![]() ![]() ![]() ![]() /> |
[Fan Fiction] Please, Remember Me part 5
2012년 1월 10일 | 7:46 오후 | 0 star
Seperti janjiku kemarin, aku akan mengembalikan semuanya padanya. Mulai dari boneka, foto-foto kenangan kita, tiket bioskop, kalung pemberiannya, 100 surat cinta dan cincin pemberiannya. Jong Jin bilang, Yesung ingin aku bertemu dengannya di pantai Haeundae. Apa dia gila? Aku hanya ingin mengembalikan barangnya tapi aku harus pergi ke Busan untuk menemuinya? Memang, perjalanannya bisa ditempuh dengan kereta bawah tanah sekarang, tapi aku tidak punya cukup uang sekarang. Terpaksa aku naik kereta biasa. Setelah mengumpulkan semuanya, aku memasukkannya kedalam sebuah box berwarna soft pink dengan motif bunga. Setelah semuanya siap, aku menyuruh Min Young mengantarkanku ke stasiun, dan dia dengan senang hati mengantarkanku. Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya aku sampai di stasiun. “ Eonni, benar kau tidak mau kutemani?” “ Gwenchanayeo, Min Youngie.” “ Kalau gitu, sesampai di Busan, kau harus mengabariku.” “ Ne. Ah, keretaku mau berangkat. Annyeong.” Setelah aku pamit pada Min Young, aku langsung masuk kedalam kereta dan duduk dikursiku. Perjalanan Seoul-Busan cukup lama. Kuputuskan untuk tidur selama perjalanan. ................. “ Yaa, Kim Jong Jin. Sebenarnya dimana hyung-mu itu? Apa dia hanya mengerjaiku?” tanyaku ke Jong Jin via telepon. “ Dia bilang dia sudah ada disana. Apa kau tidak melihatnya?” “ Yaa, kenapa kau jadi balik tanya ke aku? Ah, sepertinya itu hyung-mu. Kututup teleponnya ya.” Aku langsung berlari ke namja yang sepertinya itu adalah Yesung. Aku semakin yakin kalau itu Yesung setelah dia menoleh kearahku. Aneh, aku tidak memanggilnya tapi kenapa dia menoleh kearahku? “ Yesung sshi. Changkaman.” Ijinku sambil berhenti untuk menarik nafas. “ Yesung sshi, kenapa kau menyuruhku kesini? Padahal aku hanya ingin mengembalikan ini.” Seruku sambil menyerahkan sebuah box pink yang tadi kubawa. “ Ige mwoya?” tanyanya. “ Bukannya kemarin aku sudah bilang, aku akan mengembalikan semua ini.” “ Terutama, ini.” Lanjutku sambil menyerahkannya sebuah kalung dan cincin. “ Inikah cincin yang kau maksud?” tanyanya sinis sambil menaruh box-nya dibawah. “ Tentu saja.” “ Untuk apa kau mengembalikan barang yang sama sekali aku tidak ingat kapan aku memberikannya untukmu.” “ Yesung sshi, aku hanya ingin kau mengingat semua ini.” “ Kalung yang jelek, begitu juga dengan cincinnya. Kalaupun aku yang memberikannya, tidak mungkin sejelek ini.” “ Yesung sshi..” “ Kau mengembalikannya padaku karena kau tidak butuh bukan. Begitu juga denganku, aku tidak membutuhkannya.” Seru Yesung dan langsung membuang cincin dan kalungnya kelaut. “ Yesung sshi, kalau kau tidak mau, setidaknya jangan kau buang.” Bentakku. Aku langsung melepas flat shoes-ku dan berlari kelaut untuk mengambil kalung dan cincin itu. “ Yaa, neo micheosseo. Untuk apa kau mengambilnya lagi?” seru Yesung dari bibir pantai. Namun aku tetap mencari kalung dan cincin itu. Susah sekali mencari cincin dan kalung itu dilaut. Apalagi, arusnya cukup deras hari ini. Tapi, aku tidak boleh menyerah untuk mencarinya. Meskipun mini dressku basah dan aku harus terkena flu setelah ini, aku tidak peduli. Yang kupedulikan sekarang adalah kalung dan cincin itu. ...................... Yesung POV “ Yesung sshi, kalau kau tidak mau, setidaknya jangan kau buang.” Bentak yeoja itu. Yeoja itu langsung melepas flat shoes-nya dan berlari kelaut untuk mengambil kalung dan cincin itu. “ Yaa, neo micheosseo?” seruku spontan. Apa dia benar-benar gila? Dia bahkan tidak menjawab pertanyaanku. Benar-benar yeoja gila. Aku ingin membantunya mencari kalung dan cincin itu. Tapi aku yang membuangnya apa juga harus aku yang menemukannya. Kuputuskan untuk mengamatinya dari sini. Namun, perhatianku teralihkan setelah aku melihat benda bersinar di bibir pantai. Aku langsung mengambil benda bersinar itu. “ Sebuah cincin? Bukannya ini cincin yang tadi? Bagaimana bisa aku melempar keduanya bersamaan namun terjatuh ditempat yang berbeda?” Tiba-tiba saja, aku teringat sesuatu. Sebuah kenangan yang sangat mendalam tentang cincin ini... *flashback* “ Aku pilih yang ini.” Seruku sambil menunjuk cincin dari emas putih dan berlian kecil ditengahnya. “ Ne.” Jawab pelayan toko tersebut. “ Ah, bisakah diukir sebuah tulisan di cincin itu?” “ Tentu saja tuan.” “ Aku ingin tulisan ‘SungYoung’ “ pintaku. “ Tunggu sebentar tuan.” Sekitar 35 menit aku menunggu, akhirnya cincinku sudah selesai diukir. “ Dia pasti suka dengan cincin ini.” Seruku sambil berjalan keluar toko. “ Aigoo, aku sudah telat.” Aku langsung memasukkan cincin itu kedalam box-nya dan memasukkannya ke saku jaketku. Aku langsung mengendarai mobilku ketempat Young Hee. Kulihat dari jauh, sosok Young Hee sedang duduk dikursi yang ada di trotoar. “ Chagiya..” Panggilku sambil menutup kedua matanya dengan tanganku. “ Yaa, Nuguyeo? Kheumanhae!” Serunya sambil mencoba melepas tanganku. “ Young-Hee ah, jangan dulu.” Pintaku itu. Aku langsung menaruh 100 surat cinta yang sudah kubuat disebelahnya. “ Buka matamu.” pintaku. Saat dia membuka matanya, kulihat dia hampir menangis melihat semua ini. “ Kau tahu, hari apa ini?” Tanyaku. “ Aniyo oppa” “ Ini hari keseratus kita pacaran.” Jawabku sambil memasangkan cincin di jari manisnya. “ Yaa! Kau menghitungnya?” Tanya Young Hee. “ Tentu saja. Susah payah aku mendapatkanmu.” “ Hmm, gomawo oppa. Jeongmal gomawo” Ucapnya. “ Kau tahu, tanganku sampai sekarang masih sakit karena menulis 100 surat cinta. Dan juga, aku sudah mengurangi beberapa durinya agar kau tidak terluka.” Seruku. “ Ah, kau berlebihan.” “ Jjinja? Aku hanya ingin melindungimu.” “ Tapi ini berlebihan.” “ Hmm, yasudahlah. Kau suka?” “ Tentu saja aku suka oppa. Neomu neomu joha” “ Yasudah, ayo kita pulang.” Seruku. “ Yaa! Aku menunggumu hampir 1 jam, dan kau langsung menyuruhku pulang?!” “ Apa kau mau menahan malu disini. Hampir semua orang melihat kita?” seruku lagi. “ Siapa suruh kau melakukannya?” “ Sudahlah, ayo ikut aku pulang.” Seruku sambil menyeretnya pulang. Sesampainya di tempat parkir, aku langsung memasukkan 100 surat cintanya kedalam jok belakang mobil. Dia hanya diam melihatku memasukkannya kedalam jok belakang mobil. Saat dia ingin masuk ke mobil, aku menahannya. “ Changkaman.” Seruku. Setelah itu, aku berlari keseberang jalan dan naik kesebuah panggung kecil yang sudah kupersiapkan sebelumnya dan duduk disebuah bangku yang ada diatas panggung. Lalu aku meraih gitar yang ada dan mulai bernyanyi.. “ KANG YOUNG-HEE, SARANGHAE” Seruku lantang setelah aku selesai menyanyi. Setelah itu, aku berlari kearahnya, dan langsung mencium bibirnya sambil menutup mataku.. Setelah itu, aku menyuruhnya masuk kedalam mobil. “ Ah, Hp-ku ketinggalan.” Seruku. Aku langsung kembali ke panggung tadi untuk mengambil Hp-ku. Diapun keluar mobil untuk melihatku. Setelah aku mengambil Hp-ku, aku melihat ke kanan dan kiri untuk memastikan jalan sudah sepi sehingga aku bisa menyeberang. Namun, sebuah sepeda motor melaju kencang saat aku menyeberang dan menabraknya hingga aku terjatuh. Setelah itu, aku melihat Young Hee berlari kearahku. “ Yyoung Hhhee-ah, ssaranghhaee..” seruku lirih. Setelah itu pandanganku menjadi gelap dan aku tidak sadarkan diri. *flashback end* Aku ingat semua sekarang. Dia tidak bohong, kita memang berpacaran 100 hari. “ Young Hee-ah...” saat aku ingin melanjutkan ucapanku, aku melihat Young Hee hampir tenggelam dan berusaha meminta tolong padaku. To Be Continue.... 라벨: Fan Fiction, Romance, Super Junior, Yesung |