![]() ![]() ![]() ![]() /> |
Shining Star part 10
2012년 5월 13일 | 12:46 오후 | 0 star
Mi
Rae POV.
Aku
sudah tidak bisa membendung air mataku lagi. Aku membiarkan mereka menetes
dengan deras. Aku tidak bisa menahan rasa sakit ini. Aku mencoba
menghilangkannya dengan memukuli dinding rooftop dengan tanganku, bahkan hingga
berdarah.
Aku
langsung terjatuh saat aku tidak bisa menahan rasa sakit ini.
Ini terlalu menyakitkan. Kenapa
semua ini datang berturut-turut? Kenapa garus aku yang menimpanya? Kenapa harus
aku?
Aku
menangis sejadi-jadinya. Tanpa ada yang menenangkanku. Tiba-tiba saja, aku
mendengar suara langkah kaki.
Kumohon, jangan Jae Bum. Jangan Jae
Bum.
Suara
langkah itu berhenti, dan dia memelukku dari belakang.
“
Uljima.”
Y-yeoja?
Aku
langsung melihatnya, dan untunglah itu bukan Jae Bum.
M-min Ah-yaa.
“
Uljima. Kau harus tegar. Jangan buat cobaan ini membuatmu semakin jatuh.”
Pintanya.
Kata-katanya, selalu membuatku
berdiri lebih tegar.
“
Kau selalu melukai tanganmu saat sedih. Kau tau, itu kebiasaan buruk.” Seru Min
Ah sambil mengambil obat luka dan plester dari tasnya.
“
Untung saja aku kembali disaat yang tepat.” Seru Min Ah sambil mengobati
tanganku.
“
Yaa, kau kemana saja selama ini?” tanyaku.
“
Aku akan menceritakannya nanti. Keundae, kau pacaran lagi dengan Jae Bum?”
tanya Min Ah.
“
Aniyo, bercanda dengannya saja tidak pernah.” Ketusku.
“
Ah, begitu. Selesai. Yaa, jangan pernah melukai tanganmu lagi, arra?”
“
Aku tidak janji. Hachii.”
“
Kau flu?”
“
Aniyo, mungkin hanya kedinginan karena semalam.”
...............
Jae
Bum POV.
Yaa, Kim Mi Rae. Neo eodisseo? Aku
sudah mencarimu dimana-mana.
“
Rooftop. Matji, rooftop.” Akupun langsung berlari ke rooftop.
“
Matji, kau disana.” Aku langsung berlari kearah Mi Rae. Hajiman, langkahku
terhenti saat kulihat seorang yeoja berjalan kearahnya juga.
“ Uljima.” Seru yeoja itu.
“ Uljima. Kau harus tegar. Jangan
buat cobaan ini membuatmu semakin jatuh.” Pinta yeoja itu.
Siapa dia? Kenapa terlihat begitu
akrab dengan Mi Rae?
“ Kau selalu melukai tanganmu saat
sedih. Kau tau, itu kebiasaan buruk.” Seru yeoja sambil mengambil obat luka dan
plester dari tasnya.
“ Untung saja aku kembali disaat
yang tepat.” Serunya sambil mengobati tangan Mi Rae.
“ Yaa, kau kemana saja selama ini?”
tanya Mi Rae.
“ Aku akan menceritakannya nanti.
Keundae, kau pacaran lagi dengan Jae Bum?” tanya Min Ah.
“ Aniyo, bercanda dengannya saja
tidak pernah.”
“ Ah, begitu. Selesai. Yaa, jangan
pernah melukai tanganmu lagi, arra?”
“ Aku tidak janji. Hachii.”
“ Kau flu?”
“ Aniyo, mungkin hanya kedinginan
karena semalam.”
Semalam? Apa karena semalam dia
memberikan jaketnya untukku, dia jadi flu?
Aku
langsung berlari kearahnya dan memakaikan jaketnya yang kubawa tadi padanya.
Tapi, dia langsung melepasnya dan membuangnya ke lantai.
“
M-mi Rae-yaa.” Seru yeoja itu.
“
Apa kau senang, melihatku makin menderita seperti in?” tanya Mi Rae.
“
Ne?” tanyaku memastikan.
“
Sudah cukup kau membuatku kehilangan mimpiku, sekarang kau membuatku tidak
ingin hidup lagi. Sebelum kita bertemu lagi, hidupku sangat damai. Tapi sekarang,
kedamaian itu sudah hilang.” Seru Mi Rae lalu pergi meninggalkanku dan yeoja
itu.
“
Aniyo, biarkan dia sendiri dulu.” Pinta yeoja itu sambil menahanku untuk pergi.
“
Neo, nuguseyo?” tanyaku.
“
Kau, tidak ingat?” tanyanya.
“
Aniyo.” Jawabku sambil menggelengkan kepalaku.
“
Nan, Choi Min Ah.”
“
Ne?”
...................
Mi
Rae POV.
