itu? Aissh, ini
memalukan sekali seharusnya aku mendengarkannya dulu.
Saat
aku mencari lotion yang dia maksud ditasnya, aku melihat sesuatu. Sebuah foto.
Karena penasaraan, aku melihat foto apa itu.
Foto ini, foto yang kita ambil
berdua tepat saat kita mendapat peringkat kelima ‘most downloaded video and music’
dari MelOn. Foto saat kita jalan-jalan berdua di Lotte World. Ternyata kau
masih menyimpannya.
Tanpa
kusadari, aku meneteskan air mata. Tapi aku mengelapnya dan mengambil lotion
yang dimaksud Mi Rae dan memberikannya padanya.
to be continued... 라벨: f(x), Fan Fiction, friendship, JB, KARA, Kim Jonghyun, Lee Taemin, Romance, school activity, Sequel, SHINee |