Kenapa kau harus datang? Kenapa kau
selalu datang disaat yang tidak tepat? Aku benci ini. Bahkan aku benci pada
diriku yang tidak bisa menolak kemauanmu.
Ah, matji. Jae Bum bertemu dengan
Min Ah. Aigoo, ini akan menjadi masalah besar.
..............
Jae
Bum POV.
“
A-aniyo. Tidak seperti itu.” Belaku.
“
Yaah, begitulah namja. Selalu semaunya sendiri.” Seru Min Ah.
“
Aniyo, Min Ah. Kau hanya salah paham.”
“
Aku sudah melihatnya sendiri. Andai saja, aku dulu tidak menyetujui kalian,
mungkin tidak akan seperti ini.”
“
Ne?”
“
Aissh, kau membuatku gila.”
“
Dengarkan alasanku.”
“
Alasan apa lagi –“
“
Min Ah-yaa. Ini bukan salahnya.” Potong Mi Rae.
M-mi Rae-yaa?
“
Mi Rae. Dia yang membuatmu seperti ini, untuk apa kau membelanya?” tanya Min
Ah.
“
Aniyo, Ha Ra benar. Aku hanya mencari simpatinya. Aku akan menjelaskannya pada
mereka semua.” Jawab Mi Rae.
Ne?
“
Mwo? Yaa, Kim Mi Rae –“
“
Ini mauku. Biarkan aku melakukannya.” Potong Mi Rae lalu pergi.
“
Yaa, Kim Mi Rae. Sampai kapan kau bertingkah seperti ini karenanya?” Cegat Min
Ah. Tapi dia tidak menjawabnya, dia hanya melepas genggaman tangan Min Ah.
....................
Mi
Rae POV.
Dulu aku sudah berjanji, tidak akan
menjadi penghambat karir Jae Bum lagi. Meskipun ini bukan salahku, aku harus
mengaku bersalah. Setidaknya, ini akan membuat Jae Bum tidak merasa dirugikan.
“ Yeorobeun, nan –“ belum selesai aku
menyelesaikan kalimatku, mereka sudah menyiramiku dengan seember penuh tepung
dan mereka melempariku dengan balon air dan telur.
Memang ini, yang harus kudapatkan,
untuk melindungi Jae Bum.
Saat
mereka siap menyemprotku dengan fire extinguish, seseorang berdiri didepanku
dan melindungiku. Tentu saja, dia juga terkena semprotan fire extinguish.
Siapa namja ini? Keundae, bau parfumnya
khas. Tapi aku tidak bisa mengenalinya.
Karena
aku penasaran, aku melihat wajah namja itu.
J-jae Bum?
.................
Di
asrama.
Sepertinya
aku memang harus bolos. Hari ini, aku terpaksa pulang karena kejadian tadi.
Seluruh tubuhku amis dan bajuku kotor sekali terkena tepung, air, telur, dan
fire extunguish.
Awalnya
aku tidak mau pulang, karena aku terlalu malu. Hajiman, Jae Bum memaksaku untuk
kembali ke asrama bersamanya. Jadi hari ini, kita sama-sama bolos.
Butuh
waktu 1 jam untuk menghilangkan bau amis dan tepung-tepung itu dari tubuhku,
tapi tidak dengan seragamnya. Kotoran diseragamku tidak bisa hilang. Mau tidak
mau, aku harus mengorbankan uang sakuku untuk beli seragam baru.
Tok tok
“
Nuguseyo?” tanyaku lalu membuka pintu kamarku.
“
Jae Bum? Waeyo?” tanyaku.
“
Eeh, seragamku. Kotoran diseragamku tidak bisa hilang.” Serunya.
“
Ah, mianhae.” Seruku sambil menundukkan kepalaku.
“
A-aniyo, bukan itu. Kau mau menemaniku membeli seragam baru? Aku tidak tau
dimana membelinya.” Serunya.
“
Aah, aku juga mau beli seragam baru. Berapa ukuranmu? Biar aku yang belikan.”
Tawarku.
“
Aniyo, aku ikut saja. Aku takut ukurannya berbeda dengan yang biasa aku pakai.”
Jawabnya.
“
Ah, baiklah. Aku ganti baju dulu.” Seruku.
“
Na do. Aku akan kembali sebentar lagi.” Serunya lalu pergi kekamarnya.
.................
Jae
Bum POV.
Apa yang harus kupakai? Pakai
sesuatu yang terlihat normal. Jaket leopard? Ani, terlalu daring. Sweater? Ah,
terlalu gerah. Ah, matji. Jaket jeans saja.
Aku
langsung memakai jaket jeans-ku, memakai sneaker hitamku, mengambil tas ransel
merah maroon-ku, dan kembali kekamar Mi Rae.
to be continued..
라벨: f(x), Fan Fiction, friendship, JB, KARA, Kim Jonghyun, Lee Taemin, Romance, school activity, Sequel, SHINee